Sementara perempuan di daerah perkotaan menentang perubahan konstitusional, beberapa wanita di pedesaan justru cuek terhadap prospek pengambilalihan Taliban.
Wanita-wanita ini tidak merasa terhubung dengan wanita elit perkotaan dan menganggap perdamaian sebagai prioritas utama, bahkan jika itu mengorbankan hak mereka.
Nasira Ghafoori, penjahit dari provinsi Ghazni mengatakan hak-hak wanita yang disebut oleh pemimpin Afghanistan hanya untuk menarik perhatian Barat agar mereka tetap berkuasa.
“Kami hanya tertarik pada perdamaian dan mengakhiri perang.”
Arab News melaporkan kebangkitan Taliban di tahun 1996 telah mengganggu perjalanan panjang menuju emansipasi wanita melalui pendidikan dan pemberdayaan.
Pada 1920-an, Ratu Soraya memainkan peran aktif dalam pembangunan politik dan sosial negara bersama suaminya, Raja Amanullah Khan.
Ia memperkenalkan pendidikan modern untuk perempuan, yang mencakup ilmu pengetahuan dan sejarah. Status wanita juga meningkat pesat di bawah rezim sosialis yang didukung Soviet pada akhir 1970-an dan 1980-an.
Asila Ahmadzai, jurnalis senior di kantor berita Afghanistan Farhat mengatakan wanita berpendidikan telah dari pedesaan pindah ke Kabul.
"Tidak ada aktivis wanita, anggota masyarakat sipil, jurnalis atau pedagang yang ingin tinggal di wilayah yang dikuasai Taliban. Mereka hanya mengizinkan wanita untuk pergi ke sekolah hingga usia tujuh tahun dan tidak melebihi usia itu."
Baca Juga: Tak Hanya Tarik Pasukan, AS Juga akan Evakuasi Ribuan Warga Afghanistan
"Jika Taliban mengambil kota, wanita berpendidikan kemudian akan meninggalkan negara itu untuk selamanya karena mereka tidak mampu hidup di bawah pembatasan kelompok."
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional