Suara.com - Persepsi publik mengenai kemampuan negara kembali diuji beberapa hari ke depan. Apakah negara lemah, tidak berdaya atau kuat, kata analis politik Rustam Ibrahim.
Sejumlah indikator untuk mengukur kemampuan negara disebutkan oleh Rustam Ibrahim. Pertama, kemampuan menangkap teroris yang melakukan kekerasan disertai pembunuhan terhadap satu keluarga di Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
Kedua, kemampuan memproses hukum persekusi yang dilakukan massa pendukung Habib Rizieq Sihab terhadap ibunda Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD di Pamekasan, Madura.
Ketiga, kemampuan penegah hukum menghadirkan Habib Rizieq ke kantor polisi untuk dimintai keterangan sebagai saksi menyangkut dugaan pelanggaran protokol kesehatan.
Peristiwa demi peristiwa tersebut kini menjadi sorotan secara nasional.
Tindakan persekusi dengan mendatangi rumah ibunda Mahfud MD maupun menghadang demonstrasi menentang kedatangan Habib Rizieq di sejumlah daerah, dinilai Rustam Ibrahim telah menunjukkan standar ganda dalam menggunakan kebebasan menyatakan pendapat di depan umum.
"Di satu pihak menuntut kebebasan, di pihak lain menentang kebebasan orang lain," kata Rustam Ibrahim.
Rustam mengatakan demonstrasi menyatakan pendapat di depan umum adalah hak warga negara, tapi perlu dikawal polisi agar tertib.
Jika ada kelompok lain menghalangi atau menghadang demo, apalagi menggunakan senjata tajam, jangan sekedar dilerai, tapi diproses secara hukum. Bukan hanya anti demokrasi, tetapi juga kriminal, kata Rustam Ibrahim.
Baca Juga: Menerka-nerka Habib Rizieq Mau Datang ke Polda Metro atau Tidak
Tag
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Kasus Korupsi Sritex Resmi Masuk Meja Hijau, Iwan Lukminto Segera Diadili
-
Pesan Mendalam Jelang Putusan Gugatan UU TNI: Apakah MK Bersedia Berdiri Bersama Rakyat?
-
Pemerintah Finalisasi Program Magang Nasional Gaji Setara UMP Ditanggung Negara
-
Korupsi Bansos Beras: Kubu Rudy Tanoesoedibjo Klaim Sebagai Transporter, KPK Beberkan Bukti Baru
-
Polisi Ringkus 53 Tersangka Rusuh Demo Sulsel, Termasuk 11 Anak di Bawah Umur
-
DPR Acungi Jempol, Sebut KPU Bijak Usai Batalkan Aturan Kontroversial
-
Manuver Comeback dari Daerah: PPP Solok 'Sodorkan' Epyardi Asda untuk Kursi Ketua Umum
-
Mengapa Penculik Kacab Bank BUMN Tak Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana? Ini Logika Hukum Polisi
-
PT Gag Nikel di Raja Ampat Kembali Beroperasi, Komisi XII DPR: Tutup Sebelum Cemari Geopark Dunia!
-
KPK Dinilai 'Main Satu Arah', Tim Hukum Rudy Tanoe Tuntut Pembatalan Status Tersangka