Suara.com - Yustina (28), perempuan hamil lima bulan bersama tujuh anggota keluarganya memilih mengungsi di sebuah gubuk atau Pondok Parek yang terletak di kebun Desa Petuntawa.
Ia merupakan salah satu warga Desa Amakaka, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang terdampak banjir bandang dan longsor akibat badai siklon tropis seroja pada Minggu (4/4) dini hari.
Yustina menjelaskan alasan dirinya lebih memilih mengungsi di kebun lantaran pos pengungsian yang didirikan oleh pemerintah daerah terlalu banyak orang. Dia khawatir terpapar Covid-19, terlebih dirinya dalam kondisi hamil.
"Kalau pengungsian di kota banyak orang, baru kita juga ibu hamil pasti tidak nyaman. Apalagi lagi corona, mending memilih disini dengan keluarga walaupun disini malam gelap tidak ada listrik," kata Yustina saat ditemui suara.com di Pondok Parek, Desa Petuntawa, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, NTT, Minggu (11/4/2021).
Selama mengungsi di kebun, Yustina dan keluarganya mengandalkan lampu berdaya baterai. Tak jarang mereka gelap-gelapan lantaran baterai lampu tersebut habis.
"Ada lampu pakai baterei, kalau habis harus di charge di kampung sebelah," ungkapnya.
Selain itu, Yustina juga mengeluhkan sulitnya air bersih. Seminggu pascabencana dia mengaku baru menerima bantuan air bersih satu kali.
"Bantuan air bersih baru satu kali. Tapi kalau selama mama tinggal disini sering beli air. Satu drum itu Rp 20 ribu. Kalau kita irit-irit itu cukup untuk lima sampai empat hari. Karena ini kan banyak orang, delapan orang," bebernya.
Baca Juga: Diterjang Badai Seroja, Nyaris Separuh Desa di Kupang Ini Tenggelam
Ratusan Jiwa
Ratusan korban terdampak banjir bandang dan longsor akibat badai siklon tropis seroja di Kabupaten Lembata diketahui mengungsi di Pondok Parek. Beberapa dari mereka lebih memilih mengungsi di sana daripada di posko yang didirikan pemerintah daerah dengan alasan kenyamanan dan menjaga hasil panen.
Sabtu (10/4/2021) jurnalis suara.com sempat mendatangi langsung titik pengungsian mandiri tersebut. Pondok atau gubuk tersebut sebelumnya digunakan sebagai tempat peristirahatan warga seusai berkebun sekaligus menyimpan hasil panen. Pada tahun 2020 lalu saat terjadi bencana erupsi Gunung Ile Ape, pondok Parek Walang juga digunakan oleh warga sebagai tempat pengungsian.
Jurnalis suara.com diantar oleh warga sekitar bernama Robert (35) dari Desa Amakaka ke pondok Parek Walang. Dari Desa Amakaka ke pondok Parek Walang memakan waktu sekitar 30 menit dengan menggunakan sepeda motor.
Kepala Posko Pondok Parek Walang Artos Tobiona (24) menyebut ada 246 jiwa yang mengungsi di sana. Sebagian besar dari mereka berasal dari desa-desa yang terdampak bencana banjir bandang dan longsor di Kabupaten Lembata.
"Total pengungsi yang ada di Parek Walang sebanyak 246 jiwa terdiri dari 54 KK dari Desa Lamawara dan 11 KK tersebar di Desa Atawatung, Desa Mawa, Desa Bunga Muda, Desa Amakaka, dan Desa Tanjung Batu," kata Artos saat ditemui suara.com.
Berita Terkait
-
Pasca Bencana, PLN Klaim 100 Persen Listrik di NTT Sudah Pulih
-
Diterjang Badai Seroja, Nyaris Separuh Desa di Kupang Ini Tenggelam
-
Gubernur Khofifah Imbau Waspada Banjir Bandang Pasca Gempa (M) 6.1
-
BNPB: Banyak Warga Jadi Korban Banjir NTT Karena Tinggal di Aliran Sungai
-
Cerita Dua Korban Banjir-Longsor Lembata Ditemukan di Tepi Laut
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- Ke Mana Saja Rp26 Triliun Dana Transfer Pusat Mengalir di Sulawesi Selatan?
Pilihan
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
-
6 Mobil Turbo Bekas untuk Performa Buas di Bawah Rp 250 Juta, Cocok untuk Pecinta Kecepatan
-
OPEC Tahan Produksi, Harga Minyak Dunia Tetap Kokoh di Pasar Asia
-
Menteri UMKM Sebut Produk Tak Bermerek Lebih Berbahaya dari Thrifting: Tak Terlihat tapi Mendominasi
-
Telkom Siapkan Anak Usaha Terbarunya infraNexia, Targetkan Selesai pada 2026
Terkini
-
Kang Dedi Siapkan Kereta Kilat Pajajaran, Whoosh Bakal Ditinggalkan?
-
Banjir Sumatra Bawa Kayu Gelondongan, Ketua MPR Muzani: Sepertinya Hasil Tebangan Itu
-
4.000 Siswa Sekolah Rakyat Mau Kuliah, Kemensos Gandeng Diktisaintek Minta Bimbingan
-
Terungkap, Sosok 'Penjahat' di Balik Tema Besar Reuni 212
-
Jalan Buntu Paulus Tannos: Praperadilan Ditolak, KPK Kebut Proses Ekstradisi
-
Jurus Baru Bahlil, Golkar Siap 'Perang Digital' Rebut Hati 73 Persen Pemilih Muda 2029
-
Respons Ajakan Taubatan Nasuha Cak Imin, Politisi Golkar: Tak Pantas Bercanda di Tengah Duka
-
Wamendagri Bima Tinjau Lokasi Banjir di Solok, Pastikan Pendataan Akurat dan Pemulihan Cepat
-
MoU Menteri Mukhtarudin dengan Tiga Gubernur: Realisasikan Program Quick Win Presiden Prabowo
-
KPK 'Kuliti' Harta Ridwan Kamil, Dikejar Soal Dana Gelap BJB hingga Mercy BJ Habibie