Suara.com - Akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura Rini Sulistiawati menyoroti adanya peningkatan lebih dari 200 persen status desa mandiri di Kalimantan Barat.
"Peningkatan 200 persen desa mandiri menarik untuk kita soroti dan amati. Untuk itu kami telah membawa beberapa mahasiswa terjun ke lapangan untuk melakukan penelitian ke desa mereka masing-masing untuk melihat faktor yang dapat menunjang wujudkan desa mandiri," ujarnya di Pontianak, Kamis (11/3/2021).
Ia menjelaskan ada beberapa faktor yang perlu diamati dari perubahan lompatan yang cukup tajam dalam kurun dua tahun dari hanya satu desa mandiri meningkat menjadi 200 persen.
"Tentu harus kita telusuri faktor apa saja yang membuat suatu desa tersebut terwujud menjadi desa mandiri. Bagaimana bisa dari tahun 2018 hanya ada 1 desa mandiri bisa menjadi 214 pada tahun 2020, lompatannya cukup besar," kata dia.
Ia menyampaikan tujuan utama dari Indeks Desa Membangun untuk menuntaskan desa tertinggal menjadi desa mandiri. Indekslah yang memberikan kontribusi paling tinggi atau paling rendah pada penentuan status desa.
"Kami sudah mengamati beberapa desa, indeks pertahanan ekonomi dan pertahanan lingkungan itu nilainya rendah. Sedangkan indeks pertahanan sosial justru lebih tinggi. Kemudian kami juga melihat sering terjadi perbedaan persepsi antara pemerintah dan masyarakat di desa," katanya.
Selain itu dia mengatakan peraturan desa bertujuan untuk mengembangkan potensi dan aset desa untuk kesejahteraan bersama. Kemudian memajukan perekonomian masyarakat desa yang di dalam tujuan itu tentu harus ada yang mengawasi, berkontribusi, dan mengawasi.
"Itulah fungsi badan permusyawarahan desa, membahas, dan menyepakati rancangan serta menggabungkan dari aspirasi masyarakat kemudian yang terakhir melakukan pengawasan kinerja. Supaya apa yang diinginkan dari tujuan tersebut tercapai," ujarnya.
Dia menambahkan desa merupakan bagian dari birokrasi pemerintah tentu harus ada dasar hukumnya apapun yang dilakukan dari desa.
Baca Juga: Tak Miliki Desa Sangat Tertinggal, Jumlah Desa Mandiri di Jabar Bertambah
"Mengingat desa adalah bagian dari birokrasi pemerintah, tentu apapun yang dilakukan di desa harus ada dasar hukumnya apalagi terkait dengan dana," kata dia.
Sebelumnya Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Kalimantan Barat Yuslinda mengatakan secara nasional jumlah desa mandiri Provinsi Kalimantan Barat berada di urutan ke-3 terbanyak. Saat ini kalbar sudah memiliki 214 desa mandiri.
“Sedangkan dari 2.031 desa yang ada di Kalbar masih ada terdapat 12 desa yang memiliki status sangat tertinggal dan 566 desa tertinggal. Dalam mewujudkan desa mandiri bukan hanya kerja dari Bappeda, Gubernur maupun dinas terkait, tetapi itu merupakan tanggung jawab bersama,” kata dia. [Antara]
Berita Terkait
-
Jadi Tersangka Korupsi PLTU Kalbar, Kenapa Adik Jusuf Kalla hingga Eks Direktur PLN Tidak Ditahan?
-
Adik Jusuf Kalla dan Eks Dirut PLN Jadi Tersangka Korupsi PLTU Mangkrak Rp 1,35 Triliun
-
5400 Telur Penyu Diselundupkan: Jejak Digital Ungkap Kongkalikong Sipil-TNI di Kalbar
-
Dua Kabupaten Tetapkan Status Darurat Asap, 1.038 Titik Panas Terdeteksi di Kalbar
-
Warga Kalbar Resah Transmigrasi Rampas Tanah? Menteri Beri Klarifikasi Soal Kuota 30%
Terpopuler
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 5 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Kolagen untuk Hilangkan Kerutan, Murah Meriah Mudah Ditemukan
- 6 Hybrid Sunscreen untuk Mengatasi Flek Hitam di Usia Matang 40 Tahun
- 22 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 12 Oktober: Klaim Pemain 112-113 dan Jutaan Koin
Pilihan
-
6 Fakta Isu Presiden Prabowo Berkunjung ke Israel
-
Harga Emas Antam Hari Ini Cetak Rekor Tertinggi Pegadaian, Tembus Rp 2.565.000
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
Terkini
-
Bom Waktu Kereta Cepat Whoosh, Jokowi Ditagih Tanggung Jawab Utang Rp118 T dan Rugi Triliunan
-
Profil Eric Trump, Sosok di Balik Bisik-bisik Prabowo-Donald Trump
-
DJKI Kemenkum Permudah Pendaftaran Merek Kolektif untuk Koperasi Merah Putih
-
Profil Dhenida Chairunnisa, Ketua Komisi III DPRD Gorut Viral Diduga Mengejek Orator Demo
-
Korban Tidak Hamil, Ini Update Terbaru Kasus Kematian Terapis RTA di Pejaten Barat
-
Spekulasi Bapak J di PSI, Ketua DPP Berharap Itu Adalah Jokowi
-
KPK Dalami Dugaan Penyimpangan Kuota Haji, Ketua Koperasi Amphuri Bangkut Melayani Diperiksa
-
Panglima TNI Rombak Jajaran: Kadispenad Jadi 'Benteng' Prabowo, Pangdam Hasanuddin Berganti
-
Dasco Ungkap Suka Duka Reses Anggota DPR, Nanti Bisa Dipantau Langsung Lewat Aplikasi
-
Tayangan Trans7 Dianggap Lecehkan Kiai dan Pesantren, GP Ansor: Ada Upaya Menjauhkan Kiai dari Umat