Suara.com - Presiden Donald Trump akan mengurangi jumlah pasukan militer Amerika Serikat di Afghanistan dan Irak sebelum ia digantikan oleh Joe Biden yang kemudian membuat dunia khawatir.
Menyadur Sky News, Rabu (18/11/2020) penjabat Kementerian Pertahanan Christopher Miller mengatakan jumlah tentara AS di Afghanistan akan dikurangi dari 4.500 personel menjadi 2.500 personel pada saat Donald Trump meninggalkan jabatannya awal tahun depan.
Amerika Serikat juga akan mengurangi jumlah pasukan militernya di Irak dari sekitar 3.000 personel menjadi 2.500 personel.
Pengurangan jumlah pasukan tersebut diharapkan akan selesai lima hari sebelum Joe Biden mengambil alih sebagai presiden AS pada 20 Januari.
Rencana itu muncul meski ada argumen dari pejabat militer senior yang mendukung penarikan yang lebih lambat, terutama di Afghanistan.
Penarikan tersebut juga berhenti sebelum penarikan penuh yang mungkin dibayangkan Trump ketika berjanji untuk mengakhiri perang selamanya dan membawa pulang pasukan.
Pasukan AS telah berada di Afghanistan sejak Oktober 2001 dan ada kekhawatiran bahwa Taliban masih terlibat dalam serangan terhadap tentara pemerintah Afghanistan.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg memperingatkan pada hari Senin bahwa penarikan dini pasukan AS dari Afghanistan dapat membuat negara itu berisiko kembali menjadi "platform bagi teroris internasional untuk merencanakan dan mengatur serangan".
Stoltenberg mengungkapkan kekhawatiran bahwa ISIS dapat kembali membangun kekhalifahan teror yang hilang di Suriah dan Irak.
Baca Juga: Diduga Terpengaruh Narkoba, Seorang Pria Tabrak Toko dalam Keadaan Bugil
Sebelumnya pada November, puluhan orang tewas ketika sekelompok bersenjata menyerang Universitas Kabul. Itu adalah serangan kedua terhadap sebuah institusi pendidikan di ibukota hanya dalam waktu seminggu dan keduanya diklaim oleh ISIS.
Pemimpin mayoritas Senat AS Mitch McConnell juga menyuarakan keprihatinan tentang pengurangan jumlah pasukan, dengan mengatakan bahwa "penarikan pasukan AS yang tiba-tiba di Afghanistan atau Irak akan menjadi sebuah kesalahan".
Miller tidak menjawab pertanyaan dari wartawan setelah mengumumkan rencana tersebut tetapi dia mengatakan AS akan tetap siap untuk menanggapi jika kondisi memburuk di kedua negara.
"Jika kekuatan teror, ketidakstabilan, perpecahan dan kebencian memulai kampanye yang disengaja untuk mengganggu upaya kami, kami siap untuk menerapkan kemampuan yang diperlukan untuk menggagalkan mereka." ujar Miller.
Penasihat keamanan nasional Trump Robert O'Brien mengatakan penarikan pasukan tersebut menjadi kebijakan presiden sejak ia menjabat.
"Pada Mei, Presiden Trump berharap (pasukan) semua akan pulang dengan selamat dan secara keseluruhan." jelas Robert.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Dicibir Makin Liar Usai Copot Hijab, Olla Ramlan: Hidup Harus Selalu...
Pilihan
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
-
Kata Media Prancis Soal Debut Calvin Verdonk: Agresivitas Berbuah Kartu
Terkini
-
Adian Napitupulu Minta Kewenangan BAM DPR Ditambah, Biar Bisa Panggil Pejabat Bermasalah
-
"Rampok Uang Negara" Berujung Pemecatan: Mantan Anggota DPRD Gorontalo Bakal Jadi Supir Truk Lagi
-
Dokter Tifa Klaim Punya Data Australia, Sebut Pendidikan Gibran 'Rawan Scam dan Potensial Fake'
-
Kronologi Horor di Kantor Bupati Brebes: Asyik Lomba Layangan, Teras Gedung Tiba-tiba Runtuh
-
Ikut Terganggu, Panglima TNI Jenderal Agus Minta Pengawalnya Tak Pakai Sirine-Strobo di Jalan
-
Anggaran Jumbo Pertahanan RI Rp187,1 Triliun, Panglima TNI: Senjata Canggih Itu Sangat Mahal
-
Bukan Dilarang Total, Kakorlantas Tegaskan Sirene dan Strobo Polisi Tetap Meraung untuk Tugas Ini
-
Akhir Tragis Nasir di Yalimo: Hilang Saat Kerusuhan, Ditemukan Tewas Mengenaskan Penuh Anak Panah
-
Tak Setuju Gaji Anggota DPR Dipotong Gegara Bolos Rapat, Adian PDIP: Nanti Kita Terjebak Absensi
-
Dukung KLHK, NHM Laksanakan Aksi Bersih-bersih Serentak World Cleanup Day 2025 bersama Mitra Lokal