Suara.com - Eks juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia atau HTI, Ismail Yusanto menyampaikan pandangannya terkait mengapa aksi terorisme masih marak terjadi di Indonesia belakangan ini. Menurutnya ada dua alasan yang membuat aksi terorisme subur di tanah air.
Pertama, aksi terorisme dilakukan sebagai bentuk perlawanan atas kezaliman yang diterima umat Islam baik di luar negeri maupun dalam negeri.
"Saya kira akhirnya jika kita percaya bahwa perlawanan itu ada, ini perlawanan terhadap kedzaliman yang dihadapi berbagai umat Islam di dunia, baik dalam konteks global maupun konteks nasional domestik," kata Ismail dalam sebuah diskusi daring bertema Terorisme dalam kacamata tokoh, Sabtu (3/4/2021).
Alasan kedua mengapa aksi terorisme itu ada, kata dia, bisa jadi hanya merupakan sebuah topeng dengan maksud sesungguhnya justru untuk memerangi agama Islam.
"Setelah sekian lama berjalan (aksi terorisme) kalau kita hitung dari mulai 2001 sampai hari ini kan berarti sudah 20 tahun, berarti war on terorism itu tidak bisa menjangkau seluruh komponen umat, maka kemudian dikembangkan sekarang war on radikalism. War on radikalism pada akhirnya juga sama war on terorism yaitu war on islam," tuturnya.
Menurutnya, memerangi Islam bukan dalam konteks memerangi secara sesungguhnya. Melainkan hanya memerangi nilai politik Islam hingga pemikirannya.
"Ini lah yang menjadi sasaran," kata dia.
Lebih lanjut, Ismail menegaskan, bahwa hanya ada dua alasan mengapa aksi terorisme ada.
"Jawabannya dua. Ini dilakukan bentuk perlawanan dari umat Islam jika itu benar atau kedua ini adalah sebagai alat untuk melegitimasi mencegah Islam bangkit," katanya.
Baca Juga: Keras! Ustaz Riza Komen Aksi Terorisme: Membunuh Masuk 7 Perkara Dosa Besar
Untuk diketahui dalam beberapa waktu ini publik dikagetkan dengan dua aksi teror. Pertama aksi bom bunuh diri yang dilakukan oleh sepasang suami istri di depan halaman Gereja Katedral di Makassar, Minggu (28/3/2021).
Terbaru aksi teror atau penyerangan yang dilakukan seorang wanita bernama Zakiah Aini di gedung Mabes Polri, Jakarta, pada Rabu (31/3).
Berita Terkait
Terpopuler
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 5 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Kolagen untuk Hilangkan Kerutan, Murah Meriah Mudah Ditemukan
- 6 Hybrid Sunscreen untuk Mengatasi Flek Hitam di Usia Matang 40 Tahun
- Patrick Kluivert Dipecat, 4 Pelatih Cocok Jadi Pengganti Jika Itu Terjadi
Pilihan
-
Bikin Geger! Gunung Lawu Dilelang jadi Proyek Geothermal, ESDM: Sudah Kami Keluarkan!
-
Uang MBG Rp100 T Belum Cair, Tapi Sudah Dibalikin!, Menkeu Purbaya Bingung
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Kamera Terbaik Oktober 2025
-
Keuangan Mees Hilgers Boncos Akibat Absen di FC Twente dan Timnas Indonesia
-
6 Rekomendasi HP Murah Tahan Air dengan Sertifikat IP, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Terungkap Setelah Viral atau Tewas, Borok Sistem Perlindungan Anak di Sekolah Dikuliti KPAI
-
Pemerintah Bagi Tugas di Tragedi Ponpes Al Khoziny, Cak Imin: Polisi Kejar Pidana, Kami Urus Santri
-
Akali Petugas dengan Dokumen Palsu, Skema Ilegal Logging Rp240 Miliar Dibongkar
-
Pemprov DKI Ambil Alih Penataan Halte Transjakarta Mangkrak, Termasuk Halte BNN 1
-
Menag Ungkap Banyak Pesantren dan Rumah Ibadah Berdiri di Lokasi Rawan Bencana
-
Menag Ungkap Kemenag dapat Tambahan Anggaran untuk Perkuat Pesantren dan Madrasah Swasta
-
Gus Irfan Minta Kejagung Dampingi Kementerian Haji dan Umrah Cegah Korupsi
-
Misteri Suap Digitalisasi Pendidikan: Kejagung Ungkap Pengembalian Uang dalam Rupiah dan Dolar
-
Usai Insiden Al Khoziny, Pemerintah Perketat Standar Keselamatan Bangunan Pesantren
-
Kalah Praperadilan, Pulih dari Operasi Ambeien, Nadiem: Saya Siap Jalani Proses Hukum