Suara.com - Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menilai penggunaan tes GeNose C19 sebagai syarat semua perjalanan domestik kurang tepat dan berbahaya untuk penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia.
Dicky mengatakan efektivitas GeNose C19 buatan Universitas Gadjah Mada itu belum terbukti dan diakui, terlebih saat ini banyak mutasi virus yang belum bisa terdeteksi dengan mudah.
"Saya kira belum tepat ya dan relatif cukup berbahaya karena kita harus menyadari bahwa situasi saat ini, ancaman strain baru ini sangat serius, apalagi ini bicara tes (GeNose) yang masih dalam kajian, di dunia ini belum ada yang melakukan itu," kata Dicky kepada Suara.com, Senin (29/3/2021).
Dia menilai tes Antigen atau tes PCR yang menjadi standar tertinggi diagnosa tetap harus menjadi syarat utama untuk perjalanan darat, laut, maupun udara.
"Ini kalau misalnya diberlakukan perubahan syarat perjalanan, kalau tesnya PCR dan rapid test itu masih bisa, sekarang dengan situasi ini kemudian diberlakukan tes yang lebih longgar ini namanya tidak serius dan berbahaya," tegasnya.
Dicky mencontohkan, penularan Covid-19 di Negara Bagian Australia, Queensland saja masih kebobolan meski sudah mewajibkan PCR sebagai syarat perjalanan.
"Negara bagian Queensland saja yang sudah ketat dengan PCR tidak ada rapid test malah, tapi tetap bobol, sekarang mulai lockdown untuk melakukan 3T, ini harus saya ingatkan bahwa ini berbahaya dan beresiko," tutup Dicky.
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengeluarkan aturan baru tentang syarat perjalanan darat, udara, dan laut yang mulai dilonggarkan dengan cukup hanya menggunakan hasil negatif tes GeNose mulai 1 April 2021.
Hal itu tertuang dalam Surat Edaran Nomor 12 Tahun 2012 tentang Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri Dalam Masa Pandemi Coronavirus Disease (COVID-19) yang ditandatangani Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo.
Baca Juga: Satgas Covid-19: Per 1 April Tes GeNose Berlaku di Semua Moda Transportasi
Dalam SE tersebut, diatur bahwa setiap pelaku perjalanan darat, laut, dan udara bisa memilih di antara ketiga tes sebagai syarat perjalanan yakni tes PCR atau tes antigen atau tes GeNose.
Berita Terkait
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Digasak saat Check In di Hotel, Motor-HP Pacar Dijual di FB, RA Kabur ke Yogya!
-
Menlu AS Tuduh Badan PBB UNRWA 'Antek' Hamas Usai ICJ Putuskan Kewajiban Israel
-
Apes! Check-In di Hotel Kawasan Jaksel, Motor dan HP Si Cewek Malah Dibawa Kabur Pacarnya
-
Ajak Sekda dan Kepala Bappeda, Kemendagri Bakal Gelar Rakornas: Selaraskan Program Pusat-Daerah
-
Dibully Mahasiswa Unud usai Tewas, Polisi Telusuri Isi HP dan Laptop Timothy Anugerah, Mengapa?
-
Dituding Sebar Fitnah soal NCD, Dirut CMNP Dilaporkan MNC Asia Holding ke Polda Metro Jaya
-
Ledek Kubu Roy Suryo Cs? Pentolan ProJo usai Jokowi Pamer Ijazah: Tanya Mas Roy Sajalah
-
Viral Karyawan SPPG MBG Jadi Korban Pelecehan, Terduga Pelaku Keluarga Anggota TNI?
-
Siswa Sekolah Rakyat Diam-diam Surati Prabowo, Seskab Teddy Bongkar Isi Suratnya!
-
Ketua DPD RI Ajak Pemuda Parlemen Berpolitik Secara Berkebudayaan dan Jaga Reputasi