Suara.com - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti menanggapi pernyataan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo terkait impor beras.
Susi Pudjiastuti memohon ke Syahrul Yasin Limpo untuk berpihak kepada petani dan menolak wacana impor beras yang digadang-gadang mencapai 1 juta ton tersebut.
Permohonan itu disampaikan oleh Susi Pudjiastuti melalui jejaring Twitter pribadinya, Minggu (21/3/2021).
Susi Pudjiastuti mengatakan, Mentan Syahrul Yasin Limpo jangan mengalah karena impor beras akan menghancurkan produksi petani.
"Ayo Pak Mentan, Jangan mengalah.. Ayo bersama petani Pak Yasin. Jangan hancurkan produksi mereka," tulis Susi Pudjiastuti dengan disertai emoji dua tangan menyatu, seperti dikutip Suara.com.
Susi Pudjiastuti menyematkan artikel sebuah media yang mewartakan bahwa Mentan meminta maaf ke DPR karena tidak bisa menolak impor beras.
Cuitan Susi Pudjiastuti tersebut menuai komentar dari berbagai orang, salah satunya Eks Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu.
Said Didu mengatakan, dirinya sempat mengagumi sosok Mentan Syahrul Yasin Limpo karena pernah membela kepentingan para petani.
Namun, kini Said Didu menganggap Mentan Syahrul Yasin Limpo sudah berubah, tidak lagi seperti dulu.
Baca Juga: Bikin Naik Darah! Pemotor Marah Gegara Ditegur Main HP, Pukul Petugas SPBU
"Saya dulu kagum sama Pak @Syahrul_YL saat berdiri tegak membela kepentingan petani Sulses dari tekanan impor beras saat beliau masih Gubernur Sulsel," kata Said Didu.
"Kok sekarang berubah ya?" tandasnya.
Di Depan DPR, Mentan Sebut Ketersediaan Padi hingga Mei 2021 Surplus
Dalam upaya menjaga ketersediaan pangan bagi masyarakat, prognosa neraca pangan pokok sampai Mei 2021 diperkirakan dalam keadaan cukup, bahkan ketersediaan padi dinilai surplus. Hal ini dikemukakan Syahrul Yasin Limpo dalam Rapat Kerja Bersama Komisi IV DPR RI.
“Beras diperkirakan akan surplus 12,56 juta ton, begitu juga jagung surplus 3,40 juta ton. Khusus beras surplus, karena pada Maret dan April 2021 ini memasuki panen raya," sebut Syahrul, Jakarta, Kamis (18/3/2021)
Pertemuan ini dilakukan menjelang Ramadan dan hari Raya Idul Fitri, dan mengantisipasi fenomena lonjakan atau penurunan harga pangan.
Syahrul mengatakan, Kementan telah membuat perhitungan prognosa ketersediaan dan kebutuhan pangan pokok berdasarkan data yang tersedia, seperti data stok tahun sebelumnya, perkiraan produksi dalam negeri, perkiraan impor dan perkiraan kebutuhan pangan masyarakat.
Menanggapi hal tersebut, anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Gerindra, Renny Astuti menyesalkan keputusan dan pernyataan Menteri Perdagangan untuk tetap melakukan impor 1 juta ton beras, yang diyakini tidak akan menggangu harga gabah di tingkat petani.
“Padahal fakta di lapangan, hampir seluruh harga gabah jauh di bawah HPP. Untuk itu, kami menyarankan kepada Mentan untuk menjelaskan kondisi fakta di lapangan kepada Mendag," ujar Reni
Senada dengan Renny, anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PKS, Andi Akmal Pasluddin juga dengan tegas menolak rencana impor beras 1 juta ton. Andi menilai, keputusan tersebut kontraadiktif dengan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) terkait stok dan produksi pangan yang menunjukan adanya surplus beras.
“Alasan Mendag dan Menko Perekonomian tidak bisa kita terima secara argumentatif. Kita juga harus memberikan apresiasi kepada petani dan Kementan, yang sudah menjamin ketersedian pangan dengan baik, “ ungkapnya
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
Terkini
-
Menteri Haji Ingin Samakan Masa Tunggu Haji Jadi 26,4 Tahun di Seluruh Indonesia, Begini Rencananya
-
Jawab Tantangan Yusril, Delpedro Cs Ajukan Praperadilan ke PN Jaksel
-
Korupsi Wastafel, Anggota DPRK Aceh Besar jadi Tersangka usai Polisi Dapat 'Restu' Muzakir Manaf
-
Seleksi Super Ketat Kementerian Haji, Kenapa 200 Nama Calon Pejabat Harus Ditelusuri KPK?
-
Dengan Suara Bergetar, Ayah Nadiem Makarim: Saya Yakin Betul Dia Jujur
-
Keseruan Oma Ilah dan Opa Sutarto Ikut Sekolah Lansia
-
Cak Imin di Ponpes Al Khoziny: Hentikan Semua Proyek Pesantren Tanpa Ahli
-
Karma Instan! 2 WN China Auto Diusir dari Indonesia Gegara Nyolong Duit di Pesawat
-
Jerit Hati Ibunda dan Ayah Nadiem Makarim di Pengadilan: Dia Jujur, Kami Tak Menyangka Ini Terjadi
-
Roy Suryo Klaim Kantongi Ijazah Palsu Jokowi Langsung dari KPU: Kami Berani Mati, Adili Jokowi!