Suara.com - Hasil investigasi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia menyebut nama seorang militer setempat sebagai terduga pembunuh Pendeta Yeremia Zanambani (68) di kandang babi, Distrik Hitadipa, Intan Jaya, Papua, pada 19 September 2020.
Tetapi Tim Gabungan Pencari Fakta yang dibentuk Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD sejauh ini tidak pernah menyebut nama orang. Menurut penjelasan Ketua TGPF Benny Mamoto, "TGPF tidak menyebut nama orang yang diduga pelaku karena itu kewenangan penyidik dan harus didukung dua alat bukti."
Semua temuan hasil investigasi yang dilakukan TGPF sedang dilakukan penyelidikan dan penyidikan. Itu sebabnya, TGPF tidak gegabah mengumumkan informasi.
TGPF telah meminta keterangan para saksi dari keluarga ataupun tokoh agama serta masyarakat di Sugapa dan Jayapura.
TGPF, kata dia, memiliki pendekatan yang berbeda dengan tim investigasi lainnya, yakni adanya sesi wawancara dengan aparat TNI dan Polri, termasuk penyidik.
"Wajar kalau hasil kami lebih lengkap dan komprehensif. Data kami dari sumber data primer dan sekunder. Hasil kami sudah disampaikan ke menkopolhukam dan beliau sudah sampaikan ke panglima TNI, kapolri, mendagri untuk ditindaklanjuti."
Sebelumnya, Komnas HAM menyampaikan temuan mereka dan mengerucut ke satu nama terduga pelaku, seorang militer.
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengungkapkan Pendeta Yeremia Zanambani disiksa sebelum ditembak dari jarak dekat ketika sedang memberi makan babi.
Baca Juga: Gedung Sekolah Dipakai TNI Jadi Markas, Ratusan Anak Papua Tak Bisa Belajar
Berita Terkait
-
Melawan Kriminalisasi PT Position: JATAM Minta Komnas HAM Bela 11 Masyarakat Adat Maba Sangaji
-
TNI Nyatakan Terbuka Bekerja Sama dengan Tim Investigasi Kerusuhan Agustus
-
Enam Lembaga HAM Bentuk Tim Investigasi Kerusuhan, Tegaskan Suara Korban Tak Boleh Terhapus
-
Tim Pencari Fakta Dibentuk: LNHAM Siap Bongkar Borok Kekerasan Aparat di Kerusuhan Agustus
-
Inisiatif Ungkap Fakta Kerusuhan Agustus; 6 Lembaga HAM 'Gerak Duluan', Bentuk Tim Independen
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Merasa Terlindungi, Barang Pemberian Kapolda Herry Heryawan Bikin Penyandang Tunarungu Ini Terharu
-
Kolaborasi Bareng DPRD DKI, Pramono Resmikan Taman Bugar Jakbar
-
Menteri Hukum Ultimatum PPP: Selesaikan Masalah Internal atau AD/ART Jadi Penentu
-
Satu Bulan Tragedi Affan Kurniawan: Lilin Menyala, Tuntutan Menggema di Benhil!
-
Polemik Relokasi Pedagang Pasar Burung Barito, DPRD DKI Surati Gubernur Pramono Anung
-
Siapa Ketum PPP yang Sah? Pemerintah akan Tentukan Pemenangnya
-
KPAI Minta Polri Terapkan Keadilan Restoratif untuk 13 Anak Tersangka Demonstrasi
-
Program Magang Fresh Graduate Berbayar Dibuka 15 Oktober, Bagaimana Cara Mendaftarnya?
-
DPR RI Kajian Mendalam Putusan MK soal Tapera, Kepesertaan Buruh Kini Sukarela
-
Setelah Kasih Nilai Merah, ICW Tagih Aksi Nyata dari Pemerintah dan Aparat Penegak Hukum