Suara.com - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti Lukito mengatakan hasil fnal efikasi vaksin CoronaVac buatan Sinovac, China di Indonesia tidak bisa dibadingkan dengan hasil di negara manapun. Termasuk dibandingkan dengan Brasil maupun Turki.
Ia berujar meski dengan vaksin serupa, hasil efikasi di berbagai negara tidak akan sama lantaran beragam faktor atau paremater yang digunakan berbeda.
"Simpulan kami semua bahwa efikasi tidak bisa dibandingkan antara platform berbeda. Efikasi bahkan tidak bisa dibandingkan antara platform yang sama tapi dengan uji klinik di lokasi yang berbeda. Karena banyak parameter yang menentukan, misalnya untuk menentukan uji klinik Sinovac ini," kata Penny dalam rapat kerja di Komisi IX DPR, Kamis (14/1/2021)
Penny menjelaskan paremater berbeda pertama bisa dilihat dari relawan di setiap negara. Ia berujar di indonesia yang paling sedikit ada 1.600 relawan tetapi jumlah itu sudah memenuhi sebagai suatu uji klinis yang valid. Selain jumlah, tingkat risiko dari relawan juga berbeda.
Relawan uji klinis di Brasil, kata Penny, teridiri dari 100 persen yang semuanya tenaga kesehatan.
Sementara relawan di Turki terdiri dari 20 persen tenaga kesehatan dan 80 persen lainnya relawan dari kalangan pekerja-pekerja berisiko seperti sopir taksi dan pelayan publik langsung.
"Sementara Indonesia 100 persen umum, kita tidak ada pembagian intensitas risiko. Saya kira justru hasil di Bandung lebih merepresentasikan masyarakat ssecara umum. Jadi efikasi tidak bisa dibedakan," kata Penny.
Hal yang juga menjadi parameter kedua ialah tingkat pandemi di setiap negara yang berbeda.
Penny berujar, berdasarkan catatan pada intensitas kejadian positif berbeda, di mana di Brasil sekitar 8 juta, di Turki 2,5 juta, dan Indonesua sekitar 800 ribu.
Baca Juga: Hitung-hitungan Efikasi Vaksin Sinovac di Brasil yang Cuma 50,4 Persen
"Kemudian budaya atau cara penegakan prokes juga berbeda. Efikasi itu adalah penurunan dari kejadian positif, kejadian kasus Covid-19 yang dilihat dari presentase dari mana yang divaksinasi dan terinfeksi dibandingkan yang mendapatkan placebo dan terinfeksi," tutur Penny.
"Semakin banyak yang placebo-nya terinfeksi karena mungkin intensitasnya sangat tinggi, tentu akan semakin tinggi efiksinya, salah satunya. Tapi saya kira banyak juga hal-hal lain memengaruhi efikasi tersebut," tandas Penny.
Sebelumnya, Ahli epidemiologi Griffith University Australia Dicky Budiman menilai hasil final efikasi vaksin CoronaVac buatan Sinovac, China di Brasil sebesar 50,4 persen tidak berpengaruh dengan efikasi vaksin di Indonesia, masyarakat tidak perlu cemas.
Dicky menjelaskan, angka efikasi di Brasil maupun di Turki tidak bisa disamakan dengan efikasi di Indonesia sebab proses uji klinis tahap III-nya pun berbeda.
"Hasil yang sedikit di atas threshold WHO itu tetap memiliki makna karena tetap memiliki efikasi yang memenuhi standar, itu tetap bisa kita gunakan sebagai pelindung," kata Dicky saat dihubungi Suara.com, Kamis (14/1/2021).
Dia menerangkan, bahwa vaksin CoronaVac memang berbeda dari merek vaksin lain, karena perusahaan Sinovac Biotech mempersilahkan proses uji klinis tahap III dilakukan di daerah pemesan yakni Brasil, Turki, dan Indonesia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Kejari Bogor Musnahkan 5 Kilogram Keripik Pisang Bercampur Narkotika
-
Pemerintah Tunda Kenaikan Cukai Rokok 2026: Kebijakan Hati-Hati atau Keberpihakan ke Industri?
-
Tren Kenaikan Arus Lalu Lintas di Ruas Regional Nusantara, Tol Jogja-Solo Naik 37 Persen
-
Geger Teror Bom, Ini Daftar 10 SMA di Depok yang Disisir Tim Gegana
-
Kasus Suap Ijon Proyek: KPK Geledah Rumah Bupati Bekasi, Angkut Land Cruiser
-
Kementerian PU Gelar Doa dan Motivasi Hari Jalan 2025: Peran Jalan Bagi Kehidupan
-
Tak Hanya MUI, KH Maruf Amin Juga Mundur dari Ketua Dewan Syuro PKB, Ini Alasannya
-
Peringati Hari Ibu, 500 Perempuan di Jakarta Dapat Vaksin HPV Gratis
-
Maruf Amin Ajukan Pengunduran Diri dari Jabatannya di MUI, Ada Apa?
-
Terdampak Bencana, Sekitar 20 Ribu Calon Jemaah Haji Asal Sumatra Terancam Gagal Berangkat?