Suara.com - Seorang pria di negara bagian Uttar Pradesh, India, ditangkap oleh pihak berwajib setelah gagal menuliskan kata polisi dengan
Menyadur Gulf News, seorang pria bernama Ram Pratap Singh di negara bagian Uttar Pradesh, India, menculik seorang bocah lelaki berusia delapan tahun dan kemudian membunuhnya.
Pada 7 September, polisi UP berhasil menangkap Singh, yang menculik bocah itu dari rumah neneknya pada 26 Oktober.
Pelaku mengirim pesan ke ayah bocah itu, menggunakan telepon curian, meminta uang tebusan 2 lakh rupee(Rp 200 juta) untuk pembebasannya.
Dalam pesan tersebut, dia menulis dalam bahasa Hindi yang berbunyi: "Do lakh Rupay Seeta-Pur lekar pahuchiye. Pulish ko nahi batana nahi to hatya kar denge (Jangkau Sitapur dengan Rs2 lakh. Jangan beri tahu pulish atau saya akan membunuh putra Anda)."
Keluarga bocah itu kemudian melapor ke kantor polisi dan mengajukan pengaduan atas hilangnya anak mereka dan polisi langsung bertindak.
"Kami membentuk tim untuk melacaknya. Kami menghubungi kembali nomor ponsel. Tapi, telepon dimatikan. Bagian pengawasan cyber melacaknya, dan kami menahan seseorang yang namanya sesuai dengan kartu SIM. Tapi, dia bilang teleponnya telah dicuri."
Berdasarkan rekaman CCTV dan petunjuk, polisi Uttar Pradesh menangkap 10 pria yang diduga menculik dan membunuh seorang anak.
Untuk mengetahui pelakunya, polisi meminta semua tersangka untuk menulis, "Main police main bharti hona chahta hoon. (Saya ingin bergabung dengan polisi)", di secarik kertas.
Baca Juga: Gawat! 126.000 Orang Meninggal Dunia karena Covid-19 di India
Ram Pratap Singh terperangkap dan mengeja polisi sebagai 'pulish' dan Sitapur sebagai 'Seeta-Pur' seperti yang dia lakukan dalam pesannya.
Ram Pratap Singh ditangkap pada hari Sabtu dan kemudian mengaku telah menculik dan membunuh anak itu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Patrick Kluivert Senyum Nih, 3 Sosok Kuat Calon Menpora, Ada Bos Eks Klub Liga 1
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
DPR 'Angkat Tangan', Sarankan Presiden Prabowo Pimpin Langsung Reformasi Polri
-
KPK Tindak Lanjuti Laporan Soal Dugaan Anggaran Ganda dan Konflik Kepentingan Gus Yaqut
-
Usai Serangan Israel, Prabowo Terbang ke Qatar Jalani Misi Solidaritas
-
Kenapa Ustaz Khalid Basalamah Ubah Visa Haji Furoda Jadi Khusus? KPK Dalami Jual Beli Kuota
-
Komisi III DPR Dukung Rencana Prabowo Bentuk Tim Reformasi Polri
-
Greenpeace Murka, Kecam Izin Baru PT Gag Nikel yang Bakal Merusak Raja Ampat
-
Terungkap! Ini yang Dicecar KPK dari Khalid Basalamah dalam Skandal Korupsi Haji
-
Atasi BABS, Pemprov DKI Bangun Septic Tank Komunal dan Pasang Biopal di Permukiman Padat
-
Benarkah Puteri Komarudin Jadi Menpora? Misbakhun: Mudah-mudahan Jadi Berkah
-
Skandal Tol Rp500 Miliar, Kejagung Mulai Usut Perpanjangan Konsesi Ilegal CMNP