Suara.com - Ketua Komisi Pemilihan Umum Jawa Tengah Yulianto Sudrajat mengungkapkan sejumlah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara yang keberatan mengikuti rapid test Covid-19.
Padahal, tes tersebut menjadi syarat wajib bagi petugas KPPS yang akan menjalankan tugas pada pemilihan kepala daerah 9 Desember 2020 nanti.
Mayoritas petugas KPPS yang keberatan menjalani rapid test berasal dari tingkat pedesaan. Alasan mereka tak mau tes, umumnya karena takut hasilnya reaktif sehingga harus isolasi mandiri.
"Kadang petugas KPPS masih saja ada yang nggak mau dirapid, bisa dipahami yang namanya orang desa kadang takut nanti kalau dirapid terus reaktif, terus diswab akhirnya dia harus isolasi, dia nggak bisa bekerja harian," tutur Yulianto dalam diskusi bertajuk Covid Naik Jelang 9 September, Bagaimana Antisipasinya?, Sabtu (5/12/2020).
KPU kemudian melakukan pendekatan terhadap petugas yang bersikiap demikian dengan melibatkan tim gugus tugas penanganan Covid-19. Awalnya mereka tetap tidak bersedia, tetapi akhirnya mengikuti tes.
Secara nasional, petugas KPPS yang telah menjalani rapid test sudah mencapai 90 persen dan sekarang masih berlangsung hingga empat hari ke depan.
800 petugas KPPS positif
Menurut data KPU Jawa Tengah, sekitar 800 petugas KPPS dari total 308.539 petugas, terkonfirmasi positif Covid-19.
Jumlah tersebut, kata anggota KPU Jawa Tengah M. Taufik, sekitar 0,27 persen dari jumlah total petugas KPPS.
Baca Juga: Pilkada Tinggal 4 Hari, 800 Petugas KPPS Jateng Positif Covid-19
Proses rapid test masih berlangsung hingga sekarang. Sejauh ini rapid test sudah menyentuh 97 persen petugas.
"Hampir selesai, sebagian daerah sudah selesai pada akhir November," katanya.
Sejumlah petugas KPPS di Jawa Tengah sebelumnya menolak rapid test.
Tag
Berita Terkait
-
KPU Pastikan Anggota KPPS Meninggal dan yang Kecelakaan Kerja akan Diberi Santunan
-
KPU: 6 Petugas KPPS Meninggal, 115 Orang Sakit Saat Tugas Pilkada 2024
-
Klaim Telah Beri Santunan, KPU Ungkap Detik-detik Wafatnya Anggota KPPS saat Jaga TPS di Penjaringan
-
Dihadapan DPR, KPU Beberkan Perihal Ratusan Petugas KPPS Meninggal Dunia di Pemilu 2024
-
Petugas Pemilu Meninggal Tembus 108 Orang, Mayoritas Karena Jantungan
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Emak-Emak Nyaris Adu Jotos di CFD, Iron Man Jadi Penyelamat
-
Pemerintah Usulkan Biaya Haji 2026 Turun Rp 1 Juta per Jemaah Dibanding Tahun Lalu
-
Bicara soal Impeachment, Refly Harun: Pertanyaannya Siapa yang Akan Menggantikan Gibran?
-
SETARA Institute: Pemberian Gelar Pahlawan untuk Soeharto Pengkhianatan Reformasi!
-
Whoosh Disorot! KPK Usut Dugaan Korupsi Kereta Cepat, Mark-Up Biaya Terendus?
-
Teka-Teki Penundaan Rakor Sekda Terungkap! Tito Karnavian Beberkan 2 Alasan Utama
-
Di KTT ASEAN, Prabowo Ajak Negara Asia Jaga Persaingan Sehat demi Masa Depan Kawasan
-
Geger Grup WA 'Mas Menteri': Najelaa Shihab Terseret Pusaran Korupsi Chromebook Nadiem
-
Praperadilan Ditolak, Kuasa Hukum Delpedro: Ini Kriminalisasi, Hakim Abaikan Putusan MK
-
Pramono Anung Pastikan Tarif TransJakarta Naik, Janjikan Fasilitas Bakal Ditingkatkan