Suara.com - Sinetron Ikatan Cinta kembali mendapat kritikan setelah sebelumnya dikritik oleh Menko Polhukam Mahfud MD.
Kini, kritikan tersebut datang dari pakar pemerhati Multimedia-Telematika, Roy Suryo.
Roy Suryo mengkritik salah satu scene di sinetron tersebut yang menunjukan potret kemeriahan lomba 17-an pada 18 Agustus 2021.
Dalam episode Ikatan Cinta tersebut, tampak adegan yang menunjukkan keluarga Aldebaran sedang merayakan HUT RI.
Kritikan Roy Suryo ini ditulisnya dalam akun Twitter pribadinya, @KRMTRoySuryo2, Rabu 18 Agustus 2021.
"Maaf bukan ikut-ikutan Menko komentar Sinetron, hanya 'Ikatan Cinta' biasanya 'timeless," tulis Roy Suryo.
Roy Suryo dalam cuitannya menyebut, adegan tersebut mengabaikan protokol kesehatan (prokes) berupa menjaga jarak dan mengenakan masker. Padahal, saat ini Indonesia sedang melalui pandemi Covid-19.
"Tapi di 18/08/21 ada adegan '76th Ri' yang jelas-jelas Indonesia dalam Pandemi namun semua tidak ada yang ProKes, tanpa Jaga Jarak & Masker samasekali," katanya.
Menurut Roy Suryo, meski adegan tersebut hanya dalam sinetron, ia menilai kurang tepat dengan kondisi saat ini.
Baca Juga: 7 Lagu Pop Bertema Kemerdekaan Penuh Semangat, Gelorakan Patriotisme
"Ini memang Sinetron, hanya kurang tepat Scenenya," tegas Roy Suryo.
Dalam cuitan tersebut, Roy Suryo menyertakan beberapa foto yang menunjukkan adegan dalam sinetron Ikatan Cinta. Tampak beberapa pemain dengan pakaian merah putih merayakan kegiatan HUT RI.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengaku berkesempatan menyaksikan serial sinetron Ikatan Cinta selama PPKM Darurat di Jawa-Bali.
Lewat akun Twitter pribadinya, @Mahfudmd, ia menyinggung isi cerita dengan ketentuan hukum pidana di Indonesia. Ia mengkritik logika hukum yang dipakai penulis cerita dalam kasus pembunuhan karakter Roy.
"Pemahaman hukum penulis cerita kurang pas. Sarah yg mengaku dan minta dihukum krn membunuh Roy langsung ditahan. Padahal pengakuan dlm hukum pidana itu bkn bukti yg kuat," ujar Mahfud lewat akun Twitter, Kamis (15/7).
Tag
Berita Terkait
-
7 Lagu Pop Bertema Kemerdekaan Penuh Semangat, Gelorakan Patriotisme
-
Unggah Video Rayakan Hari Kemerdekaan, Olivia Jensen Justru Dituding Lakukan Pelecehan
-
Pria Tantang Warga Lomba Makan Kerupuk di Tepi Jalan, Total Hadiah Uang Tunai Disorot
-
Galang Dana untuk Pahlawan Covid-19 di Hari Kemerdekaan RI Ke-76
-
Sinopsis Ikatan Cinta 19 Agustus 2021: Andin Curigai Nino, Ricky Terus Pepet Elsa
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Jatinegara Berdarah: Pria Nekat Tebas Leher Kenalan Gara-Gara Sabu, Ini Motifnya!
-
Nasib Sahroni dan Nafa Urbach di Ujung Tanduk, Sidang Etik MKD Digelar Akhir Bulan Ini
-
Datamaya Consulting Optimalkan Strategi SEO dan SEM untuk Dongkrak Customer Bisnis di Google
-
Dana CSR BI-OJK Diduga Jadi Bancakan, Politisi NasDem Rajiv Ikut Terseret?
-
Kejagung Pastikan Silfester MatuniaTerpidana Kasus Fitnah Jusuf Kalla Jadi Target Operasi
-
Pasar Barito Digusur, Pedagang Dipindahkan ke Lenteng Agung: Begini Janji Manis Pemprov DKI
-
Sidang Praperadilan Delpedro Marhaen: Hakim Tunda Putusan Hingga Pukul 2 Siang
-
Heboh WN Israel Punya KTP Cianjur, Dedi Mulyadi Cecar Sang Bupati
-
Komjak Ultimatum Kajari Jaksel: Eksekusi Silfester Matutina Sekarang, Jangan Tunda Lagi!
-
IPB Bahas Masa Depan Kawasan Puncak: Antara Lestari dan Laju Ekonomi