Suara.com - Kantor Staf Presiden membantah anggapan bahwa Presiden Jokowi melanggar protokol kesehatan, karena terdapat kerumuman massa penyambut saat mengunjungi Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Selasa (23/2) pekan ini.
Tenaga Ahli Utama KSP Donny Gahral Adian menegaskan, Jokowi adalah simbol negara, sehingga ke mana pun sang presiden pergi, pasti ada warga yang ingin menyambut.
Sebaliknya, Donny menegaskan, tak mungkin tidak ada massa penyambut atas kedatangan Jokowi.
"Tak mungkin presiden datang, tapi sepi-sepi saja. Ini sudah bisa diprediksi," kata Donny, Rabu (24/2/2021).
Namun, kata dia, yang tak terantisipasi adalah animo warga Maumere yang menyambut kedatangan Jokowi.
Dalam bayangan pihak istana, kata Donny, massa penyambut Jokowi pada masa pandemi tak akan sebanyak seperti yang terjadi di Maumere.
Dengan demikian, menurut Donny harus ada evaluasi serta perbaikan terhadap manajemen massa setiap Jokowi berkunjung ke suatu tempat agar tak menimbulkan kerumunan.
"Manajemen antisipasi dan mitigasinya harus diperbaiki. Ada elemen pemerintah daerah, pengawal presiden juga," kata dia.
Berdasarkan penilaiannya itu, Donny mengklaim kerumunan masyakarat yang terjadi saat kedatangan Jokowi berbeda dengan sejumlah kasus lain.
Baca Juga: Bikin Kerumunan Massa di NTT, Munarman Minta Jokowi Senasib Habib Rizieq
"Sekali lagi, ini sesuatu yang berbeda. Jadi presiden kan simbol negara yang pasti akan mengundang banyak massa," tutur dia.
Sebelumnya, sebuah video memperlihatkan mobil yang ditumpangi Jokowi dikerumuni oleh sejumlah masyarakat yang hendak melihatnya.
Kerumunan tersebut terjadi saat Jokowi mengunjungi Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (23/2/2021).
Video itu banyak diunggah oleh pengguna akun media sosial Twitter, termasuk @Gladislagiwoy.
Dalam unggahannya tersebut ia menyampaikan kalau Jokowi tengah melakukan kunjungan kerja.
"Kunjungan kerja Presiden Jokowi ke Kabupaten Sikka, Maumere Flores, NTT," sebutnya.
Berita Terkait
-
Bikin Kerumunan Massa di NTT, Munarman Minta Jokowi Senasib Habib Rizieq
-
Satgas COVID-19 Komen Kerumunan Massa Jokowi, Tapi yang Dinasehati Rakyat
-
Jokowi Bagi Suvenir Picu Kerumunan, Munarman: Bisa Kena Pasal Penghasutan
-
Viral Nona Maumere Teriak ke Jokowi: Pak Aku Mencintai Salah Satu Ajudanmu
-
Beredar Video Jokowi Ciptakan Kerumunan Massa, Bagi-bagi Kaos dan Masker
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional