Suara.com - Komisioner KPU RI, Pramono Ubaid Tanthowi menyebut kalau Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada Serentak 2020 bisa digelar meski di tengah kondisi pandemi Covid-19. Akan tetapi ia tidak menampik kalau dalam praktiknya cukup sulit dan memakan biaya lebih mahal dibanding kondisi normal.
"Kalau pertanyaannya apakah pemilu atau pilkada bisa dilaksanakan di tengah pandemi, maka tentu bisa, tapi akan lebih rumit dan mahal," kata Pramono dalam Webinar Pilkada Aman dan Bersih, Senin (9/11/2020).
Pramono memberikan contoh pada Pemilihan Presiden Amerika Serikat yang digelar beberapa waktu lalu. Meski belum mencapai hasil final, Pramono melihat beberapa kelebihan yang terlihat pada penyelenggaraan Pilpres AS tersebut.
Semisal melihat tingkat partisipasi pemilih yang ternyata melampaui jumlah tingkat partisipasi pada Pilpres sebelumnya. Padahal, kata dia, Amerika merupakan negara yang penyebaran Covid-19 paling tinggi.
"Padahal kita tahu Amerika adalah negara dengan penyebaran Covid-19 tertinggi dengan korban meninggal dunia paling tinggi di seluruh dunia, tapi antusiasme publik malah meningkat," tuturnya.
Tak hanya Amerika Serikat, Pramono juga menyebut tingkat partisipasi pemilih di beberapa negara juga sama-sama meningkat.
Mengenai biaya yang lebih mahal, Pramono mengatakan jumlah anggaran penyelenggaraan Pilkada Serentak 2020 tidak cukup kalau menggunakan dana hibah di daerah masing-masing.
Pasalnya, Pilkada Serentak harus menambahkan kebutuhan untuk protokol kesehatan yang semula tidak dianggarkan.
"Sehingga ada kebutuhan tambahan anggaran yang dipenuhi melalui skema APBN," tandasnya.
Baca Juga: KPK Bidik Dugaan Korupsi Para Peserta Pilkada Serentak 2020
Berita Terkait
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Harga Emas Naik Berturut-turut! Antam Tembus Rp 2,399 Juta di Pegadaian, Rekor Tertinggi
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
Terkini
-
Forum Debat Mahasiswa Semarang: Suarakan Kebijakan Publik dan Masa Depan Indonesia
-
Kuasa Hukum Beberkan Alasan: Penetapan Nadiem Makarim Sebagai Tersangka Dinilai Cacat Hukum
-
Dua Sekolah Internasional di Tangerang Selatan Dapat Teror Bom, Saat Dicek Ternyata Nihil
-
Tebuireng Disebut Jadi Contoh Bangunan Pesantren Ideal oleh Menteri PU
-
Biaya Hanya Rp 75 Ribu, Ini Daftar Lokasi SIM Keliling DKI Jakarta Hari Ini
-
Kementerian PU Akan Mulai Bangun Ulang Ponpes Al Khoziny yang Ambruk, Berapa Perkiraan Biayanya?
-
Anggaran Dipangkas Rp 15 Triliun, Gubernur DKI Siapkan Obligasi Daerah, Menkeu Beri Lampu Hijau
-
Dicecar KPK Soal Kuota Haji, Eks Petinggi Amphuri 'Lempar Bola' Panas ke Mantan Menag Yaqut
-
Hotman 'Skakmat' Kejagung: Ahli Hukum Ungkap Cacat Fatal Prosedur Penetapan Tersangka
-
4 Fakta Korupsi Haji: Kuota 'Haram' Petugas Hingga Jual Beli 'Tiket Eksekutif'