Suara.com - Kubu Moeldoko menyarankan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membuat partai baru. Menanggapi itu DPP Partai Demokrat menilai pihak kongres luar biasa (KLB) yang kepengurusannya sudah ditolak pemerintah hanya sedang mencari sensasi.
Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani berujar, kubu Moeldoko memang terus memcari perhatian dan sensasi, terlebih usai keputusan pemerintah yang menolak hasil KLB. Kamhar menilai pihak KLB juga selalu memutarbalikan fakta.
Kamhar menyoroti Muhammad Rahmad selaku juru bicara pihak KLB. Menurut dia Rahmad tidak lagi memiliki hak apapun dalam pernyataannya untuk mengatasnamakan Partai Demokrat.
"Rahmad sama sekali tak punya hak berbicara atas nama atau membawa-bawa Partai Demokrat pasca pengurunduran dirinya dari keanggotaan Partai Demokrat sejak 2013 yang lalu. Apalagi pasca penolakan pengesahan hasil KLB abal-abal," kata Rahmad kepada wartawan, Selasa (6/4/2021).
Kamhar berharap agar pihak KLB tidak terus menyampaikan pernyataan keliru yang hanya bermuatan sensasi. Pasalnya, apa yang disampaikan itu dirasa hanya akan mempermalukan pihak KLB itu sendiri.
"Jika normal dan waras semestinya malu. Bukannya terus menerus merepresentasi wacana picisan yang semakin mempermalukan diri mereka di mata publik. Mungkin ini yang dimaksud Razman, gerombolan KLB abal-abal banyak yang terpapar virus halusinasi. Tak bisa membedakan hayalannya dengan kenyataan," tutur Kamhar.
Sebelumnya, Rahmad menyarankan agar SBY membuat partai baru. Saran itu diklaim Rahmad sudah dipersilahkan pihak KLB dan pendiri Partai Demokrat sejak 2001.
Adapun pernyataan Rahmad merespons opsi yang diberikan Andi Malarangeng untuk kubu Moeldoko dan KLB Deli Serdang untuk membuat partai baru.
"Kami bersama tokoh-tokoh pendiri Partai Demokrat yang dulu mereka berdarah-darah mendirikan partai tahun 2001, mempersilahkan SBY untuk mendirikan partai baru. Jangan mengambil alih kepemilikan Partai Demokrat dari para pendiri dengan mengelabui para pengurus DPD dan DPC atas nama demokrasi. Terserah kepada SBY mau dikasih nama apa, ada yang mengusulkan diberi nama PKC (Partai Keluarga Cikeas)," ujar Rahmad.
Baca Juga: AHY Maafkan Kader yang Hadiri KLB Kubu Moeldoko, Tapi Tidak Bisa Dilupakan
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Misteri Kematian Brigadir Esco: Istri Jadi Tersangka, Benarkah Ada Perwira 'W' Terlibat?
-
Semangat Hari Pahlawan, PLN Hadirkan Cahaya Bagi Masyarakat di Konawe Sulawesi Tenggara
-
Diduga Rusak Segel KPK, 3 Pramusaji Rumah Dinas Gubernur Riau Diperiksa
-
Stafsus BGN Tak Khawatir Anaknya Keracunan karena Ikut Dapat MBG: Alhamdulillah Aman
-
Heboh Tuduhan Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani, MKD DPR Disebut Bakal Turun Tangan
-
Pemkab Jember Kebut Perbaikan Jalan di Ratusan Titik, Target Rampung Akhir 2025
-
Kejagung Geledah Sejumlah Rumah Petinggi Ditjen Pajak, Usut Dugaan Suap Tax Amnesty
-
Kepala BGN Soal Pernyataan Waka DPR: Program MBG Haram Tanpa Tenaga Paham Gizi
-
Muhammad Rullyandi Sebut Polri Harus Lepas dari Politik Praktis, Menuju Paradigma Baru!
-
Hari Pertama Operasi Zebra 2025, Akal-akalan Tutup Plat Pakai Tisu Demi Hindari ETLE