Suara.com - Beredar narasi yang menyebutkan jika vaksinasi Covid-19 dapat menyebabkan varian baru virus corona dari keterangan para ahli.
Narasi ini dibagikan oleh pengguna akun Twitter @Incredibhaarat. Akun ini memposting narasi dari pernyataan seseorang ahli virologi dan pemenang Nobel Prize dari Prancis, Luc Montagnier yang menyatakan bahwa vaksinasi dapat menyebabkan varian baru virus corona.
Postingannya itu juga disertai video berdurasi 45 detik sebagai bukti. Dalam video 45 detik tersebut, ahli virologi dari Prancis Luc Montagnier menyatakan jika vaksinasi dapat menyebabkan varian Covid-19 baru.
Luc juga mengklaim bahwa tingginya vaksinasi di sebuah negara berbanding lurus dengan kenaikan jumlah pasien terinfeksi COVID-19.
Postingan @Incredibhaarat tersebut beredar di tengah agenda vaksinasi yang dilakukan sebagian besar negara untuk menghentikan pandemi COVID-19.
Adapun narasi yang dibagikan sebagai berikut:
"French Virologist & Nobel Prize Winner Luc Montagnier Says 'Mass Vaccination’s An Unacceptable Mistake, Vaccination’s Creating New Variant’s Of Virus'. If You Look At The Graph Of Covid Case’s & Deaths It All Blasted After Innoculation Of Vaccines.@Voice_For_India@mariawirth1"
Terjemahan:
"Ahli Virologi Prancis & Pemenang Hadiah Nobel Luc Montagnier Mengatakan 'Vaksinasi Massal Adalah Kesalahan yang Tidak Dapat Diterima, Vaksinasi Menciptakan Varian Virus Baru'. Jika Anda Melihat Grafik Kasus & Kematian Covid Itu Semua Meledak Setelah Pemberian Vaksin .@Voice_For_India@mariawirth1"
Baca Juga: Tidak Lockdown Meski Ada Kasus Covid-19, DPR Tetap Lanjutkan Kegiatan
Lantas benarkah klaim tersebut?
PENJELASAN
Berdasarkan penelusuran Turnbackhoax.id -- jaringan media Suara.com, sejumlah ahli menyatakan bahwa klaim vaksinasi akan menciptakan varian baru virus corona adalah tidak benar.
World Health Organization (WHO) menjelaskan vaksinasi tidak dapat menyebabkan virus corona asli bermutasi menjadi varian baru. Hal yang menyebabkan Covid-19 bermutasi adalah karena virus menyebar secara luas dalam populasi yang besar, serta menginfeksi banyak orang.
"Semakin banyak peluang yang dimiliki virus untuk menyebar, semakin banyak ia bereplikasi – dan semakin berpeluang untuk mengalami perubahan," jelas WHO.
Lebih lanjut, seorang spesialis penyakit menular di Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins Dr. Robert Bollinger memberikan penjelasan lebih lanjut kepada Reuters melalui email mengenai masalah ini.
Berita Terkait
-
Tak Kebagian Vaksin Covid-19 dan Dibubarkan Polisi, Ribuan Warga Batam Kecewa
-
Emil Dardak: Penyekatan di Suramadu Kemungkinan Diperpanjang hingga Idul Adha
-
Ciamis Dapat Kiriman Pasien COVID-19 dari Bandung dan Jakarta
-
Kapolda Metro Jaya ke Warga: Jakarta sedang Tidak Baik-baik Saja
-
Kasus COVID-19 di Kota Yogyakarta Kembali Melonjak, Satpol PP Aktifkan Lagi Operasi Masker
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
-
Hasil BRI Super League: Persib Menang Comeback Atas Arema FC
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
Terkini
-
Bikin 'Sus'! KPU Bantah Ubah Data Gibran, tapi Akui Selidiki Perubahan Tampilan Website
-
Marak Kasus Anak Keracunan MBG, Kepala BPOM Buka Suara: Ini Pembelajaran Bagi Kita
-
Instruksi Bahlil: Kader Golkar Wajib Peka Sosial dan Kawal Program Nasional Tanpa Kompromi
-
Ada 400.000 Lowongan Kerja di Jerman, Pemerintah Push SMK Genjot Skill Bahasa Asing Sejak Kelas 1
-
Wamen Stella Jelaskan Skema Sekolah Garuda: 80 Persen Gratis 20 Persen Berbayar, Prioritas Prestasi!
-
Tiga Kecelakaan dalam Sebulan, TransJakarta Gandeng KNKT Audit Total, Gubernur DKI Turun Tangan
-
Jelang Hari Tani 2025, AGRA Sebut Kebijakan Agraria Pemerintahan Prabowo Hanya Untungkan Elite
-
Gara-gara Tak Dibuatkan Mie Instan, Suami di Cakung Tega Bakar Istri hingga Tewas
-
Mahasiswi IPB Jadi Korban Pengeroyokan Brutal Sekuriti PT TPL, Jaket Almamater Hangus Dibakar
-
Pemda Diingatkan Mendagri Agar Realisasikan Pendapatan dan Belanja Sesuai Target