Suara.com - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo merapalkan doa khusus terkait insiden tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402. Dia pun berharap ada mukjizat agar kapal selam buatan Jerman ditemukan dan 53 kru selamat.
Lewat tulisan yang di akun Instagram pribadinya kemarin, Gatot menganggap 53 awak kapal Nanggala merupakan prajurit yang tangguh dalam menghadapai cobaan saat ini di laut.
“Para Patriot Prajurit Samudera yang ada di KRI Nanggala 402. sedang Berjuang dengan Gagah Berani dengan Semangat Pantang Menyerah untuk mengatasi Situasi di perut Samudra. Mari Kita Semua Sebagai Sesama Anak Bangsa Mendoakan,” kata Gatot seperti dikutip dari Hops.id--media jaringan Suara.com, Minggu (25/4/2021).
Gatot kemudian berdoa kepada Allah agar ada mukjizat dan keajaiban seupaya seluruh awak kapal KRI Nanggala bisa selamat.
“Semoga Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa tetap memberikan secercah harapan dan mukjizat agar mereka dapat kembali kepada keluarganya masing masing dalam keadaan selamat. Aamiin Allahuma Aamiin,” tulisnya.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono mengungkapkan pesawat Poseidon AL Amerika Serikat akan terbang pada Sabtu sore.
“Nanti pukul 16.00 WITA pesawat Poseidon akan takeoff dari Bali dan melakukan kegiatan pencarian,” kata Kadispaneal dikutip dari Antara, Sabtu 24 April 2021.
Tak hanya itu, pencarian juga melibatkan kapal-kapal negara lain, seperti HMAS Ballarat, HMAS Sirius dari Australia, kapal MV Swift Rescue dari Singapura dan lainnya.
“Untuk kapal MV Swift Rescue dari Singapura akan tiba pada Sabtu malam sekitar pukul 23.00 WITA dan HMAS Sirius juga belum tiba,” tuturnya.
Baca Juga: Tenggelam, KRI Nanggala 402 Seperti Diinjak 10 Ekor Gajah
Untuk area pencarian kapal selam KRI Nanggala 402 masih difokuskan di sembilan titik, termasuk sekitar Celukan Bawang.
Penyisiran juga disesuaikan dengan temuan tumpahan minyak dan daya magnet yang besar.
KRI Rigel-933 dari Pusat Hidro-Oseanograf TNI AL juga dikerahkan dalam pencarian kapal selam buatan Jerman itu.
“KRI Rigel lebih ke arah itu (magnet) untuk memastikan bendanya apa,” kata Julius yang masih berada di Bali.
Sejauh ini, TNI telah mengerahkan 21 KRI yang sebagian besar memiliki daya deteksi sonar untuk memetakan situasi di kedalaman dan dasar laut.
Sementara itu, TNI turut mendapat bantuan empat kapal dan satu unit alat deteksi bawah laut atau remote operation vehicle (ROV) dari kepolisian.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
Terkini
-
Salurkan 125 Ribu Pakaian Reject ke Sumatera, Mendagri: Daripada Menumpuk di Gudang dan Rusak
-
BNI Gelar RUPSLB, Mantapkan Transformasi dan Tata Kelola Hadapi 2026
-
Babak Baru Dimulai, Atalia Praratya Siap Hadapi Ridwan Kamil di Sidang Cerai Perdana
-
Kencang Penolakan PAW Anggota DPRD Waropen, Politisi Muda Papua: Ini Cederai Demokrasi
-
Ibu Nadiem Doakan Anaknya Sembuh Agar Bisa Buktikan Tak Bersalah dalam Sidang Kasus Chromebook
-
Kemenag Siapkan 6.919 Masjid Ramah Pemudik untuk Libur Nataru
-
Jaksa Ungkap Nadiem Makarim Dapat Rp809 Miliar dari Pengadaan Chromebook
-
Dukung Pembentukan Satgas Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Sumatera, Begini Kata Komisi V
-
UGM Jawab Sentilan Luhut Soal Penelitian: Kalau Riset Sudah Ribuan
-
Masih Dirawat di RS, Sidang Perdana Nadiem Makarim Ditunda: Hakim Jadwalkan Ulang 23 Desember