Suara.com - Komisi III DPR RI menggelar rapat dengar pendapat umum atau RDPU bersama keluarga 6 laskar FPI yang tewas ditembak mati, Kamis (10/12/2020). Fungsi atau tugas Laskar FPI sempat dipertanyakan dalam rapat.
Hal itu dipertanyakan oleh Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Desmond Mahesa selaku pimpinan rapat.
Awalnya, ia mempersilakan perwakilan keluarga korban yang hadir menjelaskan apa itu laskar khusus atau pengawal Habib Rizieq.
Desmond mempertanyakan ada atau tidaknya pelatihan secara khusus yang dijalani oleh laskar FPI tersebut.
Umar, paman korban atas nama Andi Oktiawan, menjelaskan, memang ada laskar yang ditugaskan mengawal Habib Rizieq yang hendak ke luar kota untuk menghadiri pengajian keluarga.
Namun, Umar menjelaskan, laskar ditugaskan bukan untuk berperang. Baginya, laskar khusus itu memang ditugaskan mengawal Rizieq.
"Laskar khusus itu yang ditugaskan oleh Imam (Rizieq)," kata dia.
Umar lantas membantah keponakannya maupun pengawal lain Habib Rizieq memunyai senjata api jenis pistol.
"Laskar ini pejuang Islam, hanya punya hati nurani. Pistol itu harganya berapa, mau beli baju saja pakai nyicil, bagaimana mau punya senpi," kata Umar.
Baca Juga: Habib Rizieq Redam Gejolak Massa FPI: Ada Waktunya Kita Jihad
Desmond merespons dengan mempertanyakan apa fungsi laskar FPI. Sebab, sepengatuhan Desmond, laskar adalah kelompok atau unit untuk berperang.
"Kalau laskar-laskaran ini sama saja zaman laskar perang revolusi, kakek saya juga komandan laskar, tapi tujuannya kemerdekaan. Nah, laskar sendiri sekarang tujuannya apa? Mau mendirikan negara Islam? Itu melanggar konstitusi," tutur Desmond.
Desmond menuturkan, dirinya mempertanyakan hal tersebut karena tak mau persoalan laskar FPI ini terkesan sebagai upaya membubarkan negara.
"Saat Indonesia punya banyak masalah, kok barantem. Memangnya kita mau membubarkan negara ini? Kan tidak. Habib yang saya tahu tidak bubarkan agama kan?" kata dia.
Klaim janggal
Sebelumnya diberitakan, FPI menemukan fakta terbaru terkait kondisi enam jenazah laskar pengawal Habib Rizieq Shihab yang ditembak Polisi, pada Senin (7/12/2020) dini hari kemarin.
Tag
Berita Terkait
-
Habib Rizieq Redam Gejolak Massa FPI: Ada Waktunya Kita Jihad
-
FPI: 6 Pengawal Habib Rizieq Ditembak dari Jarak Dekat
-
Habib Rizieq Bersumpah: Siapa pun yang Terlibat, Kami Bikin Tak Bisa Tidur
-
Habib Rizieq: Kalau Polisi Tak Mengaku, Kami Tak Pernah Tahu Pelakunya
-
Habib Rizieq: Kami Kira yang Menyergap adalah Penjahat Ternyata Polisi
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf