Suara.com - Sejumlah anggota keluarga penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta - Pontianak yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu datang ke posko JICT, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (14/1/2021), untuk mencari keterangan mengenai perkembangan pencarian korban.
SJ182 jatuh tak lama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta pada Sabtu (9/1/2021) dan hari ini merupakan hari keenam pencarian korban.
Siang ini, Syarif Rafiq (49) dan anggota keluarganya dari Pontianak datang ke posko. Syarif merupakan suami dari korban bernama Panca Widya Nursanti (47).
"Sudah dua hari di Jakarta, masih menunggu (hasil identifikasi). Tapi data-data yang diminta sudah saya berikan," kata dia.
Istri Syarif hari itu seorang diri menumpang SJ182 hendak kembali ke Pontianak sehabis liburan di kampung halaman, Tegal.
Semula, anak bungsu pasangan Syarif dan Widya ingin ikut liburan ke Tegal, tetapi batal.
Menjelang pesawat berangkat ke Pontianak, Widya mengabarkan lewat video call bahwa cuaca Jakarta kurang bagus.
"Jadi saya suruh banyak-banyak baca salawat saja," kata Syarif.
Pencarian lewat udara
Baca Juga: Pengambilan Jenazah Okky Bisma Diwarnai Isak Tangis Keluarga
Pencarian korban dan puing pesawat melalui udara diperluas karena ada kemungkinan terbawa arus laut.
"Begitu juga yang di pantai-pantai kita juga mengoptimalkan oleh potensi - potensi yang ada di pantai baik itu yang ada di pulau-pulau maupun di pulau besar. Kemudian juga kita tetap melaksanakan pencarian di atas permukaan," kata dia.
Dalam operasi pencarian kemarin, salah satu obyek pencarian tersangkut jaring nelayan.
"Artinya bagian-bagian ini juga melayang di air. Jadi tidak semuanya tertanam di dasar laut," kata Rasman.
Tim pencari sudah mengumpulkan sebanyak 141 kantong berisi potongan tubuh manusia, 31 kantong berisi serpihan kecil pesawat, dan 28 kantong serpihan besar pesawat sejak operasi pada Minggu (10/1/2021).
Kotak hitam pesawat juga telah ditemukan dan sekarang sedang dianalisa.
Berita Terkait
-
Wamendagri Ribka Haluk Kawal Langsung Penerbangan Perdana Maskapai Sriwijaya Air ke Wamena
-
Profil Hendry Lie: Kekayaan, Bisnis dan Kasus Hingga Jadi Tersangka Korupsi Timah
-
Skandal Timah! Bos Sriwijaya Air Hendry Lie Dibekuk Kejagung, Berawal dari Singapura
-
Berapa Kekayaan Hendry Lie? Aset Vila Bernilai Puluhan Miliar Disita Kejagung
-
Dari Singapura untuk Perpanjang Paspor, Kejagung Ciduk Tersangka Kasus Timah Hendry Lie di Bandara Soetta
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
Terkini
-
Drone Misterius, Serdadu Diserang: Apa yang Terjadi di Area Tambang Emas Ketapang?
-
Wujudkan Kampung Haji Indonesia, Danantara Akuisisi Hotel Dekat Ka'bah, Ikut Lelang Beli Lahan
-
Banyak Terjebak Praktik Ilegal, KemenPPPA: Korban Kekerasan Seksual Sulit Akses Aborsi Aman
-
Sejarah Baru, Iin Mutmainnah Dilantik Jadi Wali Kota Perempuan Pertama di Jakarta Sejak 2008
-
Yusril Beri 33 Rekomendasi ke 14 Kementerian dan Lembaga, Fokus Tata Kelola Hukum hingga HAM Berat
-
Cerita Polisi Bongkar Kedok Klinik Aborsi di Apartemen Basura Jaktim, Janin Dibuang di Wastafel
-
Telepon Terakhir Anak 9 Tahun: Apa Pemicu Pembunuhan Sadis di Rumah Mewah Cilegon?
-
Pramono Sebut UMP Jakarta 2026 Naik, Janji Jadi Juri Adil Bagi Buruh dan Pengusaha
-
Polda Metro Bongkar Bisnis Aborsi Ilegal Modus Klinik Online: Layani 361 Pasien, Omzet Rp2,6 Miliar
-
Beda dengan SBY saat Tsunami Aceh, Butuh Nyali Besar Presiden Tetapkan Status Bencana Nasional