Suara.com - Pakar epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia, Pandu Riono menyebut liburan di tengah pandemi Covid-19 tidak membahayakan. Mengingat kegiatan bepergian untuk liburan disebutnya membuat bahagia.
Namun pernyataan itu dilontarkan Pandu sebagai sindiran. Sebab tidak hanya masyarakat yang senang liburan, tetapi virus corona juga bahagia bisa menularkan ke banyak orang.
Diketahui pemerintah telah memberikan libur panjang dengan kebijakan cuti bersama pada 28-30 Oktober 2020. Masa libur semakin panjang karena dibarengi dengan tanggal merah 29 Oktober dan akhir pekan.
"Nggak bahaya, semua bahagia. Pertama, orang bisa jalan-jalan, kemudian virus bisa bahagia bisa menularkan pada orang lain," kata Pandu saat dihubungi, Kamis (29/10/2020).
Kendati demikian, bahaya tetap saja akan muncul begitu liburan selesai. Penularan corona baru akan ketahuan meningkat setelah satu atau dua pekan begitu liburan berakhir.
"Nanti baru ada yang terinfeksi, bergejala, masuk rumah sakit, nah itu baru bahayanya," jelasnya.
"Kalau kita bilang liburan berbahaya kasihan, mereka nggak bahagia nanti. Biar mereka berbahagia dulu, nanti bersedih-sedih kemudian," tambahnya.
Bukan tanpa sebab, Pandu menyebut kejadian kemunculan klaster libur panjang sudah pernah terjadi sebelumnya saat bulan Agustus lalu. Oleh karena itu, ia menyebut dampak liburan akan terasa terhadap peningkatan penyebaran virus corona di Indonesia.
"Bahayanya kan nanti kaya Jakarta pengetatan kedua atau di 9 provinsi meningkat," pungkasnya.
Baca Juga: Pemda Wonogiri Izinkan Warga Gelar Pesta Pernikahan Plus Hiburan, Tapi...
Berita Terkait
-
Kadar Gula Tinggi dan Saturasi Oksigen Anjlok, Ivan Gunawan Merasa Ajal Sudah Dekat
-
Skandal Raffi Ahmad Sang Utusan Khusus Presiden: Digugat ke Pengadilan saat Pandemi Covid-19
-
Sebut WHO Rancang Pandemi Baru, Epidemiolog UI Tepis Ucapan Dharma Pongrekun: Itu Omong Kosong
-
Dharma Pongrekun Sebut Penyebab Tanah Abang Sepi Akibat Pandemi Covid-19
-
Kawal Masyarakat Indonesia Selama Pandemi Covid-19, 10 Tahun Jokowi Catat Kemajuan Pesat Bidang Telemedicine
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
Soal Larangan Rangkap Jabatan, Publik Minta Aturan Serupa Berlaku untuk TNI hingga KPK
-
FPI Gelar Reuni 212 di Monas, Habib Rizieq Shihab Dijadwalkan Hadir
-
Studi INDEF: Netizen Dukung Putusan MK soal Larangan Rangkap Jabatan, Sinyal Publik Sudah Jenuh?
-
FPI Siap Gelar Reuni 212, Sebut Bakal Undang Presiden Prabowo hingga Anies Baswedan
-
Sekjen PDIP Hasto Lari Pagi di Pekanbaru, Tekankan Pentingnya Kesehatan dan Semangati Anak Muda
-
Menag Klaim Kesejahteraan Guru Melesat, Peserta PPG Naik 700 Persen di 2025
-
Menteri PPPA: Cegah Bullying Bukan Tugas Sekolah Saja, Keluarga Harus Turut Bergerak
-
Menteri Dikdasmen Targetkan Permen Antibullying Rampung Akhir 2025, Berlaku di Sekolah Mulai 2026
-
Polisi Tangkap Dua Pengedar Sabu di Bekasi, Simpan Paket 1 Kg dalam Bungkus Teh
-
Mendikdasmen Abdul Muti: Banyak Teman Bikin Anak Lebih Aman di Sekolah