Suara.com - Pemimpin oposisi Partai Rakyat Republik (CHP), Kemal Klçdarolu dikecam setelahh menantang Presiden Erdogan untuk membakar tas Hermes milik ibu negara.
"Seorang politisi harus berbicara dengan seorang politisi. Pernyataan Kemal Klçdarolu tentang Ibu Negara sama sekali tidak pantas. Kami sangat mengutuknya. Kekerasan verbal adalah bagian penting dari kekerasan terhadap perempuan," kata juru bicara Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) Ömer Çelik disadur dari Duvar English, Selasa (3/11/2020).
"Gaya politik atas keluarga dan perempuan adalah kekerasan langsung, tidak hormat dan perlu dikutuk," tambah Çelik.
Sebelumnya pada 27 Oktober, Klçdarolu menantang Presiden Recep Tayyip Erdoan untuk membakar tas Hermes milik ibu negara di taman istana kepresidenan menyusul seruan untuk memboikot produk buatan Prancis.
Klçdarolu mengatakan bahwa orang-orang sudah tidak dapat membeli barang-barang Prancis karena kejatuhan ekonomi negara itu.
"Bisakah warga membeli barang Prancis? Sosialita istana presiden dapat melaksanakan boikot tersebut. Mereka memiliki pesawat buatan Prancis, segera jual," kata Klçdarolu kepada anggota partainya.
"Nyonya Emine memiliki tas (Hermes). Dia harus membakarnya di taman istana presiden dan berkata, 'Saya protes (Prancis),'" seru Klçdarolu.
Tas tangan Hermes milik ibu negara Emine Erdoan menjadi kontroversi karena harganya 50.000 dolar (Rp 725 juta) dan menggunakannya pada tahun 2019.
Menyusul seruan Presiden Erdogan untuk memboikot barang-barang Prancis, tas Hermes tersebut menjadi trending topic di Twitter pada 26 Oktober.
Baca Juga: Gempa Dahsyat Turki, Korban Tewas Bertambah Jadi 94 Orang
Sehari kemudian, Erdoan menanggapi panggilan Klçdarolu pada istrinya, bertanya, "Kamu politisi macam apa?"
"Pak Kemal mengatakan beberapa patah kata tentang istri saya kemarin. Jika Anda punya nyali, bicarakan tentang saya. Jika Anda seorang politikus, bicarakan saya," kata Erdogan kepada anggota AKP di parlemen pada 28 Oktober tersebut.
"Jika Anda mencari tas untuk dibakar, Anda dan teman Anda punya banyak," tegas Erdogan.
Presiden Erdogan juga menanggapi tanggapan Klçdarolu atas pesawat buatan Prancis dengan bertanya, "Apa hubungannya?"
"Airbus adalah produk strategis. Mereka tidak hanya dibuat oleh Prancis, Anda juga menyedihkan," ujar Erdogan.
Presiden Erdogan menyerukan boikot atas produk buatan Prancis menyusul pernyataan Emmanuel Macron yang mendukung penerbitan kembali karikatur Nabi Muhammad.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Banjir Rob Rendam Jalan Depan JIS, Petugas Gabungan Lakukan Penanganan Ini
-
Nadiem Calon Tersangka Korupsi Google Cloud di KPK, Kuasa Hukum Membantah
-
Kementan Targetkan Indonesia Mandiri Vaksin Hewan, Fasilitas di Surabaya Akan Ditingkatkan
-
KPK Akhirnya Ambil Alih Kasus Korupsi Petral dari Kejagung, Apa Alasannya?
-
KPK Selidiki Korupsi Google Cloud, Kuasa Hukum Bantah Nadiem Makarim Terlibat
-
Kemenpar Dukung Pesta Diskon Nasional 2025: Potongan Harga 20-80 Persen!
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG