Suara.com - Ketua Umum Partai Demorkat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengkritisi keserentakan jadwal Pemilu yang bersama-sama digelar dalam waktu bersamaan di tahun 2024, yakni Pilkada, Pileg, dan Pilpres.
Menurutnya keserentakan pemilihan umum akan berdampak kepada kualitas demokrasi.
"Bicara keserentakan Pemilu. Pemilu, Pilkada semua jadi satu, apakah itu efisien atau justru dihitung secara teliti lagi secara anggaran tidak lebih efisien tapi secara kualitas demokrasi habis-habisan sangat terdampak," kata AHY di Pidato Kebangsaan Memperingati 50 Tahun CSIS Indonesia, Senin (23/8/2021).
Dampak terhadap demokrasi itu terjadi karena yang dipikirkan bukan Pemilu legislatif.
Padahal menurut, AHY partai politik punya hak menampilkan visi misi dan juga kader-kader terbaik sebagai calon wakil rakyat dalam pemilihan legislatif.
"Kalau dilakukan secara bersamaan yang dipikirkan, diingat Pilpres-nya saja, dan itu sesuatu yang wajar. Bagi mereka yang tidak punya calon, tidak punya kandidat dalam kontestasi Pilpres itu tidak mendapatkan keuntungan elektoral atau coat tail effect yang selalu kita bicara selama ini," ujar AHY.
Sebelumnya dalam agenda Pidato Kebangsaan Memperingati 50 Tahun CSIS Indonesia, sulung Presiden Republik Indonesia keenam Susilo Bambang Yudhoyono itu juga mengkritisi persoalan tata kelola pemerintahan.
Dia mengatakan, segenting apapun keadaan, tata kelola pemerintahan yang akuntabel, serta mekanisme checks and balances, harus tetap dijalankan.
AHY berujar bahwa sikap dan posisi kritis seperti itu adalah sesuatu yang fundamental bagi Partai Demokrat. Alasannya lanjut dia sederhana dan hanya satu.
Baca Juga: AHY Sayangkan Posisi Kritis ke Pemerintah Dianggap Bentuk Perlawanan, Tak Merah Putih
"Yaitu Partai Demokrat ingin pemerintah sukses. Karena jika pemerintah sukses maka negara dan rakyat kita akan selamat," ujarnya.
Namun disayangkan AHY niat baik Partai Demokrat bersikap demikian sering disalahartikan. Di mana pandangan atau masukan kritis dianggap sebagai bentuk serangan atau gangguan untuk kepentingan politik tertentu.
"Lebih menyakitkan, jika setiap masukan dan pendangan yang berbeda, dianggap sebagai bentuk perlawanan dianggap tidak Merah Putih," ujar AHY.
Padahal Menurut AHY, mereka yang tidak 'Merah Putih' adalah mereka yang hanya bediam diri ketika tahu ada yang keliru.
"Atau mereka yang hanya berdiam diri menunggu pemimpinnya berbuat salah dan negaranya gagal," katanya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka