Suara.com - Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri mengklaim, tidak ada penembakan roket dari helikopter terhadap area perumahan warga di Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, pekan lalu.
Fakhiri menjelaskan, penggunaan helikopter terjadi saat hendak mengevakuasi jenazah Bharatu Komang yang tertembak tanggal 27 April lalu.
Saat itu, anggota kepolisian ditembak kelompok kriminal bersenjata atau KKB dari ketinggian.
Karena itu, kata dia, untuk memecahkan kekuatan mereka, helikopter membantu dengan menembak secara terukur hingga evakuasi bisa dilakukan.
"Bahkan, salah satu helikopter yang tergabung dalam Satgas Nemangkawi tertembak, namun berhasil kembali dan mendarat dengan selamat di Timika,"kata Irjen Fakhiri seperti dikutip dari Antara, Selasa (5/18/2021).
Dia menjelaskan, personel Satgas Nemangkawi yang berasal dari anggota TNI-Polri terus berupaya memisahkan warga sipil dengan KKB, mengingat selama ini mereka berupaya menjadikan masyarakat sebagai tameng.
Markas mereka biasanya berada di salah satu Honai atau rumah khas masyarakat pegunungan di Papua, sehingga tim satgas berupaya memisahkannya.
Sejak Mei tercatat tiga anggota KKB tewas dalam kontak tembak dengan aparat keamanan, kata Kapolda Papua Irjen Pol Fakhiri .
Dia memastikan penegakan hukum terhadap kelompok kriminal bersenjata (KKB) dilakukan sesuai standar operasional prosedur (SOP).
Baca Juga: Dianiaya 20 Orang Bersenjata Tajam, 2 Prajurit TNI Tewas di Papua
Menurut Kapolda, dengan dilakukan sesuai SOP, maka penanganan terhadap KKB dilakukan terarah dan terukur.
Sebelumnya diberitakan, Tentara Pembebasan Negara Papua Barat, sayap militer Organisasi Papua Merdeka, mengklaim militer Indonesia membombardir rumah-rumah warga sipil di Ilaga, Kabupaten Puncak.
Hal itu terjadi tatkala TNI dan Polri melakukan gerakan ofensif di Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, tanggal 15 - 16 Mei 2021.
"Ada tiga helikopter milik TNI AU yang membombardir honai-honai (rumah) warga. Satu gereja di Dolinggame diledakkan oleh pasukan Indonesia. Kami ada foto-foto buktinya," kata Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom dalam keterangan tertulis, Senin (17/5/2021).
Ia menuturkan, serangan udara militer Indonesia itu menargetkan markas TPNPB-OPM di Ilaga. Tapi, area sipil juga menjadi sasaran.
Sebby mengungkapkan, setidaknya ada 40 kali bom roket yang dilancarkan dalam serangan udara tersebut.
Berita Terkait
-
Dianiaya 20 Orang Bersenjata Tajam, 2 Prajurit TNI Tewas di Papua
-
Indonesia Diminta Deklarasikan Status Perang di Papua
-
Surya Anta: Indonesia Harus Tetapkan Status Perang Agar Warga di Papua Aman
-
TPNPB Sebut TNI Bombardir Rumah Warga dan Gereja dengan Puluhan Roket
-
TPNPB: 40 Roket dari Helikopter TNI Sasar Markas, Rumah Warga dan Gereja
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Gibran Turun Gunung ke Nias, Minta Jembatan 'Penyelamat' Siswa Segera Dibangun
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan
-
Ibu-Ibu Korban Bencana Sumatra Masih Syok Tak Percaya Rumah Hilang, Apa Langkah Mendesak Pemerintah?
-
Eks Wakapolri Cium Aroma Kriminalisasi Roy Suryo Cs di Kasus Ijazah Jokowi: Tak Cukup Dilihat
-
Nasib 2 Anak Pengedar Narkoba di Jakbar: Ditangkap Polisi, 'Dilepas' Gara-gara Jaksa Libur
-
Mendiktisaintek: Riset Kampus Harus Bermanfaat Bagi Masyarakat, Tak Boleh Berhenti di Laboratorium
-
Dengarkan Keluhan Warga Soal Air Bersih di Wilayah Longsor, Bobby Nasution Akan Bangunkan Sumur Bor
-
Di Balik OTT Bupati Bekasi: Terkuak Peran Sentral Sang Ayah, HM Kunang Palak Proyek Atas Nama Anak
-
Warga Bener Meriah di Aceh Alami Trauma Hujan Pascabanjir Bandang