Suara.com - Sahabat Milenial Indonesia (SAMINDO)-SETARA Institute menyebut laporan polisi terhadap penyelenggara jasa pernikahan Aisha Weddings yang mempromosikan pernikahan anak dibuat untuk pengalihan isu tidak benar.
Advokat dan penggiat SAMINDO-SETARA Institute, Disna Riantina, membantah tudingan yang menyebut laporan dan isu ini pengalihan isu.
"Ada yang menyatakan ini pengalihan isu ya, ada juga pakar telematika juga bilang ini pengalihan isu. Kalau kami tidak berbicara ke sana, karena kami bicara fakta bukan opini," kata Disna Riantina saat dihubungi Antara, Sabtu (13/2/2021).
Disna mengatakan wedding organizer tersebut sudah ada sejak November 2020 dan ada faktanya memang ada spanduk yang mempromosikan pernikahan anak.
"Fakta-fakta yang kami dapatkan bahwa ini sudah ada dari November 2020 ya, penyebaran spanduk-spanduk di kota lain, jadi kalau ini dibilang WO (wedding organizer) baru untuk pengalihan isu, ya itu di luar fakta," ujar Disna.
"Kalau berdasar fakta ini kan real karena memang ada pelaku pembuatan dan sudah ditemukan juga yang melakukan pencetakan, pencetakan spanduk itu sudah ditemukan titiknya, juga penyebaran sudah di cek dan itu memang ada, jadi kalau disebut fiktif, kami tidak sependapat dengan itu," Disna menambahkan.
Dilaporkan ke Polisi
Penyelenggara jasa pernikahan Aisha Weddings dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh Sahabat Milenial Indonesia (SAMINDO) -SETARA Institute lantaran mempromosikan pernikahan anak.
"Kami mendalami dan membuka web terkait yaitu aishawedding.com, nah di sana ada anjuran bahkan mewajibkan anak perempuan menikah di usia 12 tahun sampai 21 tahun," kata Disna.
Baca Juga: Aisha Weddings, Tiktokcash, dan Nasib Situs-situs Negatif
Dia juga menyinggung soal isi web aishawedding.com yang menggiring opini untuk merendahkan derajat perempuan
"Dalam web itu ditulis bahwa cepat-cepatlah menikah agar tidak menjadi beban orang tua kalian. Opini itu yang dibentuk hingga mendiskreditkan perempuan," ujar Disna.
Disna menyatakan pernikahan dini berpotensi menjadi faktor pemicu kekerasan terhadap anak.
"Ini sangat berpotensi kekerasan terhadap anak karena opini yang dibangun itu adalah anak perempuan tidak berguna, artinya kekerasan itu sangat mungkin terjadi," kata Disna.
Laporan tersebut telah diterima dengan nomor laporan TBL/800/II/Yan 2.5/2021/SPKT PMJ tanggal 10 Februari 2021.
Sementara itu, Koordinator Aliansi Masyarakat Sipil untuk Perempuan dan Politik (Ansipol) Yuda Irlang Kusumaningsih menilai iklan pernikahan anak oleh penyelenggara jasa pernikahan Aisha Wedding sebagai bentuk 'trafficking' atau perdagangan manusia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
Soal Larangan Rangkap Jabatan, Publik Minta Aturan Serupa Berlaku untuk TNI hingga KPK
-
FPI Gelar Reuni 212 di Monas, Habib Rizieq Shihab Dijadwalkan Hadir
-
Studi INDEF: Netizen Dukung Putusan MK soal Larangan Rangkap Jabatan, Sinyal Publik Sudah Jenuh?
-
FPI Siap Gelar Reuni 212, Sebut Bakal Undang Presiden Prabowo hingga Anies Baswedan
-
Sekjen PDIP Hasto Lari Pagi di Pekanbaru, Tekankan Pentingnya Kesehatan dan Semangati Anak Muda
-
Menag Klaim Kesejahteraan Guru Melesat, Peserta PPG Naik 700 Persen di 2025
-
Menteri PPPA: Cegah Bullying Bukan Tugas Sekolah Saja, Keluarga Harus Turut Bergerak
-
Menteri Dikdasmen Targetkan Permen Antibullying Rampung Akhir 2025, Berlaku di Sekolah Mulai 2026
-
Polisi Tangkap Dua Pengedar Sabu di Bekasi, Simpan Paket 1 Kg dalam Bungkus Teh
-
Mendikdasmen Abdul Muti: Banyak Teman Bikin Anak Lebih Aman di Sekolah