Suara.com - Dalam tempo kurang dari satu pekan, Taliban dilaporkan telah merebut lima dari 34 ibu kota provinsi di Afghanistan. Kini mereka berperang melawan pemerintah yang didukung Barat untuk menguasai kota-kota lain, termasuk Lashkar Gah di Helmand, dan Kandahar dan Farah di provinsi dengan nama yang sama.
Menyadur laman VOA Indonesia, Rabu (11/8/2021), kekerasan terhadap warga sipil Afghanistan oleh Taliban "bisa menjadi kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan" kata Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Michelle Bachelet Selasa. Ia mendesak kedua pihak kembali ke negosiasi perdamaian di Doha.
Berbicara untuk Bachelet, juru bicara Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) Ravina Shamdasani menegaskan, kekerasan Taliban menarget perempuan, pegiat HAM, dan wartawan.
“Kami mendokumentasikan 183 warga sipil, tetapi kami khawatir itu hanya puncak gunung es. Orang-orang hidup dalam ketakutan dan kecemasan. Wanita dibunuh dan ditembak karena melanggar aturan tentang pakaian dan ke mana mereka bisa pergi tanpa didampingi (muhrim) laki-laki," ujarnya.
OHCHR juga telah menerima laporan tentang "hukuman mati, serangan terhadap pejabat pemerintah dan mantan pejabat dan anggota keluarga mereka, pengrusakan rumah, sekolah dan klinik dan adanya sejumlah besar ranjau buatan yang ditanam di daerah yang sudah direbut Taliban dan di daerah yang diperebutkan."
Bahkan sebelum serangan Taliban terbaru itu terhadap pusat-pusat kota, PBB mendokumentasikan peningkatan jumlah korban sipil yang belum pernah terjadi.
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan bahwa stafnya telah merawat lebih dari 4.000 warga Afghanistan bulan ini di 15 fasilitas mereka di seluruh negara itu, termasuk di Helmand dan Kandahar. Afghanistan dan Amerika melancarkan serangan ke kedua provinsi itu dalam upaya mengendalikan serangan Taliban.
Ketua delegasi ICRC di Afghanistan, Eloi Fillion, mengatakan sementara pertempuran semakin intensif, semakin sulit bagi organisasi kesehatan untuk memberi layanan kepada orang yang membutuhkan.
“Yang penting juga mengingatkan semua pihak yang berperang di kota-kota itu saat ini agar organisasi-organisasi kemanusiaan boleh bertugas, bisa membawa bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan dan dapat memberi layanan kesehatan, dan lainnya," kata Fillion.
Baca Juga: Taliban Makin Menjadi, Kini Kuasai Daerah Paling 'Damai' di Afghanistan
Taliban mengklaim menyerang Mazar-e-Sharif, ibu kota provinsi Balkh, Senin pagi. Satu-satunya pertempuran dilaporkan terjadi sekitar 20 kilometer dari kota itu. Tetapi rumor itu menyebar dengan cepat.
Seorang penduduk Mazar-e-Sharif Mohammad Askar mengungkapkan, “Kami mendengar Taliban datang ke Mazar. Itu berdampak pada bisnis kami. Orang-orang melarikan diri. 50 persen toko tutup. Meskipun Taliban masih berada di pinggiran, orang-orang ketakutan.”
Lonjakan serangan Taliban dimulai pada April, ketika Amerika dan NATO mengumumkan bahwa mereka akan menarik keluar pasukan militer mereka. Tanggal akhir penarikan adalah 31 Agustus, tetapi Komando Pusat Amerika mengatakan penarikan itu sudah 95% tuntas. (Sumber: VOA Indonesia)
Berita Terkait
-
Taliban Makin Menjadi, Kini Kuasai Daerah Paling 'Damai' di Afghanistan
-
Targetkan Media, Taliban Bunuh Manajer Radio di Afghanistan dan Culik Wartawan
-
Jurnalis Radio Afghanistan Tewas Ditembak Kelompok Taliban
-
Taliban Dituduh Tembak Manajer Radio, Puluhan Jurnalis Tewas, Terluka dan Diculik
-
Berhasil Rebut Kota Zaranj, Taliban Konvoi Pakai Ranpur Humvee AS
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional
-
Nestapa Ratusan Eks Pekerja PT Primissima, Hak yang Tertahan dan Jerih Tak Terbalas
-
Ahli Bedah & Intervensi Jantung RS dr. Soebandi Jember Sukses Selamatkan Pasien Luka Tembus Aorta