Suara.com - Polisi Israel bertugas dalam protes di Lod. Ini adalah kota di Israel di mana orang Arab dan Yahudi hidup berdampingan. Tetapi kini orang-orang yang bertetangga itu saling berselisih.
Yoel Frankenburg adalah penduduk Yahudi. "Saya sudah tinggal di sini 12 tahun. Selama ini kami hidup bertetangga dengan baik. Tetapi dalam beberapa hari ini mereka mencoba membunuh kami."
Wahel, penduduk Arab, mengungkapkan, “Tadi malam, mereka membakar rumah kami, bisnis kami, mobil kami. Dengan membawa senjata, mereka mendekati anak-anak kami. Mereka harus diusir dari sini. Kalau tidak, akan terjadi perang besar di Lod.”
Lima sinagog dibakar di Lod dalam dua hari. Presiden Israel mengutuk serangan itu sebagai pogrom, istilah yang digunakan untuk serangan terhadap orang Yahudi di Eropa pada abad ke-19.
Eden Maltzur, pria Yahudi, dalam perjalanan ke Lod ketika massa menimpuki mobilnya dengan batu.
“Untungnya di belakang saya tidak ada mobil. Jadi, saya mundur, injak gas segera pergi. Saya hampir menabrak orang dan mobil. Saya tidak melihat apapun. Saya melihat kematian, kematian. Tahukah kamu apa kematian itu? Orang-orang menimpuki saya dengan batu, melempar batu ke arah saya."
Di dekat Bat Yam, sekelompok orang Yahudi mengepung dan memukuli seorang pria Arab sehingga ia harus dirawat di rumah sakit. Seorang pria Yahudi yang dipukuli di Lod meninggal karena luka-lukanya.
Kerusuhan itu menyebar ke kota-kota lain di mana warga Arab, sekitar 20 persen dari populasi Israel, tinggal bersama orang Yahudi. Setelah bentrokan tiga malam, perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan:
“Tidak ada yang bisa membenarkan orang Arab menghukum mati orang Yahudi dan tidak ada yang bisa membenarkan orang Yahudi menghukum mati orang Arab. Itu tidak bisa diterima. Itu bukan kita. Jangan lakukan kekerasan ini, kebiadaban ini. Kita akan mengembalikan ketertiban ke kota-kota Israel di mana pun, di semua kota."
Baca Juga: Kekuatan Militer Palestina: Jumlah Persenjataan hingga Prajurit
Kembali ke Lod, penduduk Arab menghadapi pejabat kota dan menyalahkan mereka karena mendukung ekstremis Yahudi bersenjata, yang menurut mereka, dikerahkan ke Lod sebagai provokator.
Para pemimpin agama - Muslim, Kristen, Druze, dan Yahudi - mencoba menenangkan situasi. Masing-masing menyampaikan pesan video bahwa “Kekerasan bukanlah agama saya.” (Sumber: VOA Indonesia)
Berita Terkait
-
Kekuatan Militer Palestina: Jumlah Persenjataan hingga Prajurit
-
Hamas vs Fatah dalam Konflik Israel-Palestina, Siapa Mereka?
-
Aksi Bela Palestina-Israel Dicap Mirip Musim Buah, Hilang lalu Muncul Lagi
-
Desak CEO Google Dukung Palestina, Karyawan Beragama Yahudi Lakukan Ini
-
Daftar Produk Israel di Indonesia, Paling Banyak untuk Anak-anak
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Pemerintah Sebut UU Pers Beri Jaminan Perlindungan Hukum Wartawan, Iwakum Sebut Ini
-
Menpar Widiyanti Targetkan Industri MICE Indonesia Susul Vietnam di Peringkat Global
-
Puji Kepemimpinan Gubernur Ahmad Luthfi, BGN Puji Jateng Paling Siap Jalankan Program Gizi Nasional
-
Jokowi 'Dikepung' Politik? Rocky Gerung Bongkar Alasan di Balik Manuver Prabowo-Gibran 2029
-
'Mereka Ada Sebelum Negara Ini Ada,' Pembelaan Antropolg untuk 11 Warga Maba Sangaji di Persidangan
-
Terungkap! 'Orang Baik' yang Selamatkan PPP dari Perpecahan: Ini Peran Pentingnya
-
Dana Transfer Dipangkas Rp 15 Triliun, APBD DKI 2026 Anjlok dan Gubernur Perintahkan Efisiensi Total
-
Kelurahan Kapuk Dipecah Jadi 3: Lurah Klaim Warga Menanti Sejak Lama, Semua RW dan RT Setuju
-
Antonius Kosasih Divonis 10 Tahun Bui di Kasus Korupsi PT Taspen, Hukuman Uang Pengganti Fantastis!
-
Kapuk Over Populasi, Lurah Sebut Petugas Sampai Kerja di Akhir Pekan Urus Kependudukan