Suara.com - Beredar pesan berantai yang mengklaim Ustadz Maaher meninggal karena disuntik paksa di penjara.
Dalam klaim yang salah satunya dibagikan ke dalam grup TOKOH PEDULI ISLAM tersebut, mencuat narasi menyebut Ustadz Maaher disuntik paksa lalu meninggal dunia.
Tampak pula foto dibubuhi narasi bertuliskan "INNALILLAHI WA INNA ILAIHI ROJI'UUN".
Berikut narasi yang dibagikan:
"Innalillahi wa inna ilaihi Roji'uun...
Sahabat dekat Guz Ali Timor yaitu ustad Maher meninggal di dalam penjara Bareskrim mabes polr...
Beberapa kali tes hasil negative
Lalu di paksa di suntik kemudian meninggal
Nanti setelah para ulama habis giliran siapa lagi nih".
Baca Juga: Dewi Tanjung: Selama Ada Novel Baswedan, KPK Takkan Bekerja Profesional
Benarkah klaim tersebut?
PENJELASAN
Berdasarkan hasil penelusuran turnbackhoax.id -- jaringan Suara.com, klaim dalam pesan berantai tersebut keliru.
Mengutip Medcom, pihak kepolisian membantah isu penyiksaan Ustadz Maaher. Kabag Penum Divisi Humas Polri, Kombes Ahmad Ramadhan tidak membenarkan adanya penyiksaan yang dialami Ustadz Maaher sebelum meninggal dunia.
"Enggak benar kalau disiksa. Almarhum meninggal pukul 19.30 WIB," ujarnya.
Selain itu, mengutip detiknews, pihak keluarga Ustadz Maaher juga telah membantah isu penyiksaan almarhum sebelum meninggal dunia.
Pihak keluarga juga mengatakan bahwa informasi sebagaimana tersebar adalah kabar hoaks.
"Aman kok, almarhum nggak disiksa. Sejauh ini penyidik perlakuannya baik. Jadi minta tolong teman-teman media bantu nge-counter hoax-hoax itu lah," tegas Kakak Ipar almarhum Ustadz Maaher, Jamal.
Jamal menambahkan, Ustadz Maaher sebelumnya menderita penyakit TB usus bahkan sebelum kebencian yang membuat dia mendekam di Rutan Mabes Polri.
KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa klaim yang menyebut Ustadz Maaher disuntik paksa sebelum meninggal dunia tersebut salah.
Unggahan itu masuk dalam kategori Konten yang Menyesatkan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Lama Bungkam, Istri Arya Daru Pangayunan Akhirnya Buka Suara: Jangan Framing Negatif
-
Karlip Wartawan CNN Dicabut Istana, Forum Pemred-PWI: Ancaman Penjara Bagi Pembungkam Jurnalis!
-
AJI Jakarta, LBH Pers hingga Dewan Pers Kecam Pencabutan Kartu Liputan Jurnalis CNN oleh Istana
-
Istana Cabut kartu Liputan Wartawan Usai Tanya MBG ke Prabowo, Dewan Pers: Hormati UU Pers!
-
PIP September 2025 Kapan Cair? Cek Nominal dan Ketentuan Terkini
-
PLN Perkuat Keandalan Listrik untuk PHR di WK Rokan Demi Ketahanan Energi Nasional
-
PN Jaksel Tolak Praperadilan, Eksekusi Terpidana Kasus Pencemaran Nama Baik JK Tetap Berlanjut
-
Roy Suryo Sindir Keras Acara UGM yang Dihadiri Menteri Sepi Peminat: Ini Karma Bela Ijazah Jokowi!
-
Dokter Tifa Bongkar Cuitan Akun Fufufafa Soal 'Lulusan SMP Pengen Mewah': Ndleming!
-
Mardiono Tinggalkan Arena Muktamar Usai Disoraki, Agus Suparmanto Terpilih Aklamasi Jadi Ketum PPP