Suara.com - Anggota DPR RI Fadli Zon terlibat adu argumen dengan politisi Partai Demokrat Rachland Nashidik di media sosial Twitter. Keduanya berdebat usai kemenangan Joe Biden di Pemilu Amerika Serikat.
Awalnya, Fadli Zon melalui akun Twitter miliknya @fadlizon meminta agar Biden tidak ikut campur urusan HAM di Indonesia, salah satunya terkait isu Papua mapun politik domestik terkait HAM.
Pernyataan tersebut ditentang oleh Rachland. Rachland menyebut konsep 'campur tangan' tersebut terbelakang.
"Pak @fadlizon, konsep 'campur tangan' itu terbelakang. Ada norma baru (2005) di dalam hubungan internasional, yaitu Responsibility to Protect (RtP)," kata Rachland seperti dikutip Suara.com, Selasa (10/11/2020).
Menurut Rachland, dengan adanya responsibility to protect tersebut, semua negara PBB wajib melakukan pencegahan dan bereaksi atas empat kejahatan internasional terhadap HAM di negara manapun itu terjadi.
Sanggahan dari Rachland langsung direspons oleh Fadli. Menurut Fadli, dalam 'campur tangan' tersebut seringkali muncul kepentingan polisik subyektif, oleh karenanya harus dihindari.
Ia juga mengambil contoh kasus pada Palestina, Rohingya hingga Uighur.
"Kemasannya berbeda, rasanya sama saja. Kalau untuk melindungi kemanusiaan dan keadilan tentu bagus. Tapi seringkali praktiknya jadi kepentingan politik subyektif. Ada standar ganda. Lihatlah apa yang terjadi pada orang-orang palestina, Rohingya, Uighur dan seterusnya," tuturnya.
Pernyataan Rachlan kembali didebat oleh Rachland. Rachland berargumen keberadaan RtP justru menjadi peluang untuk mengkritisi sikap PBB terhadap Palestina.
Ia menegaskan, konsep RtP tidak bermasalah sehingga anjuran Fadli Zon agar Biden tidak ikut campur tersebut tidak tepat.
"Kita di sini bicara konsep 'campur tangan'. Poin saya, konsep yang mengutamakan integritas teritorial dari humanity itu sudah dilikuidasi oleh RtP. Bahwa pengalamannya tak konsekuen, konsepnya tak jadi salah. Justru RtP bisa dipakai untuk mengkritisi sikap PBB pada Palestina," ungkap Rachland.
Untuk diketahui, Joe Biden memenangkan Pemilu Amerika 2020 mengalahkan Presiden Donald Trump dalam Pilpres AS. Joe Biden menjadi presiden Amerika Serikat ke-46.
Total suara elektor yang diraih Joe Biden tembus 270 setelah menang di Pennsylvania. Menurut peta AP pada Sabtu 7 November 2020 atau Minggu pagi waktu Jakart, Joe Biden meraih 284. Sedangkan Trump mendapatkan 214 suara.
Kemenangan Joe Biden dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat 2020, diprediksi bakal membawa angin segar bagi dunia, termasuk perekonomian Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, yang paling penting dari terpilihnya Joe Biden adalah bisa memberikan rasa kepastian dan stabilitas kawasan politik yang selama ini selalu diganggu oleh Donald Trump.
Berita Terkait
-
Joe Biden Menang, Menko Airlangga: Bisa Jamin Stabilitas China - AS
-
Perjalanan Joe Biden Jadi Presiden AS, Penuh Lika-Liku
-
Ngaku Pernah Bantu, Tapi Mahfud MD Ogah Jawab Ditantang Jemput Rizieq Besok
-
Joe Biden Menang, Upaya Legal Trump Dimulai Hari Ini
-
Cerita WhatsApp Mahfud MD Tak Dibalas Habib Rizieq, Padahal Sudah Mau Bantu
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Skandal Rp 285 Triliun: Anak Riza Chalid Diduga Kantongi Rp3,07 T dari Korupsi Minyak
-
Jurnalis Myanmar Dorong Pembentukan Dewan Pers ASEAN, Perkuat Solidaritas Kebebasan Pers
-
Kabinet Prabowo Copy Paste Era Bung Karno, Ikrar Nusa Bhakti: Pemborosan di Tengah Ekonomi Sulit
-
Seleksi Pejabat BPJS Tak Sekadar Rotasi Jabatan, Pansel Cari Pemimpin yang Bisa Reformasi JKN
-
Ikon Baru Jakarta! 'Jembatan Donat' Dukuh Atas Dibangun Tanpa Duit APBD, Kapan Jadinya?
-
Proyek Galian Bikin Koridor 13 'Lumpuh', Transjakarta Kerahkan Puluhan Bus Tambahan
-
Larang Perdagangan Daging Anjing dan Kucing, Gubernur Pramono Siapkan Pergub dalam Sebulan
-
BNI Dukung BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Layanan Jaminan Sosial lewat BNIdirect Cash
-
'Auditnya Menyusul Belakangan,' Serangan Balik Kubu Nadiem Usai Kalah di Praperadilan
-
Percepat Pembangunan Papua, Mendagri Tekankan Pentingnya Sinkronisasi Program Pusat dan Daerah