Suara.com - Seorang mahasiswi Palestina, Mays Abu Ghosh yang ditahan selama 33 hari dalam sel interogasi di Israel menceritakan betapa mengerikannya lokasi itu pada media Turki, Anadolu Agency.
Wanita dari kamp pengungsi Qalandiya ini ditangkap pada 29 Agustus 2019 dan mengalami penyiksaan di sel isolasi selama 33 hari di Pusat Interogasi Israel, Al-Maskobya.
Tubuh mahasiswa jurnalisme di Universitas Birzeit bernama Mays Abu Ghosh ini dibanting ke dinding karena berusaha melawan. Mereka juga menangkap adik laki-laki Mays untuk melakukan tekanan.
“Petugas intelijen meludahi saya dan mengatakan bahwa saya pantas mati karena aktivitas saya,” kenang Mays.
Ia tidak boleh memakai ikat rambut karena petugas terus-menerus memukul, meninju, menendang, memukul, dan menarik rambutnya. Ia tidur di sel bersama tikus yang menggigitnya saat tidur dan menularkan infeksi di tubuhnya.
Mays tidak dapat berkomunikasi dengan pengacara atau kelompok HAM mana pun. Kondisinya mengerikan karena siksaan terus-menerus, serta sel kotor di mana limbah meluap dan merendam kasurnya yang tipis.
Mahasiswi ini sedang dalam siklus haid ketika baru ditangkap dan ia diikat di kursi dengan tangan kaki yang diregangkan selama berjam-jam, tanpa tampon atau sejenisnya.
Tangannya tak berhenti mengeluarkan darah karena belenggu dan ketika dia menolak sesi interogasi militer, petugas menangkap dan membanting tubuhnya ke dinding.
“Petugas terus-menerus meyakinkan bahwa saya sudah gila dan mencoba bunuh diri, jadi mereka membawa pekerja sosial yang sebenarnya adalah petugas lain,” kenang Mays.
Baca Juga: Bentrok dengan Tentara Israel di Tepi Barat, 73 Warga Palestina Luka-luka
Ketika para petugas itu berada di sel, May menunjukkan lukanya dan bertanya, "siapa yang ingin membunuh orang lain? Saya seorang pelajar, dan Anda sedang menahanku."
Mays sering minta obat penghilang rasa sakit untuk mengurangi rasa sakit di kepala dan ototnya, tapi biasanya ditolak.
Ia juga dipaksa mendengar teriakan tahanan lain agar dirinya semakin tertekan. “Mereka mengancam saya bahwa saya akan mati atau lumpuh di sini, dan mereka juga mengancam akan memperkosa saya,” katanya.
Mays pada akhirnya dijatuhi hukuman 16 bulan penjara atas tuduhan berpartisipasi dalam kegiatan mahasiswa ilegaldi kampusnya, Universitas Birzeit yang dianggap sebagai pusat aktivisme mahasiswa di wilayah Palestina.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              KPK Tangkap Gubernur Riau, PKB 'Gantung' Status Abdul Wahid: Dipecat atau Dibela?
 - 
            
              Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Atasi Food Waste dengan Cara Sehat dan Bermakna
 - 
            
              Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
 - 
            
              Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
 - 
            
              Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting
 - 
            
              BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Komitmen Pemerintah Dalam Program 10 Ribu Hunian Layak Bagi Pekerja
 - 
            
              PLN Resmikan Dua SPKLU Center Pertama di Jakarta untuk Dorong Ekosistem Kendaraan Listrik
 - 
            
              Koalisi Masyarakat Sipil Gugat UU TNI, Tolak Ekspansi Militer ke Ranah Sipil
 - 
            
              KPK Sita Uang Miliaran Rupiah dalam OTT Gubernur Riau Abdul Wahid
 - 
            
              Pramono Pastikan Kampus IKJ Tak Dipindah ke Kota Tua, Fokus Bangun Ekosistem Seni di TIM