"Kemarin awalnya ada 6 orang ormas datang ke tokoku. FYI aku jarang standby di toko, karena memang masa pandemi dan aku tidak berani ramai-ramaian. Call by phone, mereka bilang yasudah kalau tidak boleh," bebernya.
Setelah ditolak, 6 orang itu pulang dan membawa lebih banyak anggota ormas. Saat itu, toko dijaga oleh sang ibu, sementara cewek ini ketiduran. Ormas itu membuat ibunya berkaca-kaca dan hampir menangis.
"2 jam kemudian mereka datang ramai ke rumahku. Kebetulan hanya mamahku yang di depan, karena aku ketiduran. Aku kaget pas bangun, mamaku bengong, matanya berkaca-kaca sambil cerita kalau didatengin orang-orang itu," ceritanya.
Cewek ini menceritakan awalnya ia berbicara baik-baik ke anggota ormas itu. Namun, ia menjadi emosi setelah mengetahui ormas itu mengusir seluruh pelanggannya.
"Lalu aku keluar rumah, ternyata mereka masih ada di depan rumah. Aku tanya mau nya apa, sudah ngobrol baik-baik lalu mereka menyingkir pindah ke warung depan toko," jelasnya.
"Setelah aku masuk rumah, aku baru tahu kalau dalam 2 jam itu mereka mengusir pelangganku. Aku balik ke toko dan marah-marah sama mereka. Kemudian mereka kurekam, langsung marah dan akhirnya pulang," lanjutnya.
Namun, ormas itu semakin bertindak di luar batas memanggil anggota lain. Total 40 orang anggota ormas mengepung tokonya, bahkan sampai hampir melakukan penganiayaan.
Cewek ini hanya melawan ormas hanya dengan sang adik. Ia menyebut tidak ada warga atau pejabat desa yang memberikan bantuan karena mereka semua takut.
"Gak lama, mereka balik bawa 20 orang. Mulai menutup akses masuk toko, sempat hampir mukul adekku. Aku hadapin mereka cuma sama adekku, aku cewek, adekku cowok usia 17 tahun," ungkapnya.
Baca Juga: CEK FAKTA: Foto Perempuan Afghanistan Berpakaian Modern di Tahun 1970, Benarkah?
"Tidak ada RT atau pejabat desa yang berusaha melerai karena takut. 1 jam kemudian, datang lagi total 40 orang. Mereka berkumpul dan menutup akses masuk toko ku. Setiap ada orang datang, langsung diusir," lanjutnya.
Karena lelah, cewek ini akhirnya menyerah. Ia mengalah memberikan halaman parkir yang merupakan tanahnya untuk ormas itu.
"Akhirnya aku mengalah memberikan halamanku sendiri (bukan bahu jalan) pada mereka. Padahal aku cuma toko kecil, selama PPKM omzet turun drastis," aku sang sender.
Semakin memilukan, ormas itu bahkan mengucapkan hal rasis terhadapnya. Cewek ini dituduh tidak mau membantu tetangga pribumi yang kesusahan.
"Sedihnya, mereka gitu karena rasis. Dari awal sudah ngatain, 'China lainnya aja gampang gak kaya mbak. Kami putra daerah, pribumi, pengangguran mau cari makan kok gak boleh'," bebernya.
Sang cewek juga membeberkan ormas itu sempat mengancam akan membakar dirinya. Namun, ia tidak bisa melaporkan hal itu ke kepolisian karena tidak terekam.
Tag
Berita Terkait
-
CEK FAKTA: Foto Perempuan Afghanistan Berpakaian Modern di Tahun 1970, Benarkah?
-
Dua Bocah Minta Nomor HP Cowok Ganteng, Auto Syok saat Tahu Sosok yang Menyuruh
-
Begitu Sah, Aksi Pengantin Pria Ini Bikin Istri Teriak Kesakitan di depan Penghulu
-
Viral Tukang Bakso Ditagih Pajak Rp 6 Juta Sebulan, Pemilik: Mending Saya Tutup
-
Pengantin Baru Check In di Hotel, Ekspresi Suami Disorot Gegara Sosok di Balik Pintu
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Mendagri Bersama Menteri PKP Resmikan Pembangunan Hunian Tetap Korban Bencana di Tapanuli Tengah
-
Percepat Pemulihan Pascabencana, Mendagri Instruksikan Pendataan Hunian Rusak di Tapanuli Utara
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh