Suara.com - Fraksi PSI DPRD Jakarta menentang rencana kenaikan Rencana Kerja Tahunan (RKT) DPRD tahun 2021 menjadi Rp 888 miliar. Sebab, anggaran yang mencakup gaji dan tunjangan anggota dewan itu diajukan di tengah pandemi Covid-19.
Membela diri, kubu DPRD yang setuju mengklaim uang Rp 888 miliar itu tak sepenuhnya masuk kantong anggota DPRD. Bahkan kebanyakan adalah kegiatan yang bersinggungan dengan rakyat dan kenaikan tunjangan hanya sekitar Rp 53 juta.
Menanggapi hal ini, Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah mengatakan, masalah kenaikan RKT termasuk upah anggota DPRD bukanlah masalah jumlah. Ia menyatakan saat ini sangat tidak etis menaikan pendapatan wakil rakyat di tengah situasi sulit masyarakat karena pandemi Covid-19.
"Kita tidak mempersoalkan berapa jumlahnya. Tapi ini masalah konteksnya, sedang pandemi tidak tepat," ujar Trubus saat dikonfirmasi, Jumat (4/12/2020).
Trubus menyebut masyarakat Jakarta sangat terdampak dengan penyebaran Covid-19. Penanganannya untuk memulihkan kondisi sekarang ini perlu anggaran yang besar.
"Tidak hanya persoalan covid yang membutuhkan anggaran besar dalam penanganannya, tetapi juga masyarakat yang terdampak cukup memprihatinkan," jelasnya.
Karena itu, menurutnya saat ini anggaran ibu kota harusnya difokuskan pada penanganan pandemi. Mulai dari kegiatan pengetesan, penelusuran, dan pengobatan, hingga pembagian bantuan sosial bagi warga terdampak.
"Bagaimana menghidupkan pemulihan ekonomi, yang kaitannya daya beli masyarakat dan kegiatan perekonomian," pungkasnya.
Baca Juga: Mencuat Petisi Tolak Kenaikan Gaji dan Tunjangan DPRD DKI Jakarta
Berita Terkait
-
Satgas Covid-19: Angka Positif Corona Tetap Tinggi Jika Warga Tak Taat 3M
-
Jadi Percobaan Sekolah Tatap Muka, 27 Siswa SMKN Jateng Terpapar Covid-19
-
Tak Rekomendasikan Paspor Imunitas, WHO akan Bikin Kartu Vaksin Elektronik
-
Ayah Meninggal karena Covid-19, Seorang Dokter Curhat Minta ke Jokowi Ini
-
Tangani Covid-19, Dokter Yahudi Kaget Lihat Tato Nazi di Tubuh Pasien
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
Terkini
-
Ganggu Masyarakat, Kakorlantas Bekukan Penggunaan Sirene "Tot-tot Wuk-wuk"
-
Angin Segar APBN 2026, Apkasi Lega TKD Bertambah Meski Belum Ideal
-
Digerebek Satpol PP Diduga Sarang Prostitusi, Indekos di Jakbar Bak Hotel: 3 Lantai Diisi 20 Kamar!
-
Usai Siswa Keracunan Massal, DPR Temukan Ribuan SPPG Fiktif: Program MBG Prabowo Memang Bermasalah?
-
RUU Perampasan Aset Mesti Dibahas Hati-hati, Pakar: Jangan untuk Menakut-nakuti Rakyat!
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru