Suara.com - Beberapa negara Uni Eropa melarang penerbangan dari Inggris untuk menghentikan penyebaran jenis baru virus corona yang sekarang sudah menyebar di Inggris selatan.
Hari Sabtu, PM Johnson jika varian baru COVID-19 cepat menyebar, dengan kecepatan 70 persen lebih tinggi dibandingkan varian yang ada menyebabkan meningkatnya kasus di London dan Inggris selatan selama beberapa pekan terakhir.
Namun dia menekankan 'tidak ada bukti bahwa varian ini lebih berbahaya atau lebih menimbulkan sakit yang parah' dan juga tidak berpengaruh atas vaksin yang sudah ada sejauh ini.
Jerman yang sekarang menjadi Presiden Uni Eropa juga menyerukan pertemuan darurat hari Senin ini untuk mengkoordinir langkah upaya mengatasi adanya jenis varian baru virus yang bisa mempengaruhi 27 negara anggota Uni Eropa.
Belanda membatalkan penerbangan dari Inggris sampai akhir Desember, sementara Belgia melarang penerbangan selama 24 jam sejak Minggu malam, serta menghentikan perjalanan kereta api dari Inggris termasuk Eurostar.
Austria dan Italia mengatakan akan melarang penerbangan dari Inggris namun belum mengatakan dengan jelas kapan hal tersebut akan mulai diberlakukan.
Menteri Kesehatan Italia, Roberto Speranza mengatakan perintah larangan penerbangan dari Inggris sudah ditandatangani hari Minggu dan membatasi siapa saja yang berada di Inggris selama 14 hari untuk masuk ke Italia.
Larangan penerbangan akan berlaku sampai 6 Januari.
Republik Ceko juga menerapkan pembatasan lebih ketat berkenaan dengan pergerakan orang dari Inggris.
Jaringan kereta kecepatan tinggi Eurostar menghentikan layanan dari London, Brussels dan Amsterdam mulai hari Senin, namun jalur London-Paris masih beroperasi.
Perdana Menteri Belgia, Alexander De Croo hari Minggu mengatakan dia menerbitkan larangan penerbangan selama 24 jam sebagai tindakan berjaga-jaga.
"Ada banyak pertanyaan mengenai mutasi baru ini," katanya sambil menambahkan bahwa dia berharap adanya kejelasan tambahan hari Selasa.
Selain Eropa, Israel juga mengatakan melarang penerbangan dari Inggris, Denmark, dan Afrika Selatan, tiga negara yang melaporkan adanya mutasi baru COVID-19.
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dan lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini
AP
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Mobil Bekas yang Lebih Murah dari Innova dan Fitur Lebih Mewah
Pilihan
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
Terkini
-
Warga Antusias Rayakan Tahun Baru di Bundaran HI Meski Tanpa Kembang Api: yang Penting Jalan-Jalan
-
Transportasi Aceh-Medan Pulih, Mobilitas Warga dan Roda Perekonomian Regional Kembali Bergerak
-
Tersangka Korupsi Pokir Dinsos Lombok Barat Belum Ditahan, Kejari Mataram Beberkan Alasannya
-
Elit PDIP soal Wacana Pilkada Dipilih DPRD: Rakyat Akan Marah, Hak-haknya Diambil
-
Kondisi Terkini Bundaran HI Jelang Malam Tahun Baru 2026, Warga Mulai Merapat
-
Penjualan Terompet Tahun Baru di Asemka Sepi, Pedagang Keluhkan Larangan Kembang Api
-
Prediksi Cuaca Malam Tahun Baru untuk Semua Wilayah di Indonesia
-
Dua Kunci Syahganda Nainggolan Agar Rakyat Kaya dalam 5 Tahun: Upah dan Redistribusi Tanah
-
Diteror Bom Molotov usai Kritik Pemerintah, Ini 7 Fakta Serangan di Rumah DJ Donny
-
Kenapa Penerima Bansos di Kantor Pos Harus Foto Diri dengan KTP dan KK? Ini Penjelasan Dirut PT Pos