Suara.com - Seorang wanita yang sudah menikah mengungkapkan bahwa dia menghabiskan biaya jutaan rupiah per jam hanya untuk membayar seorang pria untuk memeluknya dan sang suami diklaim tidak cemburu.
Menyadur Daily Mail, Selasa (30/3/2021) Saskia Larsen, dari New York, mengatakan suaminya tidak keberatan dia bertemu dengan pria lain hanya untuk berpelukan, dan "99 persen yakin" dia tidak cemburu.
Aktris ini menggunakan layanan yang disebut Cuddlist dan mempekerjakan orang saat dia jauh dari rumah untuk mengejar karier aktingnya.
Saskia harus merogoh kocek sebesar 80 dolar atau sekitar Rp 1,1 juta per jam untuk menggunakan jasa berpelukan tersebut.
"Banyak orang akan berpikir aneh bahwa saya mengakses layanan pelukan karena saya sudah menikah," ujar Saskia ke halaman Instagram, Love Don't Judge.
"Tapi persetan, saya tidak terlalu peduli apa yang dipikirkan orang lain. Saya suka kasih sayang dan saya suka bagaimana perasaan itu membuat tubuh saya terasa."
Berbicara tentang tanggapan suaminya mengenai keputusannya, dia mengklaim jika tidak ada rasa cemburu yang timbul.
"Saya 99 persen yakin dia tidak cemburu berpelukan karena saya check in dengannya, dan berbicara dengannya tentang hal itu. Dia lebih protektif padaku daripada cemburu selama aku aman, itu bagus." jelasnya.
"Saya akan merekomendasikan setiap orang mencoba berpelukan karena itu membuat Anda merasa seperti manusia," sambungnya.
Baca Juga: Pelaku Bomber Wanita di Makassar Disebut Tengah Hamil, Begini Kata Keluarga
Saskia juga menganggap jika ia tidak melanggar kesepakatan dan aturan hukum.
"Saya tidak melanggar kesepakatan dengan suami saya, saya tidak melanggar hukum, saya hanya memiliki sesuatu yang sangat enak dan hebat." ungkap Saskia.
Arthur, suami Saskia, mengungkapkan jika mereka "memiliki hubungan monogami" dan keputusan untuk memakai jasa berpelukan tidak "melanggar integritas itu".
"Saskia suka banyak kontak dan dia sangat nyaman berada di sekitar orang lain dan dia sangat penyayang. Saat kita bersama, kita berpelukan sepanjang waktu sehingga saya bisa mengerti mengapa dia membutuhkan kontak manusia itu." jelas Arthur.
Penyedia jasa berpelukan tersebut mengatakan bahwa bisnisnya mendapat 200 permintaan seminggu untuk jasanya.
"Saya memiliki semua jenis klien dari segala usia. Pria, wanita, klien yang lebih tua, klien yang lebih muda yang ada untuk sentuhan pribadi dan interaksi manusia dan itulah yang saya hargai tentang itu." ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu
-
Misi Penyelamatan Pekerja Tambang Freeport Berlanjut, Ini Kabar Terbarunya
-
Buntut Aksi Pemukulan Siswa ke Guru, Dikeluarkan Sekolah dan Ayah yang Polisi Terancam Sanksi
-
Perkuat Pertahanan Laut Indonesia, PLN dan TNI AL Jalin Kolaborasi
-
Korban Pemerkosaan Massal '98 Gugat Fadli Zon: Trauma dan Ketakutan di Balik Penyangkalan Sejarah
-
Pengamat: Dasco Punya Potensi Ubah Wajah DPR Jadi Lebih 'Ramah Gen Z'