Suara.com - Sejumlah kalangan mengusulkan kepada pemerintah agar membebaskan biaya vaksin Covid-19.
"Karena itu dalam rapat kemarin kita mendorong pemerintah sebetulnya lebih bagus vaksin ini digratiskan. Kalau pun misalnya tidak digratiskan, kita berharap bahwa vaksin itu nanti dibalik 30 persen dan 70 persen. Tujuh puluh persen untuk yang gratis dan kemudian 30 persen untuk yang mandiri. Kalau itu masih masuklah," kata anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay kepada wartawan, Rabu (16/12/2020).
Salah satu pertimbangan kenapa vaksin harus digratiskan karena ada kekhawatiran jika biayanya memberatkan, masyarakat akan menolak disuntik vaksin.
"Nanti kalau misalnya kalau mereka tetap disuruh bayar, dikhawatirkan malah tidak akan mau," kata Saleh.
"Bayangkan saja satu vaksin itu nanti harganya Rp200 ribu, kan dua kali suntik, berarti satu orang bayarnya Rp400 ribu. Kalau Rp400 ribu, misal dalam satu keluarga ada lima orang, berarti menjadi Rp2 juta. Jadi Rp2 juta itu kan besar, itu belum tentu sanggup masyarakat."
Sejak September lalu, ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance Didin S. Damanhuri sudah mendorong pemerintah menyiapkan anggaran agar vaksin nantinya bisa dinikmati gratis untuk semua masyarakat.
“Intinya harus meyakinkan diri sendiri agar ada niat vaksinasi massal, digratiskan semua,” katanya dalam diskusi daring di Jakarta.
Menurut dia, dengan digratiskan kepada 270 juta penduduk Indonesia secara bertahap yang rencananya selama enam bulan, maka kurva penyebaran virus Covid-19 akan menurun drastis dan pemulihan ekonomi bisa masif dilakukan.
Ia memperkirakan jika vaksin Covid-19 sudah ditemukan namun penduduk miskin dan rentan miskin harus membeli vaksin itu meski dengan harga yang disubsidi, dikhawatirkan bisa memunculkan gelombang penularan corona lagi karena mereka mengeluarkan biaya.
Baca Juga: Menteri Erick Thohir: Vaksin Covid-19 Nanti Ada yang Gratis dan Berbayar
Pandemi Covid-19, lanjut dia, berpotensi menimbulkan peningkatan jumlah penduduk miskin yakni sekitar 148 juta terdiri dari 33 juta penduduk miskin ekstrim dan 115 juta penduduk rentan
“Masalahnya adalah apa pemerintah ada prioritas tinggi untuk vaksin ini, menyediakan dana sehingga targetnya adalah vaksinasi massal,” kata Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah akan membayar uang muka sebesar Rp3,3 triliun tahun ini untuk vaksin Covid-19.
Pemerintah, kata dia, juga menganggarkan dana sebesar Rp37 triliun untuk anggaran tahun jamak atau multiyear.
Namun, Menko Airlangga tidak memberikan detail apakah dana tersebut dialokasikan untuk pengadaan vaksin Covid-19 agar bisa dinikmati secara gratis.
Sementara itu, ketika hadir dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI Kamis (27/8) Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan apabila vaksin sudah ditemukan, pemberian vaksin akan dilakukan dengan dua skema yakni subsidi pemerintah dan mandiri.
Menteri BUMN menyebut harga vaksin COVID-19 untuk satu orang sekitar 25-30 dolar AS atau Rp366.500-Rp439.800 (kurs Rp14.660).
“Harga vaksin ini untuk satu orang dua kali suntik kurang lebih harganya 25 dolar sampai 30 dolar AS, tapi ini Bio Farma lagi menghitung ulang,” katanya.
Sementara itu, dalam Rancangan APBN 2021, Kementerian Kesehatan rencananya mendapatkan alokasi sebesar Rp84,3 triliun atau naik dari anggaran tahun ini mencapai Rp78,5 triliun.
Berita Terkait
-
Hanya Sebut Prabowo Subianto untuk Capres 2029, PAN Tinggalkan Gibran?
-
Harap Langkah Didit Diikuti Kader Partai, PAN: Sudah Saatnya Semua Bersatu, Kontestasi Sudah Berlalu
-
Nasib 10.000 Karyawan Sritex di Ujung Tanduk, DPR: Menperin Perlu Turun Tangan
-
PAN Heran MK Putuskan PSU Pilkada Serang: Tak Ada Kecurangan TSM!
-
Kemenangan Paslonnya Dianulir MK, PAN Siap Tarung Kembali di PSU Pilbup Serang
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Teroris Menyusup Lewat Game Online, BNPT Ungkap 13 Anak Direkrut Jadi Simpatisan Jaringan Radikal
-
Menghilang Usai Rumahnya Dijarah, Ahmad Sahroni Muncul, Janji akan Jadi Pribadi yang Berbeda
-
Bikin Melongo! Penampakan 32 Kendaraan Mewah Terkait Kasus Noel saat Dipindahkan KPK ke Rupbasan
-
Ahmad Sahroni Akhirnya Buka Suara! Ferry Irwandi Beberkan Isi Percakapan Telepon!
-
Akal Bulus Kades Kohod di Kasus Pagar Laut: Sulap Lautan Jadi Daratan, Dijual Rp39 M Pakai KTP Warga
-
Makanan Berlendir dan Bau, Ini Kronologi Dugaan Keracunan 21 Siswa SDN 01 Gedong Usai Santap MBG
-
Kronologi Cucu Mahfud MD Keracunan MBG hingga Dirawat 4 Hari di RS: Ini Menyangkut Nyawa!
-
Parah! Bikin Siswa SDN 01 Pasar Rebo Keracunan Massal, Menu MBG Ternyata Bau dan Berlendir!
-
Dua Cucu Mahfud MD Tumbang Keracunan MBG, Satu Dilarikan ke RS 4 Hari
-
Bobby Nasution Viral Suruh Truk Aceh Ganti Pelat BK, DPR Minta Pemerintah Pusat Turun Tangan