Suara.com - Kediaman pimpinan Senat dan DPR Amerika Serikat menjadi sasaran aksi vandalisme, dari coretan, darah hingga kepala babi.
Menyadur Sky News, Minggu (3/1/2021) aksi tersebut terjadi setelah Senat AS menolak kenaikan jumlah bantuan yang diberikan kepada warga AS untuk membantu mereka melewati pandemi Covid-19.
Rumah Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell di Kentucky dan rumah Ketua DPR AS Nancy Pelosi di California dirusak pada akhir pekan.
Rumah McConnell menjadi sasaran vandalisme sekitar pukul 05.00 pagi waktu setempat pada hari Sabtu (2/1). Merek mencorat-coret tembok rumah dengan tulisan: WERES (sic) MY MONEY (Dimana Uang Kami).
Di bagian jendela tergambar MITCH KILLS THE POOR dan ada kata-kata kotor yang dilukis di bawah kotak surat rumah McConnell.
Setelah mengetahui bahwa rumahnya menjadi sasaran, dia menggambarkan aksi vandalisme sebagai amukan yang radikal.
"Saya menghabiskan karier saya untuk memperjuangkan Amandemen Pertama dan membela protes damai." buka McConnel.
"Saya menghargai setiap warga Kentuckian yang telah terlibat dalam proses demokrasi baik mereka setuju atau tidak dengan saya. Ini berbeda. Vandalisme dan politik ketakutan tidak memiliki tempat dalam masyarakat kita." sambungnya.
Di San Francisco, rumah Ketua DPR Nancy Pelosi juga dirusak dengan coretan bergambar grafiti, kepala babi, dan darah palsu.
Baca Juga: Cuma Jualan Indomie di Amerika Serikat, Pria Ini Untung Jutaan
Polisi mengatakan vandalisme itu dilaporkan sekitar pukul 02.00 waktu setempat setelah pergantian Tahun Baru 2021.
Menurut KGO-TV, grafiti di rumah Pelosi beruliskan "$ 2K", "Cancel rent! (Batalkan sewa!)" dan "We want everything (Kami menginginkan segalanya)".
Pada saat malam Tahun Baru, Senat Partai Republik menolak untuk meningkatkan jumlah bantuan finansial dari 600 (Rp 8,5 juta) dolar menjadi 2.000 dolar (Rp 28,4 juta) untuk setiap orang yang berpenghasilan hingga 75.000 dolar (Rp 1 miliar).
Peningkatan tersebut didukung oleh Presiden Donald Trump dan disahkan oleh DPR yang dipimpin oleh Partai Demokrat, tetapi ditolak oleh McConnell di Senat.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Kasus Korupsi Sritex Resmi Masuk Meja Hijau, Iwan Lukminto Segera Diadili
-
Pesan Mendalam Jelang Putusan Gugatan UU TNI: Apakah MK Bersedia Berdiri Bersama Rakyat?
-
Pemerintah Finalisasi Program Magang Nasional Gaji Setara UMP Ditanggung Negara
-
Korupsi Bansos Beras: Kubu Rudy Tanoesoedibjo Klaim Sebagai Transporter, KPK Beberkan Bukti Baru
-
Polisi Ringkus 53 Tersangka Rusuh Demo Sulsel, Termasuk 11 Anak di Bawah Umur
-
DPR Acungi Jempol, Sebut KPU Bijak Usai Batalkan Aturan Kontroversial
-
Manuver Comeback dari Daerah: PPP Solok 'Sodorkan' Epyardi Asda untuk Kursi Ketua Umum
-
Mengapa Penculik Kacab Bank BUMN Tak Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana? Ini Logika Hukum Polisi
-
PT Gag Nikel di Raja Ampat Kembali Beroperasi, Komisi XII DPR: Tutup Sebelum Cemari Geopark Dunia!
-
KPK Dinilai 'Main Satu Arah', Tim Hukum Rudy Tanoe Tuntut Pembatalan Status Tersangka