Suara.com - Lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) hadirkan program Sister Family Palestine-Indonesia guna membantu meringankan beban warga Palestina. Dengan program tersebut, ACT menjadi mediator yang mempersaudarakan keluarga Indonesia dan keluarga Palestina yang terpapar perang, korban bencana kemanusiaan, dan kemiskinan.
Rini Maryani selaku Senior Vice President ACT menyatakan, Sister Family Palestine-Indonesia menjadi upaya lanjutan ACT dalam membangkitkan harkat dan martabat masyarakat Palestina yang masih terjajah serta meningkatkan tali persaudaraan antarbangsa.
Apalagi diketahui angka kemiskinan meningkat dari 40 persen di tahun 2005 menjadi 56 persen di tahun 2020 dari total populasi masyarakat Gaza, Palestina. Program ini hadir untuk menopang perjuangan ribuan keluarga Palestina di tengah gempuran penjajahan Zionis.
"Keluarga-keluarga Palestina tersebut akan menerima paket bantuan pangan, pakaian, perlengkapan masak, alas tidur, listrik, kesehatan. Serta bagi beberapa keluarga tertentu, akan mendapatkan bantuan sewa rumah atau bantuan biaya sekolah," kata Rini dalam acara peluncuran program tersebut, Sabtu (6/2/2021).
Konflik kemanusiaan berkepanjangan yang terjadi di bumi Palestina berdampak signifikan pada kehidupan masyarakat di sana, seperti jatuhnya korban jiwa, luka-luka, hilangnya tempat tinggal, makan dan minum yang tidak layak dikonsumsi, serta terpisahnya sanak keluarga akibat peperangan. Ditambah Covid-19 yang mewabah di negara tersebut.
Sementara itu, Andi Noor Faradiba selaku koordinator program Sister Family Indonesia-Palestina menjelaskan, kondisi Palestina sebagai tolok ukur kebangkitan umat Islam dan menjadi acuan dalam mengukur value dari program ini.
"Program ini akan membantu menjamin kehidupan dan fokus-fokus masalah yang ada di keluarga tersebut, misalnya kita membantu kebutuhan pangannya, sehingga mereka bisa fokus menyelesaikan masalah yang lainnya. Program ini akan memberikan bantuan sebanyak lima juta rupiah setiap keluarga, bagi teman-teman yang ingin berkontribusi, bisa dengan banyak jenis tidak harus besar atau langsung lima juta, tetapi bisa sama-sama berpatungan," tuturnya.
Perlunya penyelamatan segera yang bersifat rutin atau reguler bukan sekedar bantuan sesaat, sehingga menjadi Keluarga Asuh di program Sister Family Palestina-Indonesia menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh saudara kita di Palestina.
Bagi para dermawan yang ingin menyalurkan bantuannya bisa mengunjungi laman resmi program tersebut sebagai berikut: https://indonesiadermawan.id/SisterFamilyPalestine.
Baca Juga: Pasca Gempa, Gubernur Sulbar Minta Warga Tak Berebut dan Jarah Bantuan
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
Terkini
-
Kejagung Bongkar Kebohongan Sandra Dewi soal 88 Tas Mewah Hasil Endorsement, Begini Faktanya!
-
"Sudah Biasa Dihina Sejak Kecil" Jawaban Pasrah Bahlil Lahadalia untuk Pembuat Meme
-
Datang ke Bareskrim, Lisa Mariana Pasrah Jika Ditahan: Doakan Saja yang Terbaik
-
Rismon Sianipar Bongkar Dugaan Kejanggalan Ijazah Gibran: Enggak Ada Ijazah SMA-nya!
-
Skandal Ekspor POME, Kejagung Geledah Sejumlah Kantor Bea Cukai
-
kumparan AI for Indonesia 2025 Mempercepat Dampak Nyata Kolaborasi Penerapan AI
-
Kejagung Ungkap Alasan Memanggil PT Google Indonesia dalam Perkara Nadiem Makarim
-
Gibran Minta Ponpes Cetak Santri jadi Ahli AI hingga Robotik: Kita Harus Berani Lakukan Lompatan
-
"Jangan Berlindung di Balik Privasi!" Keluarga Arya Daru Tuntut Polisi Terbuka Soal 2 Saksi Kunci
-
Ketua Komisi X DPR RI: Pengajaran Bahasa Portugis Idealnya Diujicobakan di NTT Terlebih Dahulu