Suara.com - Penemuan mayat korban covid-19 yang mengapung di sungai Gangga terus membludak. Menyadur Metro Senin (17/05), jumlah mayat-mayat itu bahkan mencapai 2 ribu.
Pejabat mengatakan, mayat yang mengapung di sungai Gangga itu berasal dari keluarga miskin yang tak mampu bayar biaya kremasi atau pemakaman yang layak.
Bagi beberapa warga desa, membuang jenazah orang yang dicintai ke sungai Gangga yang dianggap suci adalah sebuah solusi paling masuk akal. Padahal sebenarnya, keputusan itu justru membuat wabah semakin menyebar.
Tak hanya virus corona, berbagai risiko kesehatan lainnya juga mengintai penduduk India di Uttar Pradesh dan Bihar.
Pejabat pemerintah federal mengatakan pada surat kabar Asian Age bahwa semua jenazah yang ditemukan telah ditangani dengan ritual keagamaan yang tepat.
Navneet Sehgal, juru bicara pemerintah Uttar Pradesh, menolak mengonfirmasi angka yang diutarakan oleh Asian Age tapi pihaknya mengakui polisi telah dikerahkan di sepanjang sungai.
Dia membantah klaim bahwa mayat tidak dikuburkan karena putus asa. Menurutnya, beberapa desa di tepi sungai tidak mengkremasi jenazah selama periode tertentu yang memiliki makna religius.
"Kami terus menemukan 10 hingga 20 mayat sesekali. Selain penempatan polisi, kami juga telah mengirim komunikasi ke otoritas lokal agar praktik ini dihentikan", tambahnya.
Pemerintah India baru-baru ini menerima rekomendasi panel penasihat sains untuk memperlebar jarak antara dosis vaksin dari 12 menjadi 16 minggu.
Baca Juga: Virus Corona India Alami Mutasi Ganda dan Berita Hits Kesehatan Lainnya
Banyak negara bagian mengeluh kekurangan vaksin, tapi penasihat pemerintah VK Paul mengatakan langkah itu adalah keputusan ilmiah dan bukan kebijaksanaan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Kondisi Terkini Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta: Masih Lemas, Polisi Tunggu Lampu Hijau Dokter
-
Duka Longsor Cilacap: 16 Nyawa Melayang, BNPB Akui Peringatan Dini Bencana Masih Rapuh
-
Misteri Kematian Brigadir Esco: Istri Jadi Tersangka, Benarkah Ada Perwira 'W' Terlibat?
-
Semangat Hari Pahlawan, PLN Hadirkan Cahaya Bagi Masyarakat di Konawe Sulawesi Tenggara
-
Diduga Rusak Segel KPK, 3 Pramusaji Rumah Dinas Gubernur Riau Diperiksa
-
Stafsus BGN Tak Khawatir Anaknya Keracunan karena Ikut Dapat MBG: Alhamdulillah Aman
-
Heboh Tuduhan Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani, MKD DPR Disebut Bakal Turun Tangan
-
Pemkab Jember Kebut Perbaikan Jalan di Ratusan Titik, Target Rampung Akhir 2025
-
Kejagung Geledah Sejumlah Rumah Petinggi Ditjen Pajak, Usut Dugaan Suap Tax Amnesty
-
Kepala BGN Soal Pernyataan Waka DPR: Program MBG Haram Tanpa Tenaga Paham Gizi