Suara.com - Beredar pemberitaan yang mengklaim salah satu tokoh senior pendiri Organisasi Papua Merdeka (OPM), Nicholas Youwe menyindir aktivis Veronica Koman sebagai sosok provokator dan pengecut.
Dalam klaim itu, Nicholas Youwe digambarkan seolah mengatakan bahwa Veronica Koman tidak berhak untuk berbicara masalah Papua. Sebab, Veronica Koman bukan orang Papua dan tidak lebih dari seorang provokator.
Nicholas Youwe diklaim menyatakan hal itu dalam diskusi virtual bertajuk Memahami Papua, serta Upaya Penyelesaian Secara Kolaboratif dan Holistik baru-baru ini.
Tokoh OPM tersebut juga diwartakan seolah memberi pesan agar Veronica Koman tidak lagi mencampuri urusan Papua karena dia hanya seorang provokator dan pengecut yang bersembunyi di Australia.
Lalu benarkah klaim tersebut?
PENJELASAN
Berdasarkan penelusuran Tim CekFakta Suara.com, klaim yang menyebut Nicholas Youwe menyindir aktivis Veronica Koman sebagai sosok provokator dan pengecut tidak benar.
Veronica Koman sendiri mempertanyakan asal-usul sumber pernyataan tersebut. Pasalnya, Nicholas Youwe telah meninggal dunia sejak 2017 silam.
Melalui akun Twitter miliknya, Veronica Koman menyindir oknum wartawan tersebut dengan mengucapkan terima kasih atas dedikasinya yang telah mewawancarai Nicholas Youwe hingga ke dalam kubur.
Baca Juga: Top Up Voucher Game Online Tembus Rp 2 Juta, Bocah Ini Bikin Ayah Ngamuk
Dalam kicauannya, dia turut menyertakan beberapa tangkapan layar artikel media online yang tayang pada Sabtu (8/5) kemarin dengan masing-masing berjudul: 'Pendiri OPM Nicholas Youwe: Veronica Koman, anda tak berhak berbicara masalah Papua', 'Pendiri OPM: Veronica Koman, Anda Tidak Lebih dari Seorang Provokator', 'Pendiri OPM Peringatkan Veronica Koman: Anda Provokator yang Pengecut!', dan 'Pendiri OPM: Veronica Koman A nda Provokator, Jangan Campuri Urusan Papua!'.
"Terima kasih atas dedikasi wartawan nasional yang turun ke alam kubur demi bisa wawancara Orang Papua," kicaunya seperti dikutip Suara.com.
Lebih lanjut, Veronica Koman menyarankan oknum wartawan tersebut untuk baiknya turun langsung meliputi konflik di Papua daripada jauh-jauh ke 'dalam kubur. Sekaligus menyindir untuk tidak asal menyertakan keterengan pers yang dirilis oleh TNI atau Polri.
"Tapi, agak kejauhan, tolong lain kali dimulai dari turun ke Papua dulu aja, biar ga cuma copas rilis TNI/Polri,"sindirnya.
KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas, disimpulkan bahwa klaim yang menyebut Nicholas Youwe menyindir aktivis Veronica Koman sebagai sosok provokator dan pengecut tidak benar. Klaim itu masuk kategori Konten yang Menyesatkan.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Kondisi Terkini Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta: Masih Lemas, Polisi Tunggu Lampu Hijau Dokter
-
Duka Longsor Cilacap: 16 Nyawa Melayang, BNPB Akui Peringatan Dini Bencana Masih Rapuh
-
Misteri Kematian Brigadir Esco: Istri Jadi Tersangka, Benarkah Ada Perwira 'W' Terlibat?
-
Semangat Hari Pahlawan, PLN Hadirkan Cahaya Bagi Masyarakat di Konawe Sulawesi Tenggara
-
Diduga Rusak Segel KPK, 3 Pramusaji Rumah Dinas Gubernur Riau Diperiksa
-
Stafsus BGN Tak Khawatir Anaknya Keracunan karena Ikut Dapat MBG: Alhamdulillah Aman
-
Heboh Tuduhan Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani, MKD DPR Disebut Bakal Turun Tangan
-
Pemkab Jember Kebut Perbaikan Jalan di Ratusan Titik, Target Rampung Akhir 2025
-
Kejagung Geledah Sejumlah Rumah Petinggi Ditjen Pajak, Usut Dugaan Suap Tax Amnesty
-
Kepala BGN Soal Pernyataan Waka DPR: Program MBG Haram Tanpa Tenaga Paham Gizi