Suara.com - Seorang ahli astronom mengungkapkan, bulan Ramadhan dan Idul Fitri di tahun 2033 diprediksi akan berlangsung hingga dua kali dalam satu tahun masehi.
Menyadur Gulf News, Senin (3/5/2021) Ibrahim Al Jarwan, Anggota Federasi Ilmu Luar Angkasa dan Astronomi Arab, menjelaskan mengapa dapat terjadi dua Ramadhan di 2033.
Al Jarwan mengungkapkan kepada Gulf News bahwa kalender Islam adalah kalender lunar, dan secara konsisten bergerak sekitar 11 hari lebih pendek dari tahun matahari.
"Tahun 2030 akan menjadi dua kali bulan penuh berkah Ramadhan. Yang pertama terjadi saat Ramadhan dimulai pada 5 Januari 2030 untuk tahun Hijriah 1451, dan selanjutnya bulan Ramadhan akan dimulai pada 26 Desember 2030 untuk tahun Hijriah 1452," jelas Al Jarwan.
Dia juga menunjukkan bahwa karena kalender Hijriah, yang 11 hari lebih sedikit dari kalender Masehi, kedua sistem kalender tersebut pada akhirnya akan berulang.
"Dibutuhkan 33 tahun sampai tahun Hijriah telah melewati satu tahun Gregorian penuh. Itu terulang sebelumnya pada 1997, dan setelah 2030 akan terulang lagi pada 2063 nanti," kata Al Jarwan.
Seperti kalender Masehi, kalender Hijriyah memiliki 12 bulan yakni Muharam, Safar, Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Syaban, Ramadhan, Syawal, Dzulkaidah dan Dzulhijah.
Kalender Masehi memiliki pakem 365 hari, namun kalender Hijriyah punya 354 hari. Artinya, ada selisih 11 hari dalam setahun.
Kalender Islam sulit untuk diprediksi, karena membutuhkan orang atau komite yang berwenang untuk melihat bulan untuk menentukan awal setiap bulan.
Baca Juga: Jadwal Buka Puasa Bogor Senin 3 Mei 2021
Kondisi atmosfer juga dapat menghalangi penampakan bulan sabit, menyebabkan bulan yang akan datang bisa tertunda satu hari.
Beberapa negara dan komunitas Muslim sekarang menggunakan versi modifikasi dari kalender tradisional yang dirancang untuk membuat waktu bulan dan perayaan Islam lebih mudah untuk diprediksi, menurut situs web timeanddate.com.
Bulan baru juga dapat dimulai pada hari yang berbeda menurut kalender Masehi di berbagai negara. Karena waktu bulan terbenam di suatu negara bergantung pada garis bujurnya, bulan baru dan ritual keagamaan utama seperti puasa Ramadhan dapat dimulai sehari lebih awal, misalnya di negara-negara Muslim Afrika Barat daripada di Indonesia atau Malaysia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Jurnalisme Masa Depan: Kolaborasi Manusia dan Mesin di Workshop Google AI
-
Suara.com Raih Top Media of The Year 2025 di Seedbacklink Summit
-
147 Ribu Aparat dan Banser Amankan Misa Malam Natal 2025
-
Pratikno di Gereja Katedral Jakarta: Suka Cita Natal Tak akan Berpaling dari Duka Sumatra
-
Kunjungi Gereja-Gereja di Malam Natal, Pramono Anung: Saya Gubernur Semua Agama
-
Pesan Menko Polkam di Malam Natal Katedral: Mari Doakan Korban Bencana Sumatra
-
Syahdu Misa Natal Katedral Jakarta: 10 Ribu Umat Padati Gereja, Panjatkan Doa untuk Sumatra
-
Melanggar Aturan Kehutanan, Perusahaan Tambang Ini Harus Bayar Denda Rp1,2 Triliun
-
Waspadai Ucapan Natal Palsu, BNI Imbau Nasabah Tidak Sembarangan Klik Tautan
-
Bertahan di Tengah Bencana: Apa yang Bisa Dimakan dari Jadup Rp 10 Ribu Sehari?