Suara.com - Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) menyerukan penolakan terhadap pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada Serentak 2020. Hal tersebut dilakukan lantaran pilkada kali ini dianggap hanya bertujuan untuk menguntungkan oligarki.
Koordinator Nasional Jatam Merah Johansyah mengatakan, kalau Pilkada Serentak 2020 hanya sebuah pesta demokrasi buatan. Karena menurutnya pilkada itu hanya dibuat untuk menentukan pemegang omnibus law cipta kerja di daerah.
"Pilkada Serentak 2020 itu adalah pesta demokrasi palsu, sekedar pemilihan operator omnibus law cipta kerja di daerah," kata Merah dalam akun Twitter @jatamnas pada Selasa (8/12/2020).
Merah menyoroti soal realisasi dari omnibus law cipta kerja di mana kewenangan pemerintah daerah ditarik ke pemerintah pusat. Sehingga aktor-aktor penting di balik omnibus law cipta kerja juga terlibat menjadi tim sukses pada pilkada di sejumlah daerah.
Karena itulah, JATAM menyerukan ke publik untuk bisa lebih kritis dan mulai mengambil sikap tegas.
"Kita lanjutkan pembangkangan dengan menolak Pilkada Serentak 2020 yang hanya menguntungkan oligarki."
Berita Terkait
-
Mendagri: Pasien Positif Covid-19 Yang Tak Mau Nyoblos Jangan Dipaksa
-
Pilkada Digelar Besok, Mendagri Pastikan Seluruh Daerah Telah Siap
-
H-1 Pilkada Depok 2020: 10 Janji Kampanye Idris-Imam
-
Cara Mengenali Pemilih Siluman di Pilkada Serentak 2020
-
Pilkada Serentak 2020, Ridwan Kamil: Jangan Lama-lama di TPS
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
-
Gagal di Sea Games 2025, Legenda Timnas Agung Setyabudi Sebut Era Indra Sjafri Telah Berakhir
Terkini
-
Bintang Porno Bonnie Blue Lecehkan Merah Putih, DPR Dorong KBRI di Inggris Sampaikan Keberatan
-
Tembus Jalur Udara, Bantuan 3 Ton Sudah Tiba di Takengon
-
BMKG Ingatkan Potensi Tinggi Gelombang di Pesisir Selatan Indonesia, Apa Penyebabnya?
-
MIND ID Kirim 3 Truk Obat-obatan ke Aceh dan Sumatera untuk Jaga Kesehatan Warga Terdampak Banjir
-
Wamenkumham Bongkar Aturan: Polisi Tak Bisa Asal Jerat Demonstran, Ini Satu-satunya Celah Hukum
-
Modus Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang di Kasus 'Ijon' Proyek, Hapus Jejak Digital
-
Dari Aceh Tamiang, Mendagri Bertolak ke Aceh Timur Serahkan Bantuan
-
Beban Prabowo Menurut Rocky Gerung: Isu Fufufafa Hantui Publik, Audit Ekologi Nasional Mendesak
-
Misteri 'Lulus Sebelum Kuliah' Terbongkar! 7 Fakta Wagub Hellyana Jadi Tersangka Kasus Ijazah Palsu
-
Natalius Pigai Balas Dino Patti Djalal: Kritik Anda ke Menlu Sugiono Isinya Zonk Semua