Suara.com - Presiden Tunisia Kais Saied memberhentikan kepala stasiun televisi nasional, Mohamed al-Dahach, pada Rabu (28/7/2021) waktu setempat. Ia kemudian menunjuk pengganti sementara, setelah seruan untuk melindungi kebebasan berbicara.
Saied pada Minggu (25/7/2021) menggunakan kekuatan darurat untuk merebut kendali pemerintah, memecat perdana menteri dan membekukan Parlemen dalam sebuah langkah yang disebut musuhnya sebagai kudeta.
Dia mencopot Dahach setelah insiden pada Rabu sore ketika pejabat dari sindikat jurnalis dan liga hak asasi manusia mengatakan mereka dilarang masuk ke stasiun meski telah diundang untuk tampil di sebuah acara.
Amira Mohammed, wakil kepala sindikat wartawan, mengatakan Dahach telah memberitahunya bahwa seorang komandan tentara telah memerintahkannya untuk tidak mengizinkan tamu masuk ke dalam gedung. Tentara telah mengepung stasiun televisi pada Minggu.
Baik Mohammed dan pejabat hak asasi manusia, Basem Trifi, kemudian berhasil tampil di acara itu. Seorang penasihat Saied dan seorang juru bicara militer juga diwawancarai dalam program tersebut dan keduanya menyangkal bahwa ada perintah yang diberikan untuk menghentikan para tamu masuk.
Beberapa wartawan Tunisia menyerukan di media sosial agar Dahach dipecat.
Pada Senin polisi menggerebek biro berita Al Jazeera di Tunis, mendorong Departemen Luar Negeri AS untuk mengatakan bahwa pihaknya terganggu oleh langkah tersebut dan mendesak "penghormatan yang saksama" terhadap kebebasan pers.
Pada Rabu, seorang reporter New York Times mengatakan dia telah ditahan selama dua jam di Tunis tetapi kemudian dibebaskan dan diizinkan untuk terus bekerja.
Sejak revolusi 2011 yang memperkenalkan demokrasi, Tunisia telah menikmati kebebasan pers yang jauh lebih besar daripada negara-negara tetangganya. Kantor berita negara TAP secara teratur meliput protes anti pemerintah dan pernyataan kritis terhadap pihak berwenang. (Sumber: Antara/Reuters)
Baca Juga: Lepas dari Pengawasan Orang Tua, Balita Ini Mengapung di Lepas Pantai Tunisia
Berita Terkait
-
Lepas dari Pengawasan Orang Tua, Balita Ini Mengapung di Lepas Pantai Tunisia
-
Usai Pecat Perdana Menteri, Presiden Kais Saied Berlakukan Jam Malam di Tunisia
-
Pecat PM dan Kuasai Gedung Parlemen, Presiden Tunisia Lakukan Kudeta?
-
Korupsi Parah, Pengangguran dan Wabah Corona, Pemerintah Tunisia Dibubarkan
-
Politik Tunisia Memanas, Presiden Pecat Perdana Menteri dan Bekukan Parlemen
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
Terkini
-
Gus Yahya Bantah Mundur dari PBNU, Sebut Syuriyah Tidak Punya Kewenangan
-
Negosiasi Panas Krisis Iklim Kandas Gegara Kebakaran di Dapur COP30, Apa Penyebabnya?
-
KPK Tancap Gas Sidik Korupsi Bansos, Meski Rudi Tanoe Terus Ajukan Praperadilan
-
Malam Penganugerahan Pegadaian Media Awards 2025 Sukses Digelar, Ini Daftar Para Jawaranya
-
Sekjen PBNU Minta Pengurus Tenang di Tengah Isu Pelengseran Gus Yahya dari Kursi Ketua Umum
-
Kader Muda PDIP Ditantang Teladani Pahlawan: Berjuang Tanpa Tanya Jabatan
-
Kementerian PU Tingkatkan Kapasitas Petugas Pelayanan Publik
-
Bukan Cuma Guru Ngaji, Ketua Kelompok Pengajian di Jember Kini Dapat Uang Insentif
-
Siswa Mengadu soal Perundungan di Sekolah, Wagub Rano Karno Janji Usut Tuntas
-
Mendagri Harap Karang Taruna Jadi Motor Penggerak Perubahan Desa