Suara.com - Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi digegerkan dengan tewasnya Pelaksana Tugas atau Plt Kepala BPBD daerah setempat bernama Syafri. Korban ditemukan dengan kondisi mengenaskan bersimbah darah di kamar mandi pada Kamis (29/7/2021) dini hari lalu.
Dilansir dari laman Metrojambi.com, tak butuh waktu lama, jajaran Resmob Polda Jambi bersama Tim Opsnal Polres Merangin menangkap pelaku pembunuhan tersebut di daerah Prabumulih, Provinsi Sumatera Selatan pada Jumat (30/7/2021) atau tak sampai 24 jam usai kejadian.
Pelaku pembunuhan kepala BPBD Merangin adalah Redian Tubagus Rangga, laki-laki 28 tahun, warga Sungai Kapas, Kecamatan Bangko, Kabupaten Merangin.
Dari rekaman video yang didapat Metrojambi.com, Redian mengaku membunuh Syafri sekira pukul 01.00 WIB pada Kamis (29/7/2021) dini hari. Saat kejadian, tersangka hanya berdua bersama korban di rumah.
Redian mengaku membunuh dengan cara memukuli kepala korban menggunakan linggis.
"Saya pukul dua kali di kepala. Setelah jatuh saya pukul lagi sekali. Lalu saya seret ke kamar mandi, kemudian saya tinggalkan," kata Redian.
Menurut Redian, meski sudah dipukul tiga kali, korban tidak langsung tewas. Hal ini ia ketahui karena sekitar pukul 03.00 WIB ia sempat mengecek kondisi korban.
"Sekitar jam tiga pak Syafri masih hidup. Masih (terdengar) ngorok," ungkap Redian.
Ia juga mengaku selama ini bekerja menjaga rumah korban, mulai dari korban berangkat kerja hingga pulang ke rumah.
Baca Juga: Ancaman Kebakarang Hutan Mengintai di Musim Kemarau, Tiga Hal Ini Jadi Kunci Pencegahan
"Kadang saya bawa anak dan istri untuk menemani saya (menjaga rumah korban)," ucapnya.
Kronologi Kejadian
Sebelumnya, Ditreskrimum Polda jambi Kombes Pol Kaswandi Irwan membeberkan kronologis atau awal mulanya kejadian.
Peristiwa pembunuhan itu terjadi Kamis (29/7/2021) sekitar pukul 01.00 WIB. Awalnya pelaku bersama korban mengobrol tentang pekerjaan di rumah majikannya itu.
Korban menanyakan pendapatan hasil getah karet di kebun miliknya. Dijawab oleh Redian tidak mendapatkan getah karena rumput semaknya tinggi.
Mendapat jawaban itu, korban lalu memarahi pelaku.
Berita Terkait
-
Ancaman Kebakarang Hutan Mengintai di Musim Kemarau, Tiga Hal Ini Jadi Kunci Pencegahan
-
Istri Presiden Haiti Ungkap Dirinya Bisa Selamat dari Tragedi Pembunuhan
-
Penjual HP Terkapar di Pinggir Jalan, Tubuh Penuh Luka Bacok Diduga Dibunuh
-
Kesal Istri Diganggu lewat Facebook, Suami Bunuh Pria Tetangga Desa di Riau
-
Ada Bekas Luka di Kepala, Perempuan Tewas Terkubur di Ngemplak Korban Pembunuhan
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional