Suara.com - Beberapa negara seperti Amerika, Kanada, Uni Emirat Arab, dan Inggris, sudah mulai melakukan vaksinasi COVID-19 sebagai upaya pencegahan spesifik terhadap penularan virus yang merenggut banyak korban.
Indonesia juga sedang mempersiapkan Vaksinasi COVID-19, saat ini Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) sedang mengevaluasi keamanan dan efektivitas vaksin COVID-19 yang tiba di Indonesia beberapa waktu lalu.
dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD, Vaksinolog dan Spesialis Penyakit Dalam, menanggapi dinamika di masyarakat yang sudah tidak sabar menunggu tahapan selanjutnya dari program vaksinasi ini.
“Saya sekarang melihat kecenderungan banyak orang berspekulasi padahal ini masih berproses, Badan POM masih melakukan kajian-kajian dan tidak akan ada vaksinasi apapun sebelum izin dari Badan POM keluar. Ini adalah upaya Pemerintah untuk memastikan, vaksin yang kita gunakan betul-betul aman dan efektif,” terangnya dalam acara Dialog Produktif bertema Vaksin: Fakta dan Hoaks, yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) ditulis Kamis (17/12/2020).
Proses vaksinasi dinilai sebagai upaya pemerintah dalam menangani pandemi.
“Tidak benar, jika virus COVID-19 akan hilang dengan sendirinya, ada jutaan kematian akibat virus ini di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Kita tidak bisa berdiam diri, ekonomi kita terpukul, bekerja juga menjadi sulit. Oleh karena itu perlu ada upaya-upaya ekstra, yaitu protokol kesehatan harus dijalankan secara konsisten, dengan adanya vaksinasi nanti diharapkan akan membantu, karena vaksin memberi proteksi yang bersifat spesifik”, ujar dr Dirga.
Sementara itu, COVID-19 memiliki spektrum gejala yang luas pada penderitanya, mulai dari tidak bergejala sama sekali hingga bergejala berat yang menyebabkan proses identifikasi pasien menjadi semakin sulit.
“Bahkan penelitian menunjukkan bahwa 40% pasien COVID-19 tidak bergejala. Meskipun begitu, penting untuk diketahui, baik bergejala atau tidak, semua pasien
COVID-19 ini bisa menularkannya ke orang lain,” terang dr. Dirga lebih lanjut.
Cherryl Hatumesen, Penyintas COVID-19 membenarkan keterangan dr. Dirga, karena selaku penyintas, ia awalnya tidak merasakan gejala berat sebelum akhirnya melakukan tes swab dan terbukti positif.
Baca Juga: Menkeu Sebut Perlu Teknologi untuk Vaksinasi 180 Juta Penduduk
“Virus COVID-19 ini benar-benar ada, jadi sambil menunggu vaksin nanti, protokol
3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak), harus dijalankan. Selain itu dalam menghadapi COVID-19 memang perlu kedewasaan diri, untuk tidak takut mengakui apabila tertular agar bisa melindungi orang-orang di sekitar kita,” ucapnya.
“Saya mengajak masyarakat untuk tetap menjalankan protokol Kesehatan 3M. Protokol kesehatan ini jangan sampai jadi slogan saja, sampai nanti setelah divaksinasi. Karena setiap upaya pencegahan tidak ada yang sempurna, jadi kita harus betulbetul melakukan semuanya,” dr Dirga menambahkan.
Sebelum pandemi upaya-upaya pencegahan dari penularan penyakit memang diremehkan oleh sebagian masyarakat.
“Sebelum ini kita selalu meremehkan masalah kesehatan karena menganggap diri kuat. Sekarang setelah dirawat karena COVID-19, saya mengikuti dokter paru saya yang menyarankan mengurangi karbohidrat dan memperbanyak protein untuk
meningkatkan imunitas tubuh. Masker selalu saya pakai, hand sanitizer juga tidak pernah lepas. Karena terbukti dengan menjalankan protokol 3M, teman-teman di kantor tidak ada yang tertular dari saya”, ujar Cherryl Hatumesen.
Terkait dengan program vaksinasi yang sedang difinalisasi Pemerintah, dr. Dirga menanggapi,
“Setiap negara punya kebijakan berbeda-beda dalam memprioritaskan warga negara mana yang lebih dulu mendapatkan vaksinasi. Indonesia memprioritaskan tenaga kesehatan terlebih dahulu yang kesehariannya langsung merawat pasien-pasien COVID-19, dan khusus di Indonesia juga, vaksin diberikan kepada penduduk berusia 18-59 tahun. Vaksin diberikan pada orang sehat sebagai upaya pencegahan. Dalam konteks pandemi COVID-19, bagi pasien COVID-19 yang sudah sembuh tidak menjadi sasaran prioritas karena dianggap sudah memiliki kekebalan,” ucapnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              KPK Tangkap Gubernur Riau, PKB 'Gantung' Status Abdul Wahid: Dipecat atau Dibela?
 - 
            
              Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Atasi Food Waste dengan Cara Sehat dan Bermakna
 - 
            
              Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
 - 
            
              Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
 - 
            
              Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting
 - 
            
              BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Komitmen Pemerintah Dalam Program 10 Ribu Hunian Layak Bagi Pekerja
 - 
            
              PLN Resmikan Dua SPKLU Center Pertama di Jakarta untuk Dorong Ekosistem Kendaraan Listrik
 - 
            
              Koalisi Masyarakat Sipil Gugat UU TNI, Tolak Ekspansi Militer ke Ranah Sipil
 - 
            
              KPK Sita Uang Miliaran Rupiah dalam OTT Gubernur Riau Abdul Wahid
 - 
            
              Pramono Pastikan Kampus IKJ Tak Dipindah ke Kota Tua, Fokus Bangun Ekosistem Seni di TIM