Suara.com - Australia tiba-tiba mengumumkan akan menutup kedutaan besarnya di Afghanistan dalam waktu tiga hari dari sekarang. Menyadur ABC News Selasa (25/05), kedutaan itu sudah berdiri sejak tahun 2006.
Keputusan mengejutkan ini dibuat menjelang penarikan final pasukan pertahanan Australia dari negara itu. "Perwakilan tempat tinggal kami di Afghanistan dan Kedutaan Besar Australia di Kabul akan ditutup saat ini."
Perdana Menteri Scott Morrison dan Menteri Luar Negeri Marise Payne mengatakan akan kembali ke model hubungan diplomatik lama, yaitu melalui kunjungan perwakilan ke Afghanistan.
Australia menyebut kepergian pasukan internasional dan Australia dari Afghanistan akan membawa negara itu pada situasi keamanan yang semakin tidak pasti.
"Di mana pemerintah telah diberi tahu bahwa pengaturan keamanan tidak dapat disediakan untuk mendukung kehadiran diplomatik kami yang sedang berlangsung."
Morrison dan Payne mengatakan gedung kedutaan akan ditutup pada 28 Mei, tapi para pejabat akan mengunjungi Afghanistan secara teratur dari pos perumahan di tempat lain di wilayah tersebut.
"Harapan Australia bahwa tindakan ini bersifat sementara dan kami akan melanjutkan kehadiran permanen di Kabul setelah keadaan memungkinkan," kata mereka.
Keputusan ini datang ketika Kantor Penyelidik Khusus (OSI) meningkatkan pekerjaannya dalam menyelidiki tuduhan kejahatan perang oleh pasukan khusus Australia di Afghanistan.
Direktur Jenderal Chris Moraitis mengatakan dia berharap penutupan itu hanya sementara. "Kami harus melihat situasi di lapangan," katanya kepada Parlemen.
Baca Juga: 12 Jemaah Salat Jumat Tewas dalam Ledakan di Masjid Afghanistan
"Jelas, memiliki akses dan saksi di Afghanistan itu penting. Penutupan kedutaan tidak akan ideal, namun kami memiliki kemungkinan."
Moraitis mengatakan memburuknya situasi keamanan di negara itu adalah pertimbangan yang lebih besar untuk OSI.
Backbencher liberal dan mantan duta besar untuk Israel Dave Sharma mengatakan dia memahami alasan penutupan, tapi menekankan pentingnya memiliki diplomat di Afghanistan.
"Dengan penarikan sejumlah besar personel pertahanan asing, lingkungan keamanan, secara alami, di Kabul berubah," katanya kepada ABC.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
Di Hadapan Buruh, Aher Usul Kontrak Kerja Cukup Setahun dan Outsourcing Dibatasi
-
Aher Terima Curhat Buruh: RUU Ketenagakerjaan Jadi Sorotan, PHK Sepihak Jadi Ancaman
-
Tips Akhir Tahun Ga Bikin Boncos: Maksimalkan Aplikasi ShopeePay 11.11 Serba Hemat
-
Deolipa Tegaskan Adam Damiri Tidak Perkaya Diri Sendiri dalam Kasus Korupsi Asabri
-
Gubernur Pramono Lanjutkan Uji Coba RDF Rorotan Meski Diprotes: Tidak Kapasitas Maksimum
-
Gelar Pahlawan untuk Soeharto, KontraS: Upaya Cuci Dosa Pemerintah
-
Ketua BAM DPR Aher Janji UU Ketenagakerjaan Baru akan Lebih Baik Usai Temui Buruh KASBI
-
Lewat Kolaborasi dengan Iko Uwais di Film TIMUR, BNI Dukung Industri Film Nasional
-
Internet di Indonesia Masih Belum Merata, Kolaborasi Infrastuktur adalah Jalan Pintasnya
-
Aksi Buruh KASBI di DPR Bubar Usai Ditemui Aher, Janji Revisi UU Ketenagakerjaan