Suara.com - Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris menjanjikan aneka bantuan kesehatan dan membujuk pemerintah Vietnam melawan intimidasi Cina.
Namun Vietnam bersikeras tidak ingin merusak hubungan dengan Beijing.
Untuk kedua kalinya selama kunjungan di Asia Tenggara, Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris, melayangkan kecaman terhadap Cina.
Di ibu kota Vietnam, Hanoi, dia mewanti-wanti terhadap eskalasi tekanan oleh Beijing, terutama menyangkut Laut Cina Selatan.
"Kita harus mencari cara untuk menekan, meningkatkan tekanan, terhadap Beijing agar taat terhadap Konvensi Hukum Laut Internasional, dan untuk melawan perundingan serta klaim kemaritiman yang berlebihan,” katanya dalam pertemuan degan Presiden Vietnam, Nguyen Xuan Phuc.
Rabu (25/8/2021), media-media pemerintah di Cina menuduh Harris ingin mengadu domba Beijing dengan negara-negara Asia Tenggara.
Sebelum ke Vietnam, dia sebelumnya juga sudah berkata pedas terhadap Cina saat melawat ke Singapura "Bisa diduga, satu-satunya komitmen Amerika Serikat di Asia Tenggara adalah upayanya yang didedikasikan untuk memecah belah Cina dengan negara-negara di Asia Tenggara,” tulis harian pelat merah, China Daily, dalam editorialnya.
"Pada saat yang sama ketika dia menuduh Cina melakukan perundungan dan intimidasi, Harris menutup mata terhadap perilaku hipokrisinya sendiri, yakni mengintimidasi negara-negara regional untuk bergabung dengan AS melawan Cina.”
Di Hanoi, Harris bertemu dengan presiden dan petinggi politbiro Partai Komunis Vietnam. Dia menawarkan bantuan di sejumlah area-area kunci, antara lain pertahanan kemaritiman dan kerjasama militer.
Baca Juga: 5 Pantai Terindah yang Ada di Vietnam, Wajib Dikunjungi
Nantinya kapal-kapal perang AS diharapkan bakal bisa lebih sering berlabuh di Vietnam. AS juga menjanjikan bantuan kesehatan berupa satu juta dosis vaksin virus corona.
Sindrom Havana dan intervensi Cina
Kunjungan Harris di Hanoi sempat tertunda, setelah Kemenlu mendapat laporan kasus kemunculan sindrom Havana di kalangan korps diplomatiknya.
Sindrom ini pertama kali dideteksi di kalangan pegawai kedutaan besar AS di ibu kota Kuba, Havana, beberapa tahun silam.
Dinas Intelijen AS, CIA, melihat adanya "kemungkinan yang sangat besar,” bahwa wabah tersebut disengaja, dan bahwa Rusia bertanggungjawab. Moskow menepis tuduhan tersebut.
Selama keterlambatan di Hanoi, Perdana Menteri Vietnam, Pham Minh Chinh, melakukan pertemuan dadakan dengan duta besar Cina, Xiong Bo.
Berita Terkait
-
5 Pantai Terindah yang Ada di Vietnam, Wajib Dikunjungi
-
Ada Malaysia dan Vietnam, Produksi Mitsubishi Xpander Terbanyak Masih di Indonesia
-
China Balas Pidato Kamala Harris : Mencoreng, Menekan, Memaksa dan Menggertak Negara Lain
-
Keras! Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris Tuduh China Lakukan Intimidasi
-
Cina Tuntut Warganya di Afghanistan Untuk Berpakaian Muslim
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar