Suara.com - Malaysia akan mengembalikan sampah berbahaya ke negara asalnya, Amerika. Menyadur Shine Kamis (25/06) sampah plastik ini dipulangkan karena melanggar aturan baru PBB yang mengatur limbah berbahaya.
Kementerian Lingkungan Hidup melalui juru bicaranya mengatakan pada hari Rabu, ini adalah salah satu kasus pertama semenjak aturan itu diberlakukan.
Dua tahun lalu, lebih dari 180 negara setuju untuk melarang perdagangan sampah plastik yang sulit didaur ulang dalam upaya menghentikan negara kaya buang sampah di negara berkembang.
Aksi negara kaya ketika mengirim sampah itu seringkali berakhir dengan mencemari lingkungan lokal dan laut.
Aturan baru, yang berada di bawah Konvensi Basel, perjanjian Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengatur perdagangan limbah berbahaya, mulai berlaku pada bulan Januari.
Negara penandatangan sekarang hanya dapat memperdagangkan limbah plastik jika memenuhi kriteria kontaminasi rendah tertentu seperti bersih, dipilah dan mudah didaur ulang atau jika negara pengekspor mendapat persetujuan sebelumnya dari negara pengimpor.
Juru bicara Kementerian Lingkungan Hidup Mohamad Khalil Zaiyany Sumiran mengatakan pengiriman dalam perjalanan dari AS tidak memenuhi kriteria itu atau mendapat persetujuan sebelumnya dari Malaysia.
"Setelah diselidiki, Malaysia akan mengirim kembali peti kemas ke negara asal," katanya, menambahkan tidak jelas kapan pengiriman akan tiba.
Menteri Lingkungan Tuan Ibrahim Tuan Man mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu bahwa pihak berwenang akan melarang kontainer, yang dikirim dari Los Angeles pada 14 Maret.
Baca Juga: Sentil Isu Sampah di Piyungan Lewat Lagu, Ini Alasan BEM KM UGM
AS menghasilkan lebih banyak sampah plastik per kapita dibandingkan negara lain. Ia adalah satu-satunya negara besar yang tidak meratifikasi Konvensi Basel dan tidak terikat oleh peraturannya.
Malaysia, yang menjadi tujuan utama sampah plastik dunia setelah China melarang impor pada 2018, telah mengembalikan ribuan ton sampah plastik sejak saat itu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Selidiki Kasus BPKH, KPK Ungkap Fasilitas Jemaah Haji Tak Sesuai dengan Biayanya
-
Ada Terdakwa Perkara Tata Kelola Minyak Mentah Pertamina Tersandung Kasus Petral, Ada Riza Chalid?
-
Skandal Korupsi Ekspor POME: Kejagung Periksa 40 Saksi, Pejabat dan Swasta Dibidik
-
Polisi Ungkap Alasan Roy Suryo Cs Dicekal: Bukan karena Risiko Kabur, Tapi...
-
Misteri Diare Massal Hostel Canggu: 6 Turis Asing Tumbang, 1 Tewas Mengenaskan
-
Lapor ke Mana Pun Tak Direspons, Kisah Wanita Korban Eksibisionisme yang Ditolong Damkar Benhil
-
Brasil Minta Duit Miliaran Dolar Buat Jaga Hutan, tapi Izin Tambang Jalan Terus
-
Korupsi Tax Amnesty: Kejagung Sebut Periksa Sejumlah Nama Sebelum Pencekalan, Termasuk Bos Djarum?
-
Anggaran Bantuan Hukum Warga Miskin di Jember Mengalami Penurunan
-
Detik-detik Tembok Sekolah di Palmerah Roboh: Udah Goyah, Lari Selamatkan Diri dari Api