Suara.com - “Saya tiga hari, tiga malam tidak tidur. Bagaimana Surabaya terendam banjir. Saya kelilingi Surabaya, cari apa penyebabnya. Akhirnya di kawasan Jalan Mayjen Sungkono bisa diketahui penyebabnya, dari malam itu juga bisa diatasi.”
Hal ini dikatakanMenteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini, mengungkapkan langkah-langkah efektif yang pernah dilakukannya mengatasi banjir di Kota Surabaya saat menjadi wali kota. Saat baru beberapa bulan dilantik, hujan besar terjadi dan 52 persen Kota Surabaya terendam banjir.
Di Jalan Mayjen Sungkono diketahui banyak kabel atau utilitas yang sempat menjadi masalah. Risma langsung membuatkan desain untuk mengatasinya.
“Saya buat desain sendiri. Nanti kabel-kabel itu atau pipa-pipanya itu akan kita pasang di luar, kemudian kita pasang semacam penutup, sehingga kalau nanti ada perbaikan, tinggal buka di luar dan tidak perlu mengganggu aliran sungai,” katanya.
Risma juga memastikan, sistem perairan di Surabaya sudah terkoneksi satu dengan yang lain.
“Ketika curah hujan tinggi, kita ingin semua clear dan tidak ada yang menganggu aktivitas masyarakat. Makanya, kami menambah kapasitas pompa, kapasitas saluran dan juga permainan pintu-pintu air,” kata dia.
Mensos mengingatkan cuaca semakin ekstrem yang datang tidak menentu. Dampaknya terkadang udara panas bertambah panas, juga udara dingin semakin dingin.
Untuk mengurangi dampak tersebut, ia menyampaikan keyakinan jika kearifan lokal terjaga, dimana pemerintah dan masyarakatnya bahu membahu menjaga atau tidak merusak lingkungan, maka bencana seperti longsor dan banjir bisa diminimalisasi
"Saya sudah buktikan dua periode memimpin Kota Surabaya dimana 52 persen yang dulunya wilayah banjir. Alhamdulillah berkat kerja sama dengan kearifan lokal, daerah itu berubah tidak lagi mengalami banjir,” katanya.
Baca Juga: Program dan Kinerja Kemensos Kini Bisa Diketahui Masyarakat lewat PPID
Lahan-lahan tandus dan kering termasuk daerah pantai ditanami pohon cemara udang dan berbagai bunga-bungaan. Bisa juga dengan akar wangi (rumput vertifer) yang bernilai ekonomis. Ditambah pembuatan embung-embung, waduk yang secara otomatis juga mengatasi pemanasan global.
“Terbukti, kearifan lokal telah menjadikan Surabaya salah satu deretan kota terbersih yang ada di dunia,” katanya. Ia menekankan kepada para pimpinan di daerah, untuk memperkuat kearifan lokal sebagai cara mengurangi efek rumah kaca ( global warming ).
Sebelumnya, Mensos mengungkapkan hal tersebut dalam kunjungannya ke Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatra Utara, dalam rangka pemberian bantuan kepada keluarga korban longsor Batang Toru. Ia juga menyampaikan terjadinya bencana alam belakangan ini, tidak lepas dari adanya pemanasan global (global warming).
Kepada jajaran Forkompinda, ia meminta bisa mengikuti sarannya. “Yakinlah tidak saja negara maju, kita juga bisa lakukan itu,” kata Risma.
“Karenanya pelajaran tanah longsor Batang Toru menjadi pelajaran berharga dengan harapan peristiwa tidak terulang. Mari perkuat kearifan lokal demi terjaganya lingkungan sekaligus upaya mencegah global warming,” tambahnya.
Berita Terkait
-
Banjir Melanda Kapuas Hulu, Akses Jalan Kalis-Putussibau Lumpuh
-
Cigudeg Bogor Banjir Lagi, Warga Tegalega Mengungsi
-
2.449 Warga Jadi Korban Banjir di Bogor Akibat Sungai Anak Ciapus Meluap
-
Mahasiswa UNY Buat Deteksi Dini Banjir Lahar yang Mudah Terhubung ke Ponsel
-
Kemensos Terima Donasi Rp100 Juta dari VCC untuk Korban Bencana NTT
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
Pilihan
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
Terkini
-
Sekolah Rakyat di Situbondo Tetap Jalan 2026, Bupati Tegaskan Tidak Sepi Peminat
-
Terkunci dalam Kamar Saat Kebakaran, Pria ODGJ Tewas di Tambora
-
Bahasa Inggris Jadi Mapel Wajib SD-SMA Mulai 2027, Kemendikdasmen Siapkan Pelatihan Guru Massal
-
Komisi XIII DPR Dorong Kasus Konflik TPL di Danau Toba Dibawa ke Pansus Agraria
-
Jakpro Siapkan Kajian Teknis Perpanjangan Rute LRT Jakarta ke JIS dan PIK 2
-
'Apapun Putusannya, Kami Hormati,' Sikap Kejagung di Ujung Sidang Praperadilan Nadiem Makarim
-
Detik-detik Gempa Dahsyat di Filipina, Alarm Tsunami Aktif Buat Sulut dan Papua
-
Menko Zulkifli Hasan Panen Ayam Petelur, Apresiasi PNM Bangun Ketahanan Pangan Desa
-
Seskab Teddy Sampaikan Santunan dari Prabowo untuk Keluarga Prajurit yang Gugur Jelang HUT ke-80 TNI
-
Terungkap! Ini 'Dosa' Eks Kajari Jakbar yang Bikin Jabatannya Lenyap