Suara.com - Pandemi Covid-19 membuat hampir seluruh kegiatan, termasuk acara olahraga terkendala. Kegiatan di tingkat nasional, regional maupun internasional, kemungkinan bisa dibatalkan atau ditunda untuk sementara waktu.
Hal ini memunculkan tantangan baru bagi para atlet profesional dan seluruh tim pendukungnya. Mereka harus menjadwal ulang program latihan dan menjaga motivasi, agar performa dan kebugaran tubuh mereka terjaga, sekaligus tetap terlindung dari penyebaran virus Covid-19.
Di sisi lain, WHO merekomendasikan masyarakat untuk memelihara kesehatan tubuh dengan melakukan 150 menit beraktivitas sedang dan 75 menit untuk beraktivitas fisik setiap minggunya. Manfaat latihan berkala seperti ini juga terbukti membantu mengurangi rasa cemas, karena krisis dan ketakutan.
Olimpiade Tokyo 2020 telah usai digelar di tengah keterbatasan akibat pandemi. Indonesia berhasil membawa pulang 5 medali, diantaranya adalah perunggu yang diraih Windy Cantika Aisah dari cabor angkat besi. Semangat berolahraga dan berprestasi yang diusung perhelatan internasional ini diharapkan dapat menyuntikkan harapan dan optimisme bagi masyarakat, untuk tidak berhenti berkarya sambil tetap disiplin memelihara protokol kesehatan.
Dialog Produktif Rabu Utama di Media Center KPCPEN (11 Agustus 2021) membahas adaptasi-adaptasi baru yang dilakukan para atlet, agar tetap berprestasi selama pandemi, pengalaman unik di Olimpiade Tokyo 2020, serta dukungan pemerintah untuk pembinaan olahraga di Indonesia. Hal ini termasuk di dalamnya, cara para talenta muda dapat bergabung dalam tim olahraga nasional.
Dialog berlangsung virtual bersama Dr. H. Zainudin Amali, S.E., M.Si. - Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, Dirja Wihardja - Pelatih Angkat Besi Tim Indonesia dan Windy Cantika Aisah (Aisah) - atlet sekaligus peraih medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020.
Dirja dan Aisah, yang merupakan pelatih dan atlet mengakui, pandemi memunculkan tantangan tersendiri bagi geliat ranah olahraga. Kendati selama 2020 tidak ada turnamen yang dapat diikuti, latihan rutin dan pola hidup sehat tetap dipelihara oleh para atlet di pelatnas untuk menjaga stamina dan performa.
“Kami melakukan simulasi pertandingan 2 minggu sekali untuk menjaga atmosfer kompetisi. Sebagai persiapan Olimpiade Tokyo, tim juga mengikuti try out dua kali tahun ini ke Uzbekistan, sehingga setidaknya, atlet mengetahui situasi pertandingan saat pandemi,” jelas Dirja.
Menurut Aisah, Olimpiade Tokyo memang terasa berbeda, baik dari sisi protokol kesehatan ketat, tes PCR berulang, tekanan mental agar tidak tertular virus Covid-19, sampai suasana pertandingan tanpa penonton serta sekeliling arena yang digelapkan.
Terkait beragam adaptasi dan kejutan yang harus dihadapi para atlet di ajang Olimpiade Tokyo 2020, Menpora menanggapi, “Pemerintah sangat mengapresiasi bahwa di tengah tekanan dan kebiasaan baru tersebut, para atlet kita berhasil menorehkan prestasi. Banyak pelajaran yang bisa dipetik dari penyelenggaraan Olimpiade Tokyo ini dan menjadi catatan semua pihak.”
Baca Juga: Canggih! Sambut Maba, Fakultas Filsafat UGM Pakai Gim Perkenalkan Kampus di Tengah Pandemi
Olimpiade, menurut Menpora, adalah sasaran utama Grand Design Olahraga Nasional. Untuk mengoptimalkan kinerja para atlet, pemerintah akan mendirikan training camp sebagai fasilitas terpadu penggodokan atlet elit nasional, bertempat di Cibubur, Jakarta.
Fasilitas tersebut akan dilengkapi berbagai sistem, seperti sarana olahraga, unit relaksasi, sekolah, rumah sakit, ketersediaan ahli gizi, psikolog, dan sebagainya di satu tempat. Tujuannya agar atlet dan pelatih dapat fokus melakukan penggodokan mental, fisik, taktik maupun strategi.
Tidak hanya mendirikan fasilitas terpadu untuk mendukung para atlet, pemerintah juga memastikan para atlet terjamin masa depannya. Zainudin memaparkan, sudah banyak atlet Indonesia yang diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), terutama para peraih medali.
Masyarakat tidak perlu khawatir untuk berkarier sebagai atlet. Untuk menjaring talenta-talenta muda, pemerintah mendirikan sentra pembinaan olahraga di berbagai daerah.
“Kejuaraan di daerah adalah sumber atlet nasional. Dari sekitar 250 ribu atlet talenta daerah, kita saring bertahap, hingga akhirnya didapatkan 150 orang atlet elite nasional dari cabor unggulan, terutama untuk terjun di olimpiade,” tutur Menpora.
Baik Menpora maupun Dirja menegaskan, tidak pernah mencanangkan target tertentu kepada atlet, hanya menekankan untuk memberikan yang terbaik dan membanggakan negara. Indonesia direncanakan akan menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA U-20 pada 2023.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
- Buktinya Kuat, Pratama Arhan dan Azizah Salsha Rujuk?
Pilihan
-
Nadiem Makarim Jadi Menteri Ke-7 Era Jokowi yang Jadi Tersangka Korupsi, Siapa Aja Pendahulunya?
-
Jadwal dan Link Streaming Timnas Indonesia vs Taiwan Malam Ini di GBT
-
Pelatih Persija Kasihan dengan Gerald Vanenburg, Soroti Situasi Timnas Indonesia U-23
-
Harga Emas Antam Lebih Murah Hari Ini Jadi Rp 2.042.000 per Gram
-
Video Lawas Nadiem Makarim Viral Lagi, Ngaku Lahir di Keluarga Anti Korupsi!
Terkini
-
Dilema KPK: Sita Mercy Antik Habibie dari Ridwan Kamil, tapi Pembayarannya Ternyata Belum Lunas
-
Bantah Tegas Kabar Darurat Militer, TNI: Tidak Ada Niat, Rencana Memberlakukan
-
Didesak Bebaskan Seluruh Demonstran yang Ditahan, Polri Klaim Tidak Antikritik
-
Zetro Staf KBRI Diduga Tewas di Tangan Pembunuh Bayaran, Presiden Peru Surati Prabowo
-
Kapuspen TNI Jawab Tuntutan 17+8 'Kembali ke Barak': Kami Hormati Supremasi Sipil
-
Tunjangan Rumah Setop, DPR Pastikan Pensiun Tetap Ada: Ini Rincian Gaji Anggota Dewan
-
DPR Setop Kunjungan Kerja ke Luar Negeri, Dasco Janji Buka-bukaan
-
Pemprov DKI Genjot Pengerjaan SJUT, Jakarta Lebih Rapi dan Modern
-
Apa Itu Tobat Nasional? Seruan Kardinal Ignatius Suharyo
-
Nadiem Tersangka Kasus Pengadaan Chromebook, Pukat UGM Soroti Buruknya Tata Kelola Sektor Pendidikan