Suara.com - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Ukhuwah Islamiyah Marsudi Syuhud mengatakan kekerasan terhadap penghina Nabi Muhammad SAW yang terjadi di Eropa dan negara-negara Barat sejatinya seperti bumerang bagi umat Muslim sendiri.
"Selama ini Muslim kerap digeneralisasi sebagai teroris dan ekstremis, dan ketika kekerasan itu terjadi, maka wacana Islamofobia semakin menguat," ujar Marsudi, Jumat (6/11/2020).
Pernyataan Marsudi merespons provokasi majalah satir Charlie Hebdo dan reaksi kekerasan oknum Muslim di Prancis.
Hal tersebut sebagaimana terjadi pada Sammeul Paty, guru yang dipenggal ekstremis asal Chechnya, Abdoullakh Anzorov (18), sehingga umat Islam terpancing dalam provokasi kalangan anti-Islam.
Dia pun mengibaratkannya seperti kepiting yang dipancing ke penggorengan.
"Umat Islam seperti dibikin cerita memancing kepiting. Pakai batu diikat di bambu, kemudian kepitingnya dipukul-pukul pakai batu, kemudian kepiting itu mencapit batu keras-keras, setelah itu ditarik ke atas dan masuk ke penggorengan, itulah rezeki yang memancing," tutur dia.
Menurut Marsudi, umat Muslim terutama di negara Barat kerap sekali dibikin seperti kepiting.
Ini dikarenakan umat muslim disebut kerap dipancing emosinya dengan berbagai cara, termasuk karikatur Nabi Muhammad sehingga memunculkan kemarahan umat muslim bahkan sampai menggunakan tindakan kekerasan.
"Sayangnya, Barat menjamin kebebasan berpendapat namun tidak menghendaki adanya kekerasan. Bila kekerasan itu terjadi, maka nasib Muslim seperti kepiting yang masuk ke penggorengan dan disantap habis pemancingnya," kata Marsudi.
Baca Juga: Berkop Negara, Kades Jayanti Keluarkan Instruksi Tak Jual Produk Prancis
Tak hanya itu, Marsudi menyebut Muslim di Eropa maupun Amerika memang menghadapi masalah berlapis.
Satu sisi mereka dihadapkan pada kondisi minoritas, di sisi lain mereka terus ditekan dengan wacana-wacana Islamofobia.
"Saat mereka melawan dengan kekerasan, catatan Islamofobia itu semakin menguat," tutur dia.
Selain itu, Marsudi mengatakan penggunaan cara freedom of speech sebagai cara membalas dan sekaligus akan menunjukkan ke dunia bahwa cara yang ditempuh Muslim lebih berbobot dan variatif, tidak berupa kekerasan atau boikot produk.
"Ketika tidak begini, ini tidak akan selesai, karena perbedaan hukum dan pandangan dan model teori ini pula yang digunakan untuk dunia Islam kocar-kacir sementara freedom of speech terus digunakan," ucap Marsudi.
Karena itu, ia mengajak kedepan, umat Islam jangan lagi terjebak pada lubang yang sama dalam merepons kebebasan berpendapat.
Berita Terkait
-
Polisi Imbau Warga Jawa Barat Tak Sweeping Produk Prancis
-
Berkop Negara, Kades Jayanti Keluarkan Instruksi Tak Jual Produk Prancis
-
Massa di Medan Demo Kecam Macron Siang Ini, Polisi Disiagakan
-
Ada Demo Bela Nabi Lagi, Kedubes Prancis Dijaga 1.000 Aparat Gabungan
-
Ikut Boikot Produk Prancis, Pria Beli Air Mineral Lalu Dilempar ke Sampah
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Makin Ngeri! Terbongkar Modus Baru Peredaran Miras COD: Diantar Pengedar ke Pemesannya
-
Bus Rombongan FKK Terguling di Tol Pemalang, 4 Orang Tewas!
-
3 Fakta Kereta Purwojaya Anjlok di Bekasi, Jalur Terblokir Sejumlah KA Terdampak
-
Bukan Cuma Mesin EDC, KPK Kini Juga Bidik Korupsi Alat Pengukur Stok BBM di Kasus Digitalisasi SPBU
-
Kerajaan Thailand Berduka: Ratu Sirikit Meninggal Dunia di Usia 93 Tahun karena Komplikasi Penyakit
-
Tragis! Mulut Asem Mau Nyebat, Pegawai Warkop di Kebon Jeruk Tewas Tersetrum Listrik
-
PDIP Gaungkan Amanat Bung Karno Jelang Sumpah Pemuda: Indonesia Lahir dari Lautan, Bukan Tembok Baja
-
Heboh Polisi di Bali Terlibat Perdagangan Orang Modus Rekrut Calon ABK, Begini Perannya!
-
Umrah Mandiri: Kabar Baik atau Ancaman? Ini Kata Wamenhaj Soal Regulasi Baru
-
Sempat Digigit Anjing, Mayat Bayi di Bukittinggi Tewas Termutilasi: Tubuh Terpotong 3 Bagian!